Pages

Tuesday 10 July 2012

Target Tahunan, Nyata atau Mitos ^.^

Assalamualaikum. Selamat sore. Hehe hari ini baru bisa meluangkan waktu untuk menulis saat anak2 tidur. Oh ya, gak terasa udah bulan Juli 2012 dan hampir memasuki pertengahan bulan. Ayo saya mau tanya,, siapa yang punya rencana tahun 2012 ini? Siapa yang rencana alias targetnya sudah tercapai? Yang sudah, selamat yaa. Yang belum, banyak2 sabarrrr hehehe :)

Tapi, yuk kita lihat seberapa efektif sih rencana tahunan ini. Konon, seperti yang saya pernah tulis sebelumnya, membuat rencana per tahun ini dapat mengarahkan langkah kita, tapi disarankan memang lebih dibuat spesifik. Misal, pengen beli mobil tahun 2012 ini. Lebih baik, sebutkan merk mobilnya bahkan detil dan ada jg yang bilang, gunting foto mobil itu. Misalnya, saya mau beli BMW X5. Gunting deh fotonya trus taruh di buku harian atau buku lain ditempat kita nulis target itu.

Ah masa sih hal itu bisa ngebantu mewujudkan target? Mungkin bisa, karena bawah sadar kita jadi terarah. Tapi, bukan berarti kita ongkang2 kaki setelah bikin target. Ya tetep kudu usaha, mencari cara dan uang untuk membelinya.

Begitu juga misalnya yang ingin target menikah. Hehehe bukan berarti terus cetak undangan dan pesen tempat tanpa pasangan loh, tp istilahnya, pantaskan dulu diri untuk mendapatkan jodoh yang diinginkan. Jangan lupa, realistis yaaaa. Jodoh itu gak perlu seganteng atau sekaya David Beckham, apalagi jika kamu bukan Victoria (idiiih apa sih). Maksudnya, mimpi boleh tinggi, tapi juga harus lihat kenyataan.

Untuk saya, dulu waktu milih siapa yang akan menikahi (hhehehe kesannya banyak banget ya, pdhl gak sama sekali tuuh ^^), saya pilih orang yang paling membuat saya nyaman dan bisa menjadi diri sendiri. makin saya sadari bahwa hal itu adalah pilihan tepat, karena saat sepasang manusia menikah, yang dihadapi tidak lagi manis saja, tapi juga pahit dan bisa sangat pahit. dan sepertinya ini sudah keluar dari tema awal tulisan, hehehehe :)

Anyway, akhir tahun 2011 lalu saya tidak sempat menuliskan target saya untuk tahun 2012. Sebab, tepat pada saat tahun baru 1 januari 2012 dan bersamaan dengan ultah sang suami tercinta, kami sedang duduk di teras RS Harapan Kita bersama orangtua2 yg lain, sementara Sandya masih terbaring di ruang ICU. Harapan serta doa kami saat itu hanya untuk pulih dan sembuhnya anak2 kami. Alhamdulillah, kini kondisi Sandya sangat bagus.

Jadi boleh donk saya mulai menulis target 2012 di pertengahan tahun ini. Ya menjadi ibu rumahan ternyata seringkali membuat saya seakan kehilangan identitas diri, termasuk meluangkan waktu ataupun mengingat apa sih keinginan dan obsesi saya yang belum tercapai.

Sekalian ingin membuat target untuk tahun 2013 atau seterusnya, sah2 aja kok menurut saya. Bahkan, saya dulu punya rencana 5 tahunan ataupun lebih. Terkabul atau tidak, bergantung pada diri kita masing2 dan pastinya, ridho dan berkah dari Allah SWT.

Makasih sudah mampir, kalau boleh tahu, apa sih rencana temen2 tahun ini yang sudah terkabul? Jangan lupa bersyukur yaa.

Friday 6 July 2012

Free Flow Writing :)

Assalamualaikum. Selamat siang. Senangnya bisa kembali menulis. Untuk saya, menulis adalah ruang paling menyenangkan untuk berbagi kepada orang lain. Kesan yang dirasakan berbeda ketika saya berbagi melalui percakapan.

Trus apalagi nih Free flow writing? Hehehe ini adalah istilah saya yang ingin menulis dengan bebas dan mengalir (free flow). Saya sendiri adalah mantan pekerja media yang terbiasa memiliki pakem2 tertentu dalam menulis. Nyatanya, tidak semua dunia penulisan membutuhkan hal semacam itu. Misalnya, saat membuat buku. Apalagi untuk buku yang nge-pop. Bahasa yang akrab digunakan sehari-hari, sangat pas digunakan untuk penulisan tersebut.

Intinya, terbiasa menulis dengan pakem2 formal membuat saya "terbelenggu" dan berpikir terlalu rumit saat menulis. Saya pernah membuat blog mengenai kesehatan sebelumnya, tapi ternyata tidak dapat saya teruskan karena penulisannya membutuhkan riset dan editing bahasa yang lumayan memakan waktu.

Intinya, saya ingin menyebarkan ke masyarakat luas (cieeee gayanya) bahwa menulis itu mudah. Bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan gaya bahasa masing-masing. Tidak ada kata benar atau salah untuk gaya bahasa setiap orang. Bisa saja dari sisi bahasa, sebuah buku populer sangatlah tidak memenuhi syarat, tapi bagaimana bisa dipersalahkan jika buku itu ternyata laku dan mendapat tempat di hati pembacanya.

Yang penting untuk saya adalah menulis harus dimulai dari hati. Kalimat yang paling tepat untuk mengutarakan maksud saya adalah kalimat bijak yang saya lupa siapa penulisnya yaitu "What comes from the heart, touches the heart".

Menulis adalah proses rumit yang dapat menyederhanakan (ahaaa keren juga kan). Dimulai dari niat menulis dalam hati, kemudian otak menentukan tema, memilah pemilihan kata, merangkai menjadi kalimat sehingga menjadi tulisan yang dapat menyederhanakan pemikiran sang penulisnya.

Jadiiii, jangan takut menulis. Untuk istilah saya, free flow writing, bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja sesuai dengan hati dan pikiran dari setiap orang. Selamat menulis ^.^

Thursday 5 July 2012

Bimbang alias Galau? Mulailah Menulis

Selamat siang. Assalamualaikum. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul di pikiran dan juga hati para ibu2 rumah yang sebelumnya ngantor (sok tau deh), hehe minimal diri saya sendiri, adalah apakah saya akan kembali bekerja di kantor atau tidak. Saya sendiri sempat berjanji untuk menahan diri dari kerja kantor sampai usia Sandya satu tahun.

Tapiii, akhir-akhir ini berbagai hal muncul dan membuat saya galau alias bimbang. Bukan berarti sudah ada pekerjaannya sih, hihihi yang penting kan niatnya dulu. Biasanya, untuk saya, kalau niat belum kuat, sulit terlaksana, seperti membuat blog ini deh ^.^

Anyway, salah satu yang dulu sering saya lakukan saat bimbang adalah menuliskan keuntungan (pro) dan kerugian (kontra) dari satu langkah yang saya akan ambil. Sederhana kok, misalnya kalau saya memutuskan kembali bekerja, maka pendapatan akan tetap setiap bulan. Kontranya, waktu di rumah dan anak2 jadi sangaaat berkurang. Dan lain sebagainya, yang mungkin tidak bisa dituliskan disini satu per satu.

Kenapa menuliskan segala sesuatu membuat perbedaan? Saya pernah mengikuti tweet dari pendiri Pecel Lele Lela yaitu Rangga Umara. Dia sering membahas mengenai kekuatan menulis rencana secara detail setiap hari. Sepertinya sih kisahnya sudah dibukukan atau follow twitternya.

Saya sendiri tidak terlalu menelan bulat2 apapun yang saya baca dan dengar. Tapi, saya memang sudah sering membuktikan sendiri. Saya adalah jenis penulis diary. Jadi saya memiliki rencana tahunan yang saya tuliskan di diary. Alhamdulillah sebagian besar menjadi kenyataan. Masih menurut Rangga Umara, hal itu lantaran otak kita menjadi terarah dengan apa yang sudah kita tulis.

Jadi, tunggu apa lagi, bimbang atau punya rencana? Ambil pulpen dan mulai menulis yuk ^.^

Tuesday 3 July 2012

Perlu antibiotik atau nggak sih?

Assalamualaikum. Selamat pagiii! Hehe setidaknya masih pagi untuk saya menulis, menyisipkan sedikit waktu sendiri. Selama dua hari kemarin, kakak Aylaa sakit panas, jadi benar2 tidak ada waktu untuk menulis blog. Janji saya untuk menulis satu hari satu tulisan sepertinya memang sulit ditepati. Maafkaaan ^.^

Oh ya, sedikit mengenai antibiotik saat anak sakit, pernah saya baca. Jadi kalau ke dokter langganan, biasanya saya minta obat tanpa antibiotik untuk anak. Intinya, obat antibiotik bisa menimbulkan gangguan ginjal karena terlalu berat bekerja dan tidak juga selalu efektif mengobati, serta dosis harus dinaikkan seiring dengan bertambahnya umur dan lain sebagainya yang tidak bagus. Dan sependek pengetahuan saya, dokter2 di Indonesia memang biasa menggunakan antibiotik dengan mudah.


Tapi, akhirnya kemarin saya harus menyerah. Lantaran Aylaa panasnya sudah lebih dari 39 sderajat celcius selama dua hari. Pada senin tengah malam jam 3 pagi tepatnya, saat orang2 menonton final Piala Eropa, saya dan suami tergopoh2 membawa Aylaa ke RS. Pasalnya, ia menggigil dan panasnya sudah hampir 39 derajat
Celcius.

Sampai di ruang IGD, Aylaa di periksa dokter dan diberi obat penurun panas sekaligus anti-kejang dari (maaf) pantat. Panasnya lumayan turun. Dokter lalu memberi obat. Tapiiii, selama seharian, panasnya tidak turun berarti. Bahkan senin sore naik lagi bahkan lebih dari 39. Deg2an lah ibu yg panikan ini, dan
sibuk menelpon Ayah yang di kantor.

Akhirnya sore2 langsung ke dokter anak, dan diberikan (hiks) obat antibiotik tingkat tinggi sepertinya. Karena setelah minum obat, panasnya langsung turun. Radang tenggorokan memang seringkali dialami Aylaa. Bahkan dokter bilang, amandelnya mungkin harus dioperasi. Nanti dulu ya, dok. Ibunya harus siap2in
mental dulu kalo yang ini sih.

Jadi, antibiotik perlu atau tidak, memang harus lihat2 kondisi anak. Kalau memang demam masih bisa dikontrol dengan obat penurun panas dari jenis parasetamol dan obat flu, memang asupan antibiotik masih bisa ditahan. Tapi, kalau demamnya tinggi dan dikhawatirkan anak pernah ada riwayat kejang, ya nurut kata dokter aja deh. Hehe maklum saya juga bukan dokter dan tidak ada latar belakang medis. Modalnya, cuma mantan wartawan yang sering nulis kesehatan dan browsing2 artikel kesehatan.

Tapi yang tak kalah penting untuk saya adalah mendengarkan kata hati. Jangan remehkan, perasaan seorang ibu saat anak sakit ataupun menghadapi kondisi apapun. Itu merupakan parameter yang tidak kalah akurat dan merupakan berkah dari Allah SWT.

 Selamat melanjutkan aktivitas, terimakasih sudah mampir ^.^
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...