Pages

Wednesday 29 October 2014

Silaturahmi Jempol

http://www.fastcodesign.com/
Assalamu'alaikum, selamat pagi teman-teman :) Selamat beraktivitas yaa, semoga lancar.

Social media yang diterjemahkan menjadi  media sosial kini seakan jadi hal yang sulit terpisahkan dari orang-orang di zaman digital ini.

Saya termasuk salah satu diantaranya. Terus terang saja, saya sangat menikmati berinteraksi melalui media sosial untuk pribadi atau pekerjaan. Looh kok bisa?

Kalau untuk pribadi, mungkin tidak aneh lagi. Tapi untuk pekerjaan bagaimana bisa? Bukan saya tidak ngomong soal pekerjaan seperti buzzer melalui posting berbayar atau lainnya. Namun, berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai jurnalis.

Media sosial perlu saya akui sangat membantu saya dalam mencari narasumber. Selain google, Facebook dan Twitter kerap menjadi andalan saya dalam memburu narasumber. Tapi, bukan itu juga fokus saya hari ini.

Saya ingin berbagi mengenai sebuah perkataan dari rekan saya yang saya kenal sekitar 10-11 tahun silam, dan baru bertemu di lokasi liputan beberapa bulan lalu. Saya pun langsung mencarinya di media sosial dan ketemu!

Teman saya ini, sebut saja Mas Bro sejak awal pertemanan sangat rajin memberikan jempol "like" hampir di setiap postingan saya. Sempat saya bingung, apakah dia benar-benar menyukai postingan saya tersebut atau bagaimana?

Tadi pagi, Mas Bro sempat memberi jempol lagi pada sesuatu yang saya share. Padahal, Mas Bro ini istrinya baru melahirkan, sehingga pasti sibuk lah dengan bayinya.

Karena penasaran, saya pun balas menyapanya.

Saya       : Hehe mas Bro masih rajin aja ngasi jempol, kirain udah sibuk ganti pampers 

Mas Bro : Ngasih jempol itu ibarat silaturahmi atau say hello. Ha ha ha...

Ririn        : Hihihii sippp mas 

Mas Bro : Aku gak bisa ngasih apa-apa. Hanya jempol yang bisa aku berikan, meski mereka juga gak nge-like statusku. Hi hi hi...

Aaah percakapan ini kok jadi menyadarkan saya ya. Terkadang saya juga malas komentar, bahkan sekedar memberi jempol pada posting atau update status teman. Padahal, kalau dipikir2 apa sih susahnya ya. Kan dengan begitu kita ikut menyenangkan orang lain, bahkan update status atau apapun yang di share itu dibaca, syukur2 membawa bisa membawa manfaat.

Terimakasih Mas Bro, tetap semangat ngasih jempol yaaa ^_^




Monday 27 October 2014

Blog sebagai Saluran Ekspresi, Silaturahmi dan Jalin Koneksi

Selamat Hari Blogger Nasional, teman-teman :)

Saat mulai ngeblog, saya banyak beraktivitas di rumah. Beberapa hal kadang menyesakkan dada dan memenuhi kepala seakan tak memiliki saluran.

Saya buat blog tengah malam. Legaaaaaa...rasanya semua yang mengganjal di hati dan pikiran ini menemukan jalan keluar.

Kemudian menemukan Kumpulan Emak Blogger yang terasa searah dan seirama dengan saya. 

Tak lama, saya membaca di KEB mengenai lomba penulisan dari ASEAN Blogger. Ngeblog tematik selama 10 hari berturut-turut.  Beberapa hari terakhir, saya ngeblog dari kamar rumah sakit, lantaran anak sulung saya dirawat :(

Kabar gembiranya saya juara ke-2 dari lomba! Kaget tak terhingga. Itu melecut saya  bersemangat ngeblog.

Kopdar ke Google Indonesia sebagai 50 Finalis Srikandi Blogger 2014 dari KEB juga hal tak terlupakan. Melihat dan berbincang dengan kru Google Indonesia, terutama kopdar perdana!

Sungguh luar biasa bersama para emak Blogger, terutama saat pose foto loncat dipenuhi canda tawa dan tatapan bingung orang sekitar ^_^


Kopdar perdana di markas Google penuh acara foto yang rruarrr biaasssaaa (dok.pribadi)

Saturday 25 October 2014

Lima Ribu Rupiah Penentu Kejujuran

Uang kembalian Rp 6 ribu (dok.pribadi)
Selamat sore, semoga akhir pekan teman-teman bersama keluarga menyenangkan yaa ^_^

Sore tadi saya mendapat pengalaman sekaligus pembelajaran tentang kejujuran yang kejadiannya tak lebih dari 2 menit.

Ceritanya, saat saya sekeluarga pulang dari pusat perbelanjaan dan kemudian harus mengisi bensin kendaraan. Selesai mengisi bensin, saya memutuskan untuk membeli minum di sebuah warung rokok yang menjual minuman dalam kemasan untuk anak saya yang dari tadi mengeluh minta minum.

Saya yang malas mengeluarkan dompet, kemudian meminta pada suami. Lalu suami saya memberikan lembaran uang Rp 10 ribu. Saya pun langsung ke warung tersebut.

Setelah tangan saya sudah menerima botol minuman yang disebutkan seharga Rp 3 ribu, mata saya melihat tempat permen. 

"Berapa permennya bang?" tanya saya.

"Tiga jadi Rp 500 bu," jawabnya. 

Saya mengangguk.

"Semua bu?" tanyanya.

"Nggak bang, Rp 1.000 aja," jawab saya sambil mengambil 6 bungkus permen.

Saat itu saya belum menaruh curiga, tapi sempat terlintas, kenapa dia bilang semua. Kalau begitu, saya harus membeli permen sebesar Rp 7.000 donk, kan banyak sekali.

Setelah itu, dia memberikan kembalian Rp 1.000 kepada saya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang uang Rp 5.000

Saya yang yakin uang saya Rp 10 ribu jadi bingung. Harusnya kan dia memberikan uang Rp 1.000 dan Rp 5.000 tersebut.

"Loh uang saya kan tadi Rp 10 ribu bang,?" tanya saya heran.

"Masa sih Bu, ini uangya Rp 5 ribu ditangan saya," ujarnya.

"Saya tadi ngasih Rp 10 ribu kok," jawab saya dengan nada yakin.

"Masa sih bu?" katanya sambil pura-pura menengok kotak uangnya.

Sumpah, saat itu saya mulai kesal lihat kelakuan abang penjual yang mencoba menipu saya itu. Akhirnya, saya tanya suami saya.

"Benar kan, tadi Ayah ngasih uang Rp 10 ribu?" tanya saya.

"Iya, uang Rp 10 ribu," jawab suami saya mantap.

Abang penjual itu pun akhirnya mengalah dan memberi saya kembalian Rp 6 ribu rupiah, mungkin karena suami saya juga sudah ikut menjawab.

Semoga saja hal itu pertama kali dilakukan abang penjual tersebut. Tapi, saya lihat dia sudah dengan sigap mengganti uang yang ada ditangan, seakan-akan itu adalah uang yang diterima dari pembeli.

Mungkin uang sebesar Rp 5 ribu bukan jumlah yang besar, tapi untuk saya nilai kejujuran jauuuuuh lebih penting.

Saya rela memberi lebih besar dari Rp 5 ribu jika memang penerimanya membutuhkan dan meminta dengan cara yang benar. Bukan dengan penjual yang mencoba menipu macam tadi!!

Sungguh saya sangat kecewa dengan penjual seperti itu. Bagaimana jika nominal yang ditipunya jauh lebih besar dari orang yang benar-benar sedang kesulitan uang dan tengah kebingungan. Sebab, ia memanfaatkan orang yang tampak kebingungan. Kalau saya, saat itu memang tampak sedang terburu-buru.

Tak heran jika kemudian ada pepatah yang menyebutkan "kejujuran sebagai mata uang yang berlaku dimanapun". Betapa Nabi Muhammad SAW kemudian dijuluki sebagai Al-Amin karena dikenal sebagai laki-laki yang penuh amanat dan kejujuran.

Saya yakin kejujuran hingga saat ini masih menjadi hal yang sangat berharga, sejak dulu dan hingga nanti.

Semoga abang penjual yang saya temui tadi memperoleh senantiasa memperoleh petunjuk, berkah dan ridho Allah SWT. Amin ya robbal alamin.









Mengapa (Tak) Perlu Mendebat Bayaran Blogger?

(Seperti) serius di depan laptop :D (dok.pribadi)
Selamat berhari Sabtu, teman-teman semuaaa!! Semoga semua dalam keadaan sehat dan bahagiaa :)

Beberapa hari kemarin seorang rekan blogger menulis mengenai bayaran untuk blogger. Ada tawaran yang dinilai tidak sesuai senilai Rp 20 ribu, namun masih ada blogger yang menerima. Berbagai alasan, perdebatan segera menyeruak di dunia maya. Ada pro-kontra dan sebagainya.

Saya pribadi baru mengenal blog sekitar tahun 2009, aktif ngeblog sekitar tahun 2012. Itu pun tidak terlalu aktif juga sih hehehe.

Saya juga belum pernah tuh menerima review berbayar, dari yang katanya puluhan ribu sampai yang jutaan begitu *ngileeerrrr*

Jadi, saya tidak merasa berkompeten untuk ikut dalam diskusi tersebut.

Yang kemudian saya ingin komentari, saya pernah tuh menerima pekerjaan editor freelance dengan pengalaman kerja sekitar 8 tahun sebagai reporter dan editor, menerima tugas untuk mengedit dan meng-upload artikel sekaligus foto (yang sebagian besar perlu saya edit) dengan harga masih dibawah yang diungkapkan rekan blogger tadi, bahkan hingga setengah harga tersebut. Memang totalnya menjadi lumayan, karena saya mengedit dan meng-upload dalam jumlah ratusan.

Sekilas pekerjaan yang saya kerjakan tersebut memang tidak terlalu sulit. Tapi, sungguh membutuhkan banyak waktu, konsentrasi dan koneksi internet yang lumayan panjang. Sehingga saya merasa bayaran tersebut tidak sesuai dan saya keberatan jika tetap dibayar sekian.

Hingga saya kemudian meminta peningkatan,yang kemudian tidak disetujui oleh klien. Akhirnya, pekerjaan saya tidak diperpanjang dan saya sama sekali tidak keberatan. Mungkin mereka dapat menemukan orang lain yang dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan menerima tawaran pembayaran tersebut.

Saya juga punya pengalaman menerjemahkan beberapa buku. antara lain, buku kesehatan yang penuh dengan istilah kedokteran dalam bahasa inggris ke bahasa Indonesia, dengan satu halaman lebih dari 200 kata, per halaman dihargai belasan ribu rupiah. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah *salam hormat untuk rekan penerjemah*

Intinya, adalah semua berdasarkan seberapa besar effort atau upaya yang kita perlu kontribusikan dalam pekerjaan tersebut.

Nah, apa hubungan dengan judul diatas ya?

Hehehe beda dengan pekerjaan yang saya lakukan sebagai freelance editor atau penerjemah dan penulis lepas, ngeblog seakan menjadi identitas pribadi saya. Saat saya tidak bekerja di kantor, ngeblog menjadi sasaran saya menumpahkan segala emosi dan perasaan pribadi.

Saat saya kembali bekerja, ngeblog masih menjadi tempat saya curhat, menulis hal-hal yang saya tidak bisa tulis dalam media saya bekerja, menjadi penghangat hati dengan berbagai komentar dari sesama blogger atau siapa pun yang mampir dan membaca blog saya.

Tulisan saya di blog lebih bebas, gaya bahasa berbeda dengan tulisan-tulisan di media saya bekerja. Disini saya menjadi diri sendiri. Itulah ngeblog untuk saya.

Beberapa kali saya datang ke undangan sebagai blogger untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan blogger. Jika ada acara ataupun sponsor yang perlu ditulis setelah acara, saya tak keberatan.

Saya tidak pernah menutup kemungkinan jika ada pihak yang bersedia bekerjasama dengan saya, dengan catatan sesuai dengan kesepakatan dari dua belah pihak.

Namun, soal pembayaran memang menjadi hal yang personal dari masing-masing orang, termasuk blogger.

Mungkin ada yang menganggapi hal itu tidak sesuai dengan perlu kesepakatan dari para blogger agar tidak dinilai murahan, tapi mungkin di sisi lain ada yang menganggap hal itu sebagai bahan pembelajaran sekaligus batu loncatan sekaligus memperluas jaringan. Apalagi jika dilakukan beberapa review sekaligus sehingga nominalnya tampak lumayan.

Semua sah-sah saja menurut saya. Semua tergantung masing-masing pribadi. Apalagi tiap blogger atau penulis memiliki masing-masing niat dan motivasi terhadap tulisan dan blognya.

Namun, bukan berarti para pemberi tawaran kerja pada blogger bisa seenaknya memberi tawaran. Kan bisa bertanya sana sini, sebelum memberi penawaran. Para blogger juga harus bisa memperluas komunikasi agar bisa terbuka wawasan termasuk seperti bayaran terhadap tawaran pekerjaan, dsb.

Jadi, sudahi ah berdebatnya. Keep writing, blogging and smiling ^_^



Thursday 23 October 2014

Mister Kacang Itu Ternyata Putra Presiden

Kaesang sesaat sebelum pelantikan Presiden Jokowi (misterkacang.blogspot.com)
Selamat siang semuanya, semoga teman-teman sehat dan bahagiaaa :)

Kemarin itu saya menemukan sebuah blog yang heboh diperbicangkaan lantaran latar belakang penulis blog itu. Ditambah lagi akun twitternya yang saya yakin followernya bertambah secara fantastis belakangan ini. Emang siapa sih dia?

Namanya tergolong unik, Kaesang Pangarep dengan akun twitter @kaesangp

Yang membuat sosok ini unik karena ia adalah putra ke-tiga atau bungsu dari Presiden RI yang baru saja dilantik, Pak Joko Widodo alias Jokowi.

Dalam blog misterkacang.blogspot.com Kaesang menceritakan pengalaman dan kejadian sehari-hari di sekitarnya, termasuk interaksi dengan para anggota keluarga. Dan juga tidak ketinggalan, bapak Kaesang yaitu Jokowi.

Tulisan terbaru Kaesang bercerita tentang persiapannya bersama keluarga menjelang pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI pada tanggal 20 Oktober 2014 yang lalu.

Gaya tulisannya yang khas anak muda dengan gaya ceplas-ceplos seakan membawa pembaca pada sisi lain dari keluarga Jokowi, yang menarik para pembaca termasuk saya.

Bukan begitu, selama ini saya sebagai rakyat merasa disuguhkan dengan keluarga para pejabat, apalagi Presiden yang serba "wah" dan "kelas atas". Membaca tulisan polos dari Kaesang seakan menjadi pembuka mata, bahwa ternyata pejabat serta keluarganya adalah manusia biasa dalam interaksi kesehariannya.

Dalam tulisan berjudul "Tanggal 20 Oktober 2014" si mister kacang alias Kaesang dengan lugasnya menceritakan bagaimana dia rebutan kamar mandi dengan kakak sulungnya, kemudian sebelum dia sempat masuk, sang bapak sudah duluan. Saat berusaha mengetuk pintu agar si bapak cepat-cepat keluar dari kamar mandi, jawabannya serupa dengan jawaban sang kakak, hanya "yo", yang bikin dia kesal.

Yang tak kalah seru adalah Perjalanan Menuju Tanah Suci Part 4 Disini Kaesang bercerita tentang keusilannya menukar makanan miliknya dengan milik bapaknya di pesawat, lantaran ia mendapat pesanan yang salah. Tapi, ujung-ujungnya dia ketahuan oleh bapaknya dan sakit perut :D

Gaya tulisan Kaesang sekilas mengingatkan pada seorang penulis muda yang kini sudah merambah dunia film. Namun, tetap saja, setiap penulis punya ciri khas masing-masing.

Ada komentar nyinyir di Facebook mengenai hal ini terkait dengan upaya PR dan marketing dari pak Jokowi demi merangkul anak muda.

Tapi, jujur saja, sebagai penulis, saya tidak menangkap hal itu pada tulisan-tulisan Kaesang.

Mungkin saja saya salah, tapi saya melihat tulisan-tulisan mister Kacang itu tak memiliki tendensi apa-apa, selain wadah kreativitas bagi penulisnya.

Saat blognya mulai dibahas di berbagai media nasional, Kaesang sempat mem-private blog tersebut, sehingga hanya orang tertentu yang bisa membacanya. Namun, hal itu tak berlangsung lama, karena misterkacang.blogspot.com kini sudah kembali bisa dibaca khalayak dunia maya.

Saya menduga, Kaesang berkonsultasi dulu dengan pak Jokowi serta beberapa petinggi terkait dengan tulisan-tulisannya di blog, mempertimbangkan dirinya sebagai putra dari Presiden RI saat ini.

Syukurlah, jika hal itu kemudian dinilai tidak masalah, dengan dibukanya kembali blog tersebut.

Bagi saya pribadi, membaca blog tersebut cukup menyegarkan. Dan tentu saja, menjadi nilai lebih bagi saya dalam menilai putra putri Presiden RI terbaru ini.

Terus menulis ya dek Kaesang, kalau perlu, banyak kok tante-tante yang siap membantu ^_^










Wednesday 22 October 2014

Bicara tentang 4 Kriteria Mainan Jelang 40 Tahun ELC

Selamat Ulang Tahun ELC yang ke-40 ^_^ (dok.pribadi)
Sebuah grup di media sosial yang baru-baru ini saya ikuti yang membahas tentang generasi yang tumbuh besar pada tahun 1980-1990-an sering membawa pada nostalgia. Tak jarang yang memposting mainan-mainan jaman tradisional jaman dulu.

Pembahasan soal mainan mulai dari permainan fisik seperti galahsin, petak umpet, main bentengan, lompat tali. Hingga permainan yang melibatkan alat-alat seadanya seperti masak-masakan dengan tanaman dan pisau yang ada di gunting kuku ataupun pisau beneran, juga memanfaatkan kulit jeruk bali untuk mobil-mobilan. Ya, memang masa bermain kami saat itu dibilang luar biasa penuh kreativitas karena keterbatasan alat.

Tapi, apakah anak-anak saat ini harus merasakan hal yang benar-benar sama dengan saya dan suami dulu? Hmmm..mungkin jawabannya akan beragam. Ada berbagai hal yang dipertimbangkan soal mainan.

Pemandangan dari lokasi acara ELC, kereeen yaa (dok.pribadi)
Ada empat hal yang saya perhatikan berkaitan dengan mainan yaitu manfaat dari alat permainan, keamanan, kualitas serta harganya. Mengapa demikian? Sebab jika mainan tidak memiliki banyak manfaat, maka untuk apa anak-anak memainkannya.

Demikian juga mengenai keamanan yang menjadi perhatian saya dan suami. Saat ini banyak mainan menggunakan bahan atau pewarna yang berbahaya. Sementara kualitas harus tetap terjaga, dan juga harga yang tetap terjangkau.

Rupanya empat prinsip saya dalam memilih mainan tersebut sejalan dengan produk-produk dari Early Learning Center (ELC). Semakin jelas saat saya mengikuti "Media & Blogger Gathering Ulang Tahun Early Learning Center (ELC) ke-40", di Jakarta, bertempat di  Cloude Lounge & Living Room, The Plaza 46th floor, beberapa waktu lalu

Disambut goody bag berisi teddy bear Edward ^_^ (dok.pribadi)
ELC yang didirikan pada tahun 1974 oleh sepasang orangtua bernama John Beale dan istri, diawali lantaran mereka ingin memberi anaknya mainan yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu perkembangan anak.

Ada empat core benefit yang digaungkan oleh produk-produk ELC yang menarik perhatian saya yaitu:
  1. Play value atau nilai bermain. Semua produk ELC selalu menyenangkan dan mendorong anak untuk belajar sambil bermain.
  2. Keamanan (safety). Setiap produk ELC selalu diuji secara komprehensif oleh pihak internal ELC atau laboratorium independen sebelum dipasarkan, sehingga telah lolos dan melampaui uji keamanan di Inggris dan Eropa. Standar keamanan ini mencakup fisik, mekanik, symbol, ketahanan terhadap api, peringatan usia, bahan kimia yang digunakan, keamanan maninan elektronik, petunjuk penggunaan, ukuran dan berat produk.
  3. Kualitas (quality). Dalam pembuatan produk ELC, selalu digunakan material (plastic, kain dan kayu) dengan kualitas terbaik serta memastikan produk memiliki spesifikasi yang tepat bagi anak yang memainkannya. 
  4. Anak lucu ini eksis sekali deh *cubit pipi aah* (dok.pribadi)
  5. Harga yang pantas (value for money). Kebijakan harga yang ditetapkan ELC selalu menawarkan harga yang terbaik bagi pelanggan dengan gabungan semua core benefit.
Waaah ELC benar-benar sejalan dengan pikiran saya kalau demikian nih.

Manfaat Bermain

Tak salah jika dunia anak disebut dengan dunia bermain. Banyak proses pembelajaran yang dapat diperoleh anak saat mereka melakukan permainan.

Hadir dalam acara Media Gathering ELC sebagai narasumber, yaitu dr. Markus Danusantoso, Sp.A. Dokter berpostur tinggi tersebut memberikan presentasi mengenai "Peran bermain untuk meningkatkan perkembangan dan kecerdasan anak".

"Bermain merupakan sarana belajar dan menambah pengalaman untuk anak," ujar dr. Markus.

dr. Markus menjelaskan ttg manfaat bermain (dok.pribadi)
Ada tiga aspek perkembangan terkait bermain yang diungkapkan dr Markus yaitu aspek motorik kasar & halus, aspek kognitif & bahasa serta aspek sosial & kepribadian.

"Bermain juga akan meningkatkan ketajaman panca indera," terangnya.

Kriteria alat permainan yang baik menurut dr. Markus antara lain tidak jauh berbeda dengan empat kriteria ELC yaitu:
  1. Tidak berbahaya & terbuat dari bahan bermutu
  2. Sesuai usia bayi/anak
  3. Menarik/menyenangkan
  4. Memiliki nilai belajar
  5. Sederhana (tidak rumit) & harga pantas
Kemudian, dr. Markus memaparkan beberapa alat permainan berikut manfaatnya. Silakan disimak ya bu-ibu :) 

*Stacking rings 


Stacking rings ELC (mothercare.com)
Dapat dimainkan oleh anak untuk anak dengan usia > 6 bulan

Menurut dr. Markus dari permainan ini anak dapat belajar mengenai :
  • Memegang, memutar
  • Melatih jari tangan
  • Melatih konsentrasi
  • Mengenal dan melatih memori warna, urutan   kecil-besar / besar-kecil
  • Berbagi peran main bersama
Bisa dibilang permainan ini adalah salah satu mainan yang dapat diberikan sedini mungkin saat anak sudah bisa memegang. Untuk anak-anak yang baru mulai bermain dan penuh keingintahuan, mainan ini sangatlah mencukupi.

*Shape sorting bus


Shape sorting bus dari ELC (dok.pribadi)
Untuk anak dengan usia > 6  bulan. Dengan beberapa manfaat antara lain :

  • Membantu belajar merangkak
  • Koordinasi mata-tangan untuk masuk-dorong mainan
  • Melatih jari tangan
  • Mengenal bentuk benda sesuai tempatnya
  • Konsep “benda hilang dan ada kembali” (object permanence)
  • Melatih akurasi-presisi
  • Berbagi peran main bersama
Saya pribadi memiliki pengalaman yang menyenangkan terkait mainan ini. Anak-anak saya biasanya betah sekali memainkan permainan ini.

Warna warni dan berbagai bentuk, sekaligus pengenalan huruf secara tidak langsung sangat menarik. Mulai dari anak saya tidak bisa mencocokkan bentuk sama sekali, hingga akhirnya mereka berhasil menjadi proses yang menyenangkan tidak hanya untuk anak-anak, namun juga bagi saya sebagai orangtuanya.

* Light & sound walker


Anak sedang bermain light & sound walker ELC (dok.pribadi)

Untuk anak dengan usia >9 bulan.
  • Berjalan, mendorong, duduk, jongkok
  • Melatih jari tangan
  • Memasukkan, memutar
Masa belajar berjalan bisa dibilang salah satu masa yang paling sulit untuk anak, termasuk orangtua. Alat permainan seperti light & sound walker saya yakini dapat banyak membantu masa-masa tersebut.

Dengan warna warni cerah dan tombol-tombol menarik, sangat menarik bagi anak.

*Funky footprint

Untuk anak dengan usia > 12 bulan
Funky footprint yang seru (mothercare.co.id)
  • Koordinasi mata & kaki saat berjalan
  • Keseimbangan  
  • Melompat, melangkah
  • Memori & konsentrasi
  • Mengenal angka
Ini satu lagi alat permainan yang dapat membantu masa transisi dari merangkak ke masa berjalan.

*Learn to dress

Untuk anak dengan usia >18 bulan
  • Ketrampilan jari tangan untuk kemandirian: buka-tutup tali sepatu/kancing/seleting (zipper)
  • Koordinasi mata & tangan
  • Mengenal berpakaian lengkap 
  • Melatih imajinasi dan bercerita

*Happyland


Salah satu seri happyland ELC (mothercare.co.id)
Untuk anak dengan usia >18 bulan
  • Konsep ruang: didalam/luar, diatas/bawah, pojok, samping masuk/keluar
  • Melatih majinasi dan bercerita
  • Mengenal rumah & perabotan, hewan peliharaan, mobil, orang dalam rumah
  • Berbagi peran main bersama
Saat saya kecil dulu permainan jenis ini biasa dilakukan dengan berbagai peralatan sederhana. Saya yakin jika anak-anak difasilitasi lebih baik, maka manfaatnya akan jauh lebih baik lagi.




Sand & water table
Sand and Water Table dari ELC (mothercare.co.id)

Untuk anak dengan usia > 18 bulan–8 tahun
  • Eksperimen dengan pasir: bentuk gunung, lubang, melihat efek dari menjatuhkan pasir ke corong
  • Peralatan sesuai fungsi: serokan, sekop, garukan 
  • Imajinasi dan bercerita
  • Berbagi peran main bersama
Jika Anda tidak memiliki banyak waktu untuk ke pantai dan memperkenalkan permainan pasir, maka Sand and water ini bisa mengawali.

Anak-anak saya memang jarang bermain di luar ruangan, sepertinya mainan ini akan segera jadi favorit mereka.

*Magnetic play centre

Untuk anak dengan usia usia 3-6 tahun.

  • Mengenal magnet, menempel, melepaskan benda
  • Belajar huruf, angka, simbol hitungan
  • Belajar baca, tulis, gambar
  • Konsep benar-salah, hapus jika salah dan ganti yg benar
  • Berbagi peran main bersama
Saat anak pertama saya sudah belajar angka dan huruf, saya membelikan mainan yang hampir serupa dengan ini.

Percayalah ibu-ibu, permainan ini sungguh membantu. Apalagi warna warni dan bentuknya yang menarik untuk belajar, dibandingkan hanya mengandalkan alat tulis saja.

*Key-boom-board

Mainan alat musik produk ELC (dok.pribadi)
Untuk anak dengan usia 3-6 tahun
  • Mengenal alat musik, variasi irama, nada, dan suara lagu
  • Melatih jari tangan
  • Koordinasi mata, telinga, dan tangan saat bermain/nyanyi
  • Berbagi peran main bersama
Ini bisa dibilang menjadi salah satu cita-cita saya untuk bisa membelikan untuk anak-anak saya. Meski saya tidak memiliki kemampuan atau latar belakang musik, rupanya anak saya yang kedua yaitu Sandya yang saat ini berusia hampir tiga tahun senang sekali bernyanyi dan bermain alat musik mainan.

Saat ia berhasil menekan tuts-tuts alat musik mainan miliknya, maka ia akan tertawa dan mencoba dengan variasi lain. Ia juga senang berpura-pura menyanyi dengan mike, menggunakan sisir atau apapun yang ada di sekitarnya. Saat ini sudah lebih dari 10 lagu sudah dikuasainya, meski kata-katanya seringkali banyak salah yang justru mengundang tawa orang di rumah.

ELC di Indonesia

ELC hadir pertama kali di Indonesia tahun 2008 di Jakarta dibawah bendera Kanmo Retail Group. ELC selalu mempertahankan kontrol melalui aspek kualitas produk, pengembangan isi dan terutama keamanan.

Boneka ELC dengan bulu lembut dan kualitas yang terjamin (dok.pribadi)
Mulai dari mainan kayu klasik hingga semua mainan best seller, ELC menciptakan mainan yang telah lolos uji waktu.

Selama bertahun-tahun, ELC telah menambah koleksi mainan yang unik, seperti HappyLand, rangkaian koleksi mainan bangunan yang brilian, karakter-karakter unik, binatang lucu, dan kendaraan warna-warni.


Tak ketinggalan Rosebud Village, koleksi boneka-boneka kayu lengkap dengan rumah, karakter dan aksesorisnya, serta Toybox, koleksi karakter click-clack yang penuh warna dan menyenangkan serta kendaraan yang diperkenalkan pada tahun 2013.

VP ELC Indonesia, Lina Paulina dan Marketing Manager ELC, Abi Shihab dan Diana
Pada awalnya, ELC adalah bisnis pesanan melalui pos dan toko pertamanya dibuka di Reading, Inggris, pada tahun yang sama. Tahun 2014, ELC telah memiliki lebih dari 400 toko di lebih dari 40 negara di seluruh dunia dan ELC terus menjalankan bisnis berbasis katalog diiringin dengan situs yang unggul. Sejak 1974, generasi anak-anak telah tumbuh untuk menjelajah, belajar dan berkreasi dengan ELC.

“Untuk merayakan ulangtahun ke-40, ELC Indonesia telah menyiapkan serangkaian aktivitas yang serba 40,” ujar Lina Paulina, Vice President ELC Indonesia.

Kegiatan pra-acara dimulai dengan menampulkan kartu ucapan ulangtahun yang unik dari 40 sekolah di Jakarta. Kartu ucapan ini akan dipasang di jendela toko ELC Grand Indonesia.

Ada satu lagi nih anak lucu yang ikut Mamanya (dok.pribadi)
ELC juga akan mengadakan kuis social media yang berlangsung selama 40 hari nonstop. Diskon *catet ya diskoooon*, hingga 40% di semua toko di Indonesia dan acara puncak perayaan ulangtahun ELC ke -40 akan diadakan pada tanggal 1 November 2014 mendatang di Grand Indonesia.

Ditemani oleh Edward, si Teddy Bear, ELC akan mengundang 40 anak yang merayakan ulangtahun bersama tanggal 28 oktober, yang juga bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

Pada acara ini nantinya ke-40 anak tersebut akan mendapat topi ulangtahun dengan gambar Edward, balon dan tentunya, kue ulang tahun. *Idiiih bikin pengen deh ya :D

Untuk peserta lainnya yang hadir, ELC menyiapkan es krim, cotton candy dan pop corn untuk dinikmati. Tersedia juga photobooth untuk mengabadikan foto bersama Edward. Selain itu, disiapkan juga berbagai aktivitas seperti face painting dan area bermain.

Waaah..sepertinya seru maksimal ini acara ulangtahun ELC!!

(Reportasenya bisa baca di "ELC Ultah ke-40, Tiup Lilin Bersama Lebih dari 40 Anak" )

Siap Buka 150 Toko


Yuhuuu mainannya memang menggiurkan ya :D (dok.pribadi)
Di Indonesia, sudah ada 29 toko ELC yang tersebar di 6 kota besar di Indonesia. Gerai ELC di Jabodetabek bisa ditemukan di Mall Taman Anggrek, Pondok Indah Mall 2, Pacific Place, Grand Indonesia Shopping Town, Plaza Indonesia (Miniapolis), Senayang City, Kelapa Gading Mall, Emporium Mall Pluit, Gandaria City, Central Park Mall, Summarecon Mall Serpong, Puri Indah Mall, Kota Kasablanka, Kemang Village, Summarecon Mall Bekasi, Baywalk Pluit Mal dan exhibition di Bintaro Exchange Plaza.


Saya dan Edward dari ELC yang super empuk dan halus (dok.pribadi)
Sedangkan di Banding, ELC dapat ditemukan di Bansund Super Mall dan Paris Van Java. Di Surabaya, berlokasi di Galaxy Mall, Tunjungan Plaza 4 dan Ciputra World. Juga ada di Bali Beach Walk dan Trans Studio Makassar serta Centre Point Medan.

ELC Indonesia merencanakan akan memiliki 150 toko di tahun 2025 dengan ekspansi ke kota-kota lain seperti Manado, Palembang, Solo,dll. Namun demikian, saat ini ELC menyediakan fasilitas bagi pelanggan yang berada di kota yang belum terdapat toko ELC dengan layanan e-commerce yaitu di situs web www.elc.co.id.

Jadi tunggu apa lagi, yuuk serbu ELC untuk mendapatkan mainan bermutu, bermanfaat dan aman untuk anak-anak kita. Apalagi menjelang ultah ke-40 ini, banyak acara dan diskon loooh ^_^

Kumpul bareng Kumpulan Emak Blogger yang super kereeen (dok.pribadi)





Friday 17 October 2014

Kecerdasan Intrapersonal, Modal Penting Jadi Orang Penting

Sandya bersama salah seorang teman (dok.pribadi)
Kecerdasan intrapersonal, apakah yang dimaksud dengan itu?

Pembagian jenis kecerdasan ini merupakan teori dari Howard Gardner mengenai multiple intelligence yang menyatakan setiap orang memiliki jenis kecerdasan masing-masing.

Ada sembilan jenis kecerdasan yang diajukan Gardner dalam teorinya yaitu kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik, visual, intuitif, natural, interpersonal dan intrapersonal.

Dari sembilan kecerdasan itu, saya ingin menggarisbawahi yang terakhir yaitu kecerdasan intrapersonal. Nah, apa yang definisi dari kecerdasan intrapersonal?

Sebagaimana saya kutip dari belajar.psikologi.com yang dimaksud dengan kecerdasan intrapersonal adalah  kemampuan mengamati, memahami maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kepekaan terhadap ekpresi wajah, suara dan juga gerakan tubuh orang lain.

Kecerdasan ini termasuk mampu memberikan respon secara efektif saat berkomunikasi. Juga mampu masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, serta mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya mampu memimpin kelompok.

Mengapa saya tergelitik menulis kecerdasan ini sebagai modal jadi orang penting? Maksud saya orang penting, termasuk diantaranya menjadi pemimpin.

Dalam sebuah artikel, Ayah Bunda pernah menulis tentang pentingnya kecerdasan intrapersonal sebagai modal masa depan yang bisa dibaca disini

Pagi ini saya melihat berita di televisi yaitu pada saat seorang calon presiden terpilih yang dengan rendah hati mengunjungi seorang calon presiden lain yang notabene lebih senior. My salute for them!!

Terutama, saat saya melihat calon presiden terpilih itu yang mampu "menundukkan" ego, bahkan saat ia berada posisi sebagai pemenang. Disanalah saya melihat kecerdasan intrapersonal yang sangat tinggi. Pemahamannya terhadap perasaan dan ego orang lain.

Ia tak segan memulai untuk menghangatkan hubungan diantara keduanya. Betapa ia memahami betapa tidak harmonis hubungan mereka berdua akan menghasilkan hal-hal yang tidak menguntungkan, tidak hanya bagi diri mereka masing-masing, namun juga bagi bangsa.

Saya pribadi sangat tidak tertarik dengan politik dan berbagai hal yang berada disekitar itu, bahkan saya pun, jarang sekali menulis dan berkomentar mengenai aksi politik di negri ini. Namun, berita pagi ini sungguh menarik perhatian saya.

Entah seperti apa nantinya gaya kepemimpinan beliau, namun yang pasti saya melihat potensi seorang pemimpin yang baik dalam diri calon presiden terpilih tersebut.

Semoga Indonesia akan lebih baik di masa yang akan datang. Itu harapan saya dan tentunya seluruh rakyat Indonesia. Amin ya robbal alamin.

*Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk memicu perdebatan, konflik dsb. Terimakasih

Monday 13 October 2014

Gigi Berlubang Bisa Juga Memicu Sinusitis Lho


Selain rasanya gak enak, sakit gigi juga bisa menguras kantong :( (dok.pribadi)
Kalau ditanya salah satu hal yang sulit saya lakukan adalah tidak mengeluh saat sakit. Yaa padahal gak boleh gitu kan ya :D

Beberapa minggu kemarin, saya tuh sering sakit kepala. Tapi bukan sembarang sakit kepala, melainkan sakit kepala yang berpusat di titik tengah kepala, menjalar ke sebelah kanan. Migrain kah? Bisa jadi gitu.

Tapiiii, setelah saya pikir2, saya belum sempat (uhuuuks) ke dokter gigi setelah tambalan gigi saya lepas. Hampirrrr...mmmm...hmmm..dua tahun sepertinya :D :D

Ihiiiks bukan apa2, kok rasanya ketemu dokter gigi, lihat peralatannya itu bikin malesssss sodara-sodara :(

Akhirnya, hari Sabtu kemarin saya menguatkan niat untuk pergi ke dokter gigi di salah satu rumah sakit langganan. Untung dokternya baik hati, kalau tidak sih, bisa habis saya dimarahin sepertinya. Karena gigi bolong akibat tambalan yang lepas itu sepertinya sudah menyebabkan infeksi yang menyebabkan bengkak di bagian gusi.

Saya sendiri memang sering merasa ada seperti jendolan di gusi bagian atas gigi bolong tersebut. Tapi, namanya ngeri, tetep saya tunda-tunda :(((

Saya masuk ke ruang praktek dokter gigi dengan formasi lengkap donk, dianter suami saya dan anak-anak, maklum Sabtu. Mereka paling ogah ditinggal2.

Begitu masuk ruang praktek, saya langsung duduk di kursi pemeriksaan yang penuh peralatan kanan kirinya itu. Aah berasa deh, saya kembali ke jaman SD dulu setiap kali mau periksa gigi. Biasanya saya pegangin tangan Mama atau Papa, tapi kalo sekarang kan malu kali yeee :D

Pokoknya dokter itu ngebor gigi saya sekitar 10 menit deh, meski rasanya lebih laaaamaaaaaaa. Duuuh kacau deh sepertinya gara2 telat nambel gigi.

Setelah selesai dibersihkan, akhirnya gigi saya ditambal sementara dulu dan diberi obat antibiotik untuk diminum selama 5 hari. Obatnya sih cuma dua, tapi yang satu rasanya pahit luar biasa. Seumur2 baru kali ini nelen obat pake nyengir2.

Dokternya bilang, kalau terus dibiarkan tidak ditambal, lubang gigi saya itu bisa mengakibatkan sinusitis. Pantas saja, ternyata ini penyebab sakit kepala saya selama ini.

Sebagai info, saat saya sakit beberapa waktu lalu dan mengeluh sakit kepala dengan gejala sakit kepala di bagian atas hidung dan menyebar ke bagian wajah yang lain, dokter sempat mencurigai saya terkena sinusitis. Namun, saat itu beliau belum menyimpulkan demikian dan memberi obat saja.

Saya seakan menemukan jawaban dari sakit kepala yang sering saya rasakan akhir-akhir ini, sekaligus merasa bodoh, karena menunda-nunda memeriksakan dan menambal gigi berlubang ini :(

Saya diminta dokter untuk kembali seminggu kemudian, setelah obat habis diminum. Baru gigi saya akan ditambal permanen.

Aaaah kapok deh pokoknya...

Jangan sampai teman-teman mengalami seperti saya ya. Jaga kesehatan mulut dan gigi dengan menyikat gigi minimal dua kali setiap hari dan memeriksa ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Ingat yaaa!!!

*Tulisan ini dibuat sambil meringis dan masih sakit kepala

Thursday 9 October 2014

Saat Saya Bertemu Pendiri Ristra

Bersama Pendiri Ristra, Bu Retno (dok.pribadi)
Apa jadinya jika seseorang bertemu dengan pencipta dari produk yang digunakan selama bertahun-tahun? Senaannnggggg!!!

Hehehe itulah yang saya rasakan saat bertemu dengan Ibu Retno Iswari Tranggono, Founder dari Ristra. Produk-produk kecantikan yang berbasis sains teruji, atau istilahnya Cosmetodermatologist.

Saat itu saya bertemu bu Retno bersama dengan rekan saya untuk keperluan liputan dan wawancara. Alhamdulillah rekan saya memiliki hubungan baik dengan pihak Ristra sehingga memungkinkan untuk kami mewawancarai ibu Retno secara eksklusif.

Sejak janji wawancara disetujui, saya sudah sangat bersemangat. Bagaimana tidak, sejak saya menggunakan kosmetik pada awal kerja dulu, kulit saya langsung cocok dengan produk-produk Ristra. Maklum, kulit saya agak sensitif dan sulit diajak kompromi saat terkena panas matahari.

Padahal pekerjaan saya mengharuskan saya seringkali berada di luar ruangan, panas sih sudah tidak terhindarkan. Mulai dari lokasi liputan hingga perjalanan menuju ke lokasi dengan ojek, sebagai salah satu moda transportasi favorit saya hehehe  :)

Produk-produk Ristra menjadi jalan tengah bagi kulit saya yang tidak terlalu kuat dengan produk-produk kosmetika dewasa umumnya dengan produk bayi.

Hahaha jangan salah, sebelumnya dibanding menggunakan produk kosmetika wanita pada umumnya, saya lebih memilih krim atau produk bayi. Harum dan lembut. Meski sepertinya tidak cocok juga lama kelamaan ^_^

Dulu kantor saya dekat dengan Pasaraya Manggarai. Setiap pulang pergi, saya pasti melewati pusat perbelanjaan itu. Nah disitulah awal perkenalan saya dengan Ristra.

Mengapa juga ya saya pilih Ristra? Mungkin karena huruf awalnya R, hahahaha kacau ya proses pemilihannya.

Lalu saya berkenalan dengan salah seorang SPG Ristra yang baik hati dan mau menjelaskan secara detail kepada saya. Alhamdulillah saat dicoba, kulit saya tidak pernah bermasalah.

Coba saya ingat-ingat, sepertinya itu dimulai tahun 2003. Hingga saat ini, saya pun masih setia menggunakan Ristra, terutama untuk produk-produk utama seperti pelembab, sun care, bedak padat. Sementara untuk produk-produk kosmetika lain seperti lipstik, maskara dll, masih sering coba-coba juga sih.

Penuh Petuah
Bu Retno yang masih segar pada usia 70-an. (dok.pribadi)
Namanya perempuan dan kosmetik hampir tak terpisahkan. Begitu pula saat wawancara dengan ibu Retno, selain bertanya tentang sejarah Ristra, produk-produk Ristra dan berbagai hal yang berhubungan dengan kepetingan tulisan di tempat saya bekerja, terselip ajang konsultasi untuk saya dan rekan.

Ibu Retno yang usianya sudah 74 tahun itu sangat bersemangat saat berkisah, termasuk juga memberi petuah dan petunjuk. Termasuk saya yang disarankan Ibu Retno untuk rajin menggunakan produk scrub dari Ristra, selain pembersih, pelembab dan sun care.

Selain itu, ada pula Mbak Dyah Sitawati, yang bisa dibilang orang kepercayaan Ibu Retno. Kulit Mbak Dyah bisa dibilang sangat mulus dan bersih, sampai-sampai saya hampir tidak percaya saat dia menyebut usianya hampir 50 tahun. Aiiih saya jadi malu sama kulit wajah sendiri *tutup muka*

Dari Ibu Retno, saya mengetahui bahwa tidak mudah untuk membesarkan Ristra hingga sampai ini. Namun, Ibu Retno dapat melakukannya berkat bantuan sang suami dan orang-orang yang mempercayai dan mendukungnya.

Banyak hal-hal yang sekilas tampak sebagai kebetulan, ujar Ibu Retno, yang kemudian menjadi penentu kemajuan Ristra. Namun, saya yakin itu adalah petunjuk dari Allah SWT menjawab doa dan kerja keras Ibu Retno.

Saya pribadi sangat terkesan dengan sosok Ibu Retno, salah seorang perempuan cerdas dengan kepribadian yang luar biasa. Sehat-sehat dan terus berkarya ya bu :)




Tuesday 7 October 2014

Batita Juga Bisa Ngobrol Seru

Sandya bercakap-cakap dengan sepupunya Fira (dok.pribadi) 
Saat kumpul keluarga Idul Adha kemarin, ada satu kejadian yang menarik perhatian saya. Saat itu setelah salam-salaman, orang dewasa mulai berbincang satu sama lain. Saya perhatikan kakak Aylaa kemudian memisahkan diri dengan sepupunya yang usianya selisih satu tahun, Fatya.

Tingkah Aylaa dan Fatya yang berusia hampir 8 dan 9 tahun tak terlalu menarik perhatian saya. Berbeda ketika saya melihat dua batita yang menarik-narik kursi dan mulai berbicang. Sandya (2 tahun 10 bulan) dan sepupunya Fira (3 tahun 2 bulan) ini bercakap-cakap layaknya kami orang dewasa dan kakak-kakaknya.

Tapi, yang bikin adegan perbincangan ini lucu adalah bahasa yang mereka gunakan. Sekilas terdengar seperti perbincangan umumnya,  tapi kalau didengar lebih seksama, bahasa mereka itu unik sekali. Bahkan sebagian besar yang saya dengar, tidak bisa saya mengerti. Tapi, ajaibnya perbincangan mereka itu seru dan lancar sekali, saling menimpali satu sama lain hihihihihi :)

Saya teringat sebuah cerita tentang anak-anak balita dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Mereka dapat dengan mudah berkomunikasi dan bermain bersama, meski mereka tidak mengenal ataupun menggunakan bahasa yang sama.

Mengapa demikian ya?

Sandya dan Fira, keduanya adalah anak yang cerewet di rumah.

Mama saya sendiri sering bilang, "Biasanya anak laki-laki, kemampuan bicaranya lambat. Tapi Sandya gak tuh".

Memang perlu saya akui, Sandya itu cukup mahir untuk kemampuan berbicara. Bahkan kalau kata suami saya, "Sandya jangankan ngomong, nyela aja udah jago". Hehehe maksudnya anak itu sering becanda dengan kata-kata.

Dari Wikipedia, saya mendapat informasi bahwa kemampuan bahasa termasuk pada perkembangan kognitif. Pada periode awal balita, usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, Bertambah pada usia lima tahun,, diatas 1000 kosa kata.

Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya. Misalnya :
Usia 24 bulan: "Haus, minum"
Usia 36 bulan:"Aku haus minta minum"

Para batita yang super aktif (dok.pribadi)
Sandya sendiri menjelang usia 3 tahun, bicaranya sudah sangat banyak sekali. Bahasa yang digunakan juga seringkali mengadopsi kalimat-kalimat yang diucapkan orang-orang di rumah. Meski masih cadel saat mengucap huruf R, tapi kata per kata sudah sangat jelas.

Kepribadian Sandya sendiri memang lebih supel dibandingkan kakak Aylaa yang agak pemalu. Tiap kali ditanya orang, Sandya akan menjawab, berbeda dengan Aylaa yang biasanya ngumpet karena malu. Tapi, semoga nanti, kakak Aylaa bisa lebih berani seiring perkembangan usia dan percaya dirinya.

Memang semua anak itu unik dan memiliki perkembangan yang tidak sama satu sama lain. Pengalaman saya yang punya dua anak saja, sudah luar biasa.

Bagaimana dengan teman-teman yang punya anak lebih banyak, pasti lebih seru ya ^_^



Monday 6 October 2014

Bingkai Kisah Idul Adha

Berangkatnya semangat tapi lihat kurbannya sebentar (dok.pribadi)
Selamat idul Adha bagi seluruh teman-teman yang merayakan! Biarin telat, gak apa-apa kan dari pada gak sama sekali.

Hari raya Idul Adha atau sering disebut Idul Kurban mungkin tak seramai Idul Fitri yang didahului dengan puasa selama satu bulan di bulan Ramadhan yang hukumnya wajib bagi muslim.

Puasa menjelang Idul Adha dikenal dengan puasa Arafah yaitu pada hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah yang hukumnya sunah.

Untung anaknya gak pas lihat pemotongannya ya bu, saya aja ngeri :( (dok.pribadi)
Sebagaimana biasanya, saya sekeluarga datang ke rumah mertua. Disana, sudah banyak aktivitas memotong daging kurban. Sepertinya tiap 200 meter ada lokasi pemotongan kurban deh disitu. 

Gak tega lihat sapinya :'( (dok.pribadi)
Meskipun saya seringnya tidak tega melihat prosesi itu, suami mengajak anak-anak beserta para sepupunya untuk melihat salah satu lokasi pemotongan daging kurban.

Alhasil daripada melihat proses pemotongan kurban, saya sibuk foto-foto aja....hihihi :D

Pakde Harry sama Fira yang bikin kaget karena ngilang (dok.pribadi)
Saat itu saya berangkat bersama anak-anak, Aylaa dan Sandya bareng dua sepupu, Fatya dan Fira. Si neng Fira itu anaknya super aktif, meski perempuan, mainnya seperti laki. 

Mungkin karena lokasi pemotongan kurban rame dan dia gak bisa diem, akhirnya misah dengan kami semua. Sampai akhirnya suami saya tanya, Fira mana ya?

Nah loh, saya juga gak tau sebab dari tadi nemenin Aylaa dan Fatya. Sementara suami saya, gendong Sandya. Duuuh tambah bingung.

"Cari aja yuk bu," kata Aylaa.

Saya minta Ayahnya bareng Sandya dan Fatya cari di sekitar lokasi pemotongan kurban, terus saya dan Aylaa keluar ke arah jalan pulang. 

Alhamdulillah, gak jauh dari situ, saya lihat Fira sudah digendong Bapaknya, yaitu kakak ipar saya. Haduuuuh nih anak bikin kaget aja. Ternyata Fira ngerasa yang lain ninggalin dia dan milih pulang sendiri. Padahal jalan pulang itu harus nyebrang jalan :(

Ayah bareng Sandya yang sebenernya ogah digandeng :D (dok.pribadi)
Sepanjang perjalanan pulang, saya masih sibuk dengan foto-foto anak-anak. Salah satunya foto diatas ini, Sandya yang udah merasa gede, ogah digandeng sama ayahnya. Padahal Ayah masih ngerasa anaknya perlu digandeng hehehe ^_^

Sandya bareng Bude Dedeh dan Fira (dok.pribadi)
 Lalu, ini ada foto Sandya dan Fira bareng sama Budenya. Hehe bude ini juga termasuk ibu susu Sandya sih, sebab saat Sandya dirawat di rumah sakit dan ASI saya kurang, kebetulan bude Dedeh ini ASI-nya luar biasa lebih dari mencukupi. Subhanallah!

Yumna, si montok berbibir super seksi ^_^ (dok.pribadi)
Idiiih anak siapa sih nih, montok plus berbibir super seksih ;) lucuuu banget. Ini anak salah seorang sepupu suami, yang rumahnya tepat di sebelah mertua. Mumpung gak ada emaknya, saya jepret foto-foto deh sesuka hati hihihiii :D

Saya bareng anak-anak dan sepupu-sepupu (dok.pribadi)
Bosen foto-foto orang, kali ini giliran saya donk minta difoto bareng anak-anak. Kali ini Ayahnya yang saya minta jepret. Hehe seru kalo foto sama anak2, gaya bebas semua :)
]
Jadi, apa cerita Idul Adha teman-teman?




Thursday 2 October 2014

Silaturahmi Itu Menyenangkan

Bareng para sepupu (dok.pribadi)
Apa kabar teman-teman semua? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga, serta semua urusan lancar. Aamiin.

Ngomong-ngomong soal kumpul keluarga, saya mau berbagi pengalaman saya beberapa minggu kemarin. Boleh ya? Boleh donk yaa :)

Ceritanya, suatu hari saya mendapat pesan Whatsapp dari seorang sepupu saya dari pihak Mama. Kabarnya ngajak kumpul2. Saya pikir hanya kumpul halal bihalal, karena Lebaran kemarin kita belum sempat ngumpul sekeluarga besar.

Eiiih ternyata, ada agenda lain. Bukan sekedar halal bihalal tapi juga semacam arisan. Naah looo..

Bukan apa2, selama ini keluarga besar saya dari Mama memang belum pernah tuh ngadain acara ngumpul2 seperti itu.

Selidik punya selidik, ternyata ide awalnya dari Papa saya saat Lebaran yang dilontarkan ke Tante saya, kemudian menghubungi sepupu saya itu. Akhirnya, jadi juga kami sekeluarga besar kumpul plus arisan.

Mempertimbangkan kesibukan masing-masing, arisan itu kemudian dijadwalkan per tiga bulan, dengan tempat berkeliling deh.

Saya sendiri tidak menyangka, akan sesenang itu bisa berkumpul bersama para sepupu. Memang waktu kecil, kami sering kumpul tapi sepertinya semakin besar, maka semakin jarang bersama seperti itu.

Perasaan saya? unbelievably happy :) :) Hahaha lebay ya, tapi itulah perasaan saya.

Silaturahmi Lagi


Halal Bihalal KEB di RM Mang Kabayan, Margonda, Depok (Foto: Arin Murtyarini)
Tidak lama setelah itu, Alhamdulillah saya berkesempatan memenuhi undangan dari Kumpulan Emak Blogger (KEB) untuk halal bihalal di rumah makan Mang Kabayan, di kawasan Margonda, Depok.

Meski berarti saya harus ngajak adik Sandya, dan Ayahnya yang ogah ngumpul bareng emak2, terus ngajak kakak Aylaa ke toko buku :D

Sayangnya saya telat datang, jadi gak sempet ikutan games seru2an di awal acara. Untung masih ada games2 setelah makan siang, meskipun saya banyakan gak bisa jawab pertanyaan dan dapat hadiah hanya dari rebutan hadiah :D Hehehe dimana lagi ada rebutan hadiah tanpa pertanyaan selain di acara KEB gini.

Tempatnya juga lumayan luas untuk anak-anak, meski adik Sandya masih takut-takut kalo gak ditemenin mainnya.

Tapi yang penting hati senang bisa silaturahmi bareng emak2 blogger yang super kece :)

Saat adik Sandya ditanya Ayahnya, "Dek, Ibu tadi ngapain aja disana?"

"Foto-foto, trus foto-foto lagi," jawab Sandya. Hahahahaaaa ketahuan deeeh narsisnya ;) :D

Lagi dan lagiiii

Minggu kemarin, saya mendapat pesan di whatsapp mengenai acara kumpul bareng dengan teman-teman wartawan yang dulu pernah liputan di kementrian perindustrian. Hehe kebetulan tempatnya juga deket dari kantor.

Senang bisa bertemu teman-teman lagi. Saya menyebut mereka para wanita tangguh di dunia media. Dunia yang masih banyak didominasi oleh para pria, apalagi untuk bahasan industri, termasuk otomotif didalamnya. Dan kami para wanita yang gagah berani mengubek-ubek hal tersebut waktu dulu :)

Untuk saya, meski kini kami sudah bekerja dalam porsi yang berbeda, ada yang sudah jadi bos halaman di medianya ataupun di portal, tapi rasanya pertemanan tak berubah.

Perbincangan pun berjalan lancar, hahaha gosip pun lengkap dari hulu hingga hilir. Seruuu!

Kalau saya bilang, dunia media itu 4L alias lo lagi lo lagi. Jadi yang dibicarakan, biasanya membuat saya semakin yakin bahwa dunia itu beneran selebar daun kelor :D

Bareng temen-temen masa liputan di Kementrian perindustrian (dok.pribadi)

Oh ya, foto bertiga dibawah ini adalah saya, Ayu dan Anas. Kami dulu liputan bareng saat masih lucu-lucunya ^_^ saat mengawali perjuangan karir menjadi reporter, sekitar 10-11 tahun yang lalu. Daaaan...cerita yang masih kami ingat? Ternyata banyaaaaaakkkkk. Rasanya segala sesuatu itu baru terjadi kemarin.
Bareng anak dan ayu! hehe ketemuan setelah hampir 10 tahun sepertinya ya bu (dok.pribadi)
Sedemikian menyenangkan silaturhami, hingga Islam menyebut silaturhami sebagai ibadah mulia yang membawa banyak berkah. Bermanfaat mulai dari melapangkan rezeki hingga memanjangkan umur. Amin ya robbal alamin.


“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (H.R Bukhari)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...