Pages

Wednesday, 6 November 2013

Acer Slim Aspire E1 untuk Kerja Pantang Menyerah, Waktu Keluarga Makin Meriah


Ibu bareng kakak Aylaa dan adik Sandya yang keukeuh pengen pegang mouse (dok.pribadi)

"Buah jatuh tak akan jauh dari pohon." Sebuah peribahasa yang berarti sifat anak tidak jauh dari orangtuanya. Mungkin itu juga gambaran dari saya dan anak-anak. Pekerjaan saya yang tak jauh-jauh dari notebook atau netbook berujung pada anak-anak yang punya keingintahuan besar terhadapnya.
 
Tapi sebelumnya, saya mau semua menyapa emak-emak keren binti kece dari Kumpulan Emak Blogger. Salam salut untuk semua emak yang jadi peserta kompetisi, juga untuk yang jadi penyemangat dalam #30HariBlogChallenge.Ajang yang diadakan Kumpulan Emak Blogger dan Acer Indonesia yang baru saja mengeluarkan produk terbarunya Acer Aspire E1 Slim Series, yang didukung oleh  performa  Intel® prosesor didalamnya. Mulai dari Intel® Celeron® dan Core™ i3, dan 30% Lebih Tipis.

Nah, untuk tema minggu ketiga ini sepertinya buat saya dan keluarga banget. Jadi apa donk temanya? Ini nih mak:  "Slim Aspire E1 handal buat kerja, Asyik untuk bermain bersama keluarga"

Kembali ke bahasan awal, sejak bekerja secara freelance, saya memang lebih banyak melakukan aktivitas kerja di rumah, sehingga anak saya sangat terbiasa melihat saya menggunakan notebook atau netbook untuk bekerja. Selain itu, saya sesekali bekerja di sekolah saat menunggu anak saya ataupun ke tempat lain, misalnya ketika harus bertemu dengan klien atau rekan.

Kalau soal ketangguhan Acer yang menemani saya sepertinya sudah tidak diragukan lagi. Apalagi kalau menggunakan calon andalan saya Acer Aspire E1-432 pastilah kinerja saya makin oke. Oh ya, Kisah lengkapnya di artikel minggu kedua saya Acer Notebook Acer Slim Super Enteng, Mobilitas dan Online Emak Makin Mentereng

Nah, bagaimana dengan penggunaan notebook  Acer E1 Sllim series untuk keluarga, termasuk anak-anak? Tentunya bakalan makin seru. Selama ini anak-anak saya yaitu Aylaa (7tahun) dan Sandya (2 tahun) memang sudah sangat terbiasa dengan notebook ataupun netbook yang saya gunakan untuk bekerja sehari-hari.

Memang sih, saya sempat ragu, apakah anak-anak boleh diperkenalkan komputer sejak dini. Ada berbagai pendapat ahli yang setuju, juga ada yang bertolak belakang. Alasan-alasan yang mereka kemukakan pun masuk akal.

Salah seorang yang mendukung perluasan pemakaian komputer sampai ke kelompok usia bayi dan batita, antara lain ialah Douglas H. Clements, profesor matematika, anak usia dini, dan pendidikan komputer dari Department of Learning and Instruction, The State University of New York di Buffalo.

Menurut Clements, anak usia 1-2 tahun bisa duduk di pangkuan seseorang dan berinteraksi dengan orang itu dan dengan apa yang ada di layar monitor. Ia memandang, jika si anak menikmati pengalaman tersebut dengan duduk di pangkuan seseorang sambil menggunakan komputer dan terlihat mampu berinteraksi dan terlibat, maka manfaatnya akan sama seperti ketika sedang membaca buku atau bermain balok bersama.


Kakak Aylaa kalo udah di depan notebook, bisa lebih serius dari ibu (dok.pribadi)
Sebaliknya, David Elkind Ph.D, professor of child development at Tufts University, Massachussets, mengungkap kehawatirannya bahwa anak-anak mengalami pemaparan visual berlebih dibandingkan stimulasi peraba ataupun suara. "Anak-anak kehilangan pengalaman belajar dasar secara keseluruhan jika mereka sangat terpaku pada dunia maya," ujar Elkind sebagaimana dikutip dari cbsnews.com
                                
Komputer juga dianggap juga tidak sesuai dengan gaya belajar anak di bawah usia tiga tahun, dan bukan pilihan yang baik untuk perkembangan keterampilan anak usia di bawah tiga tahun. Hal ini dikemukakan oleh Susan Haugland, profesor pendidikan anak usia dini pada Metropolitan State College di Denver dan Presiden K.I.D.S & Computers, lembaga yang memberi pelatihan untuk guru komputer.

Sejak usia tiga tahun, Aylaa sudah mampu mengendalikan mouse pada laptop untuk game sederhana. Sementara, Sandya sudah bisa melakukannya sekarang pada usia dua tahun. Dengan berbagai pertimbangan, saya memilih untuk memperkenalkan mereka komputer sejak awal dengan pengawasan. Menurut saya, lebih banyak hal positif yang dapat diambil.

Saat ini, Aylaa diperbolehkan memainkan beberapa permainan yang sudah di install di notebook ataupun secara online, beberapa jam pada hari Sabtu-Minggu, dengan saya atau Ayahnya tetap mendampingi. Sementara Sandya masih terbatas pada menonton video lagu anak-anak ataupun kartun selama beberapa menit. Kemudian, suami saya lebih sering memanfaatkan notebook untuk bermain game ataupun menonton film secara streaming.Bisa dibilang notebook ataupun netbook sudah menjadi bagian dari hiburan keluarga kami bersama.

Tentunya kehadiran Acer Aspire E1-432 yang dapat membuat “tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya” akan disambut hangat didalam keluarga kami, baik untuk saya kerja dan ngeblog, juga anak-anak sebagai sarana belajar dan hiburan.
Acer Aspire E1-432 kehadirannya sudah dinanti keluarga kami nih ^_^ (acerid.com)
Saya teringat kalimat dari Kahlil Gibran dalam tulisannya "Anakmu bukanlah Milikmu" :

Anakmu bukanlah milikmu,

mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.


Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,

mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu. 

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.


Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,

sekalipun dalam mimpimu.
.....


Tulisan itu seakan mengingatkan saya bahwa anak-anak tidak boleh dikekang dari perkembangan teknologi karena mereka akan hidup di zaman yang berbeda dengan kita saat ini. Kemajuan teknologi kini sudah tak terbatas pada hitungan tahun ataupun bulan, perkembangannya bisa dibilang terjadi dalam hitungan hari atau menit, bahkan detik. Memperkenalkan anak-anak dengan teknologi, menurut saya, adalah hak mereka sebagai generasi mendatang.
Ayah dan Sandya, kompak berdua nonton video tentang mobil dan pesawat (dok.pribadi)
Bagaimana dengan stimulasi fisik yang dikhawatirkan berkurang lantaran bermain di depan komputer ataupun alat teknologi lain? Saya sih tidak terlalu khawatir. Anak-anak saya masih senang bermain sepeda di lapangan, ataupun sekedar berlari-lari main kejar-kejaran. Atau, Sandya yang menghabiskan waktu bermain dengan mobil-mobilan kesayangannya, dan Aylaa yang main masak-masakan dengan dedaunan bersama sepupunya di kebun samping rumah Mbah kakungnya. Alhamdulillah, anak-anak meski suka dengan berbagai hiburan yang ditawarkan teknologi, namun tidak terlalu berlebihan.

Saya pribadi memiliki cita-cita agar anak-anak dapat menimba ilmu ataupun karir di bidang web, seperti web developer/programmer ataupun web designer. Dunia yang menjanjikan kreativitas dan kedinamisan yang tanpa batas. Tentu saja, saya sih gak akan maksa karena anak-anak memiliki minatnya masing-masing. 

Ingat mak, mangga mentah jangan dikunyah. Apalagi kalau bergetah. Menang kalah sudah lumrah, jangan menyerah terus melangkah. Yuk ah berdoa tak kenal lelah, insya Allah dapat notebook berkah! Aamiin.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”

16 comments:

  1. Jreeeenggg.... keren banget mak! Terutama yang pantun terakhir ituh. Cetharrr! ...............mangga mentah jangan dikunyah. Apalagi kalau bergetah. Menang kalah sudah lumrah, jangan menyerah terus melangkah. Yuk ah berdoa tak kenal lelah, insya Allah dapat notebook berkah!................

    Good luck, mak! Good luck!

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin. makasih mak. Hehe jangan bosen mampir2 sini ya ^_^

      Delete
  2. eh si kecil juga udah melek IT, mantap nih kalo sdh punya si Slim :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin. Hihihi si Slim itu udah dinantikan di rumah saya mak. Makasih udah mampir ya ^_^

      Delete
  3. Anak sekarang gadget native generation, sejak bayi sdh pegang gadget. Memang itulah dunianya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, kasihan juga kalo akses anak ke gadget ditutup sama sekali. Saya sih pilih yang buka akses dgn pengawasan. Makasih udah mampir ya mak ^_^

      Delete
  4. kunjunganku mak, waw...komplit sekali ya mak...aamiin untuk semua doa dan harapannya..sukses mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Senangnya di-aminin. Sukses juga ya mak. Makasih ^_^.

      Delete
  5. itu si kaka serius banget sih mbk heheh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. seriusnya kadang ngalah2in ibunya, kalo mau main jg bilangnya, mau kerja seperti itu. Hehehe makasih udah mampir ya ^_^

      Delete
  6. Insyallah dapat notebook berkah.. aamiin.. bener kata momnya Sidqi, pantunnya keren. Menang atau kalah, nggak masalah, yang penting terus berkarya ;)

    ReplyDelete
  7. aamin. siap terus berkarya mak Noe! Hehe makasih yaa ^_^

    ReplyDelete
  8. aih iyaa...closingnya kereen...sukses ya mak...salam kenal...:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aiih jd pengen tersipu2. makasih ya mak. Salam kenal juga ^_^

      Delete
  9. Jury visit. Terima kasih sudah berpartisipasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 mak, senang bisa berpartisipasi dalam kompetisi kerennya KEB ^_^

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...