Pages

Tuesday 7 October 2014

Batita Juga Bisa Ngobrol Seru

Sandya bercakap-cakap dengan sepupunya Fira (dok.pribadi) 
Saat kumpul keluarga Idul Adha kemarin, ada satu kejadian yang menarik perhatian saya. Saat itu setelah salam-salaman, orang dewasa mulai berbincang satu sama lain. Saya perhatikan kakak Aylaa kemudian memisahkan diri dengan sepupunya yang usianya selisih satu tahun, Fatya.

Tingkah Aylaa dan Fatya yang berusia hampir 8 dan 9 tahun tak terlalu menarik perhatian saya. Berbeda ketika saya melihat dua batita yang menarik-narik kursi dan mulai berbicang. Sandya (2 tahun 10 bulan) dan sepupunya Fira (3 tahun 2 bulan) ini bercakap-cakap layaknya kami orang dewasa dan kakak-kakaknya.

Tapi, yang bikin adegan perbincangan ini lucu adalah bahasa yang mereka gunakan. Sekilas terdengar seperti perbincangan umumnya,  tapi kalau didengar lebih seksama, bahasa mereka itu unik sekali. Bahkan sebagian besar yang saya dengar, tidak bisa saya mengerti. Tapi, ajaibnya perbincangan mereka itu seru dan lancar sekali, saling menimpali satu sama lain hihihihihi :)

Saya teringat sebuah cerita tentang anak-anak balita dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Mereka dapat dengan mudah berkomunikasi dan bermain bersama, meski mereka tidak mengenal ataupun menggunakan bahasa yang sama.

Mengapa demikian ya?

Sandya dan Fira, keduanya adalah anak yang cerewet di rumah.

Mama saya sendiri sering bilang, "Biasanya anak laki-laki, kemampuan bicaranya lambat. Tapi Sandya gak tuh".

Memang perlu saya akui, Sandya itu cukup mahir untuk kemampuan berbicara. Bahkan kalau kata suami saya, "Sandya jangankan ngomong, nyela aja udah jago". Hehehe maksudnya anak itu sering becanda dengan kata-kata.

Dari Wikipedia, saya mendapat informasi bahwa kemampuan bahasa termasuk pada perkembangan kognitif. Pada periode awal balita, usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, Bertambah pada usia lima tahun,, diatas 1000 kosa kata.

Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya. Misalnya :
Usia 24 bulan: "Haus, minum"
Usia 36 bulan:"Aku haus minta minum"

Para batita yang super aktif (dok.pribadi)
Sandya sendiri menjelang usia 3 tahun, bicaranya sudah sangat banyak sekali. Bahasa yang digunakan juga seringkali mengadopsi kalimat-kalimat yang diucapkan orang-orang di rumah. Meski masih cadel saat mengucap huruf R, tapi kata per kata sudah sangat jelas.

Kepribadian Sandya sendiri memang lebih supel dibandingkan kakak Aylaa yang agak pemalu. Tiap kali ditanya orang, Sandya akan menjawab, berbeda dengan Aylaa yang biasanya ngumpet karena malu. Tapi, semoga nanti, kakak Aylaa bisa lebih berani seiring perkembangan usia dan percaya dirinya.

Memang semua anak itu unik dan memiliki perkembangan yang tidak sama satu sama lain. Pengalaman saya yang punya dua anak saja, sudah luar biasa.

Bagaimana dengan teman-teman yang punya anak lebih banyak, pasti lebih seru ya ^_^



No comments:

Post a Comment

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...