Pages

Saturday, 25 October 2014

Mengapa (Tak) Perlu Mendebat Bayaran Blogger?

(Seperti) serius di depan laptop :D (dok.pribadi)
Selamat berhari Sabtu, teman-teman semuaaa!! Semoga semua dalam keadaan sehat dan bahagiaa :)

Beberapa hari kemarin seorang rekan blogger menulis mengenai bayaran untuk blogger. Ada tawaran yang dinilai tidak sesuai senilai Rp 20 ribu, namun masih ada blogger yang menerima. Berbagai alasan, perdebatan segera menyeruak di dunia maya. Ada pro-kontra dan sebagainya.

Saya pribadi baru mengenal blog sekitar tahun 2009, aktif ngeblog sekitar tahun 2012. Itu pun tidak terlalu aktif juga sih hehehe.

Saya juga belum pernah tuh menerima review berbayar, dari yang katanya puluhan ribu sampai yang jutaan begitu *ngileeerrrr*

Jadi, saya tidak merasa berkompeten untuk ikut dalam diskusi tersebut.

Yang kemudian saya ingin komentari, saya pernah tuh menerima pekerjaan editor freelance dengan pengalaman kerja sekitar 8 tahun sebagai reporter dan editor, menerima tugas untuk mengedit dan meng-upload artikel sekaligus foto (yang sebagian besar perlu saya edit) dengan harga masih dibawah yang diungkapkan rekan blogger tadi, bahkan hingga setengah harga tersebut. Memang totalnya menjadi lumayan, karena saya mengedit dan meng-upload dalam jumlah ratusan.

Sekilas pekerjaan yang saya kerjakan tersebut memang tidak terlalu sulit. Tapi, sungguh membutuhkan banyak waktu, konsentrasi dan koneksi internet yang lumayan panjang. Sehingga saya merasa bayaran tersebut tidak sesuai dan saya keberatan jika tetap dibayar sekian.

Hingga saya kemudian meminta peningkatan,yang kemudian tidak disetujui oleh klien. Akhirnya, pekerjaan saya tidak diperpanjang dan saya sama sekali tidak keberatan. Mungkin mereka dapat menemukan orang lain yang dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan menerima tawaran pembayaran tersebut.

Saya juga punya pengalaman menerjemahkan beberapa buku. antara lain, buku kesehatan yang penuh dengan istilah kedokteran dalam bahasa inggris ke bahasa Indonesia, dengan satu halaman lebih dari 200 kata, per halaman dihargai belasan ribu rupiah. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah *salam hormat untuk rekan penerjemah*

Intinya, adalah semua berdasarkan seberapa besar effort atau upaya yang kita perlu kontribusikan dalam pekerjaan tersebut.

Nah, apa hubungan dengan judul diatas ya?

Hehehe beda dengan pekerjaan yang saya lakukan sebagai freelance editor atau penerjemah dan penulis lepas, ngeblog seakan menjadi identitas pribadi saya. Saat saya tidak bekerja di kantor, ngeblog menjadi sasaran saya menumpahkan segala emosi dan perasaan pribadi.

Saat saya kembali bekerja, ngeblog masih menjadi tempat saya curhat, menulis hal-hal yang saya tidak bisa tulis dalam media saya bekerja, menjadi penghangat hati dengan berbagai komentar dari sesama blogger atau siapa pun yang mampir dan membaca blog saya.

Tulisan saya di blog lebih bebas, gaya bahasa berbeda dengan tulisan-tulisan di media saya bekerja. Disini saya menjadi diri sendiri. Itulah ngeblog untuk saya.

Beberapa kali saya datang ke undangan sebagai blogger untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan blogger. Jika ada acara ataupun sponsor yang perlu ditulis setelah acara, saya tak keberatan.

Saya tidak pernah menutup kemungkinan jika ada pihak yang bersedia bekerjasama dengan saya, dengan catatan sesuai dengan kesepakatan dari dua belah pihak.

Namun, soal pembayaran memang menjadi hal yang personal dari masing-masing orang, termasuk blogger.

Mungkin ada yang menganggapi hal itu tidak sesuai dengan perlu kesepakatan dari para blogger agar tidak dinilai murahan, tapi mungkin di sisi lain ada yang menganggap hal itu sebagai bahan pembelajaran sekaligus batu loncatan sekaligus memperluas jaringan. Apalagi jika dilakukan beberapa review sekaligus sehingga nominalnya tampak lumayan.

Semua sah-sah saja menurut saya. Semua tergantung masing-masing pribadi. Apalagi tiap blogger atau penulis memiliki masing-masing niat dan motivasi terhadap tulisan dan blognya.

Namun, bukan berarti para pemberi tawaran kerja pada blogger bisa seenaknya memberi tawaran. Kan bisa bertanya sana sini, sebelum memberi penawaran. Para blogger juga harus bisa memperluas komunikasi agar bisa terbuka wawasan termasuk seperti bayaran terhadap tawaran pekerjaan, dsb.

Jadi, sudahi ah berdebatnya. Keep writing, blogging and smiling ^_^



11 comments:

  1. Yippi, sudahi saja. Dan mari kita bersenang2 dengan Blog. :D

    ReplyDelete
  2. Blogging for fun ajaaa sih yaaa ^^

    ReplyDelete
  3. Setuju sama pendapat kamu tapi tetap #TolakFeeJobReviewRp.20.000

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salut untuk dirimu mak Icha! Semoga semua pihak bisa memperbaiki diri dengan terangkatnya isu ini ya. Aamiin.

      Delete
  4. Saya sudah mundur dari yg 7ribu Mak. Mending isi blog. Lebih menyenangkan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mak, kalo kita merasa upaya kita lebih dari itu ya layak diperjuangkan. Kalau ditolak peningkatan yang kita mau, ya tinggal ambil sikap deh. *toss ahh* :)

      Delete
  5. Aku ngeblog juga for fun, ada ngga ada tawaran job ripiu ya ttp ngeblog. Nah klo ada tawaran dg bayaran ga sesuai ya tolak aja hehe. As simple as that lah

    ReplyDelete
  6. Thx for sharing

    ReplyDelete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...