Pages

Saturday 30 June 2012

Independensi Finansial Ibu Rumahan

Assalamualaikum. Hadeuuuh judul saya serem amat ya di akhir pekan gini. Hehe gak apa2 ya. Harus diakui,  salah satu faktor kekhawatiran para ibu2 ngantor yang kemudian beralih ke ibu rumah tangga adalah masalah keuangan. Yang biasanya mau beli ini itu, tinggal mengambil dari uang sendiri (terutama untuk kebutuhan kecil2 atau belanja pribadi), tapi giliran jadi ibu rumah tangga, mau gak mau jadi ngandalin pemasukan dari suami.

Tapi, apa emang bener harus begitu? Sebenarnya gak juga sih. Sekarang banyak juga ibu2 rumah tangga yang berhasil memperoleh pendapatan sendiri. Kalau saya sih, selama ini lebih banyak mengandalkan kemampuan menulis, hehe mau masak gak gape apalagi jahit hahahaha :)

Trus saya ingin mengaitkan dunia maya alias online yang semakin membuka kesempatan luas2 untuk para ibu2 rumah tangga ini. Tenaaang, saya gak akan menuliskan soal MLM yang kini rame mencoba meraih pasar ibu2 muda di dunia maya.

Ceritanya, sehari2 mengamati dunia online baik di Facebook, Multiply dll dari para penjual, saya melihat semakin banyak para ibu2 yang kemudian memiliki kesempatan untuk memperoleh pendapatan sekaligus menyalurkan minatnya. Contohnya apa? Saya lihat ibu2 yang suka menjahit, kemudian ada yang menjual baju hasil jahitannya. TIdak hanya baju, juga ada selimut, bantal, bedding alias peralatan tidur bayi, tas, dll. Bahkan ada yang sampai membuka butik menjahit online. Nah lo kok bisa, gimana caranya? ya bisa aja, customer tinggal memberi data2 ukuran dirinya, jadi deh!

Begitu juga untuk yang hobi masak, mulai dari berbagai kue kering, cake, nugget sampai coklat buatan rumahan memenuhi ruang online dan peminatnya semakin banyak.

Lalu bagaimana yang tidak punya hobi populer seperti itu? Banyak jalan menuju Roma, hehe tapi bukan bang Rhoma (kalo Ridho Rhoma sih boleh..apaaaa siiih??) Ada yang memanfaatkan kemampuan jualan, ada juga yang masuk MLM online, dan segudang cara lainnya. INtinya, ibu masih punya banyak waktu untuk mengurus keluarga dan rumah, tapi juga memiliki kemandirian alias independensi finansial, alias gak tergantung banget sama suami.

Saya sendiri sampai2 kepikiran untuk belajar menjahit, saking ngilernya melihat pasar yang ada. Hehe tapi masih ragu2 mengingat, saya bukan orang yang sabaran dan teliti, judulnya sadar diiriii ;p Tapi, jangan tiru saya ya (GR deh), gak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu. Yang penting konsisten dan niat yang kuat.

Anyway, nanti kalau ada pengalaman atau ide lain, saya tulis lagi yaa. Selamat berakhir pekan ^.^

Thursday 28 June 2012

Sandya on 7 :)

Assalamualaikum. Alhamdulillah sesuai judul, Sandya hari ini sudah genap 7 bulan. Alhamdulillah lagi sudah pinter guling2, duduk tanpa disanggah, ngoceh pa..pa..ba..baa..dan berhasil menggulingkan diri dari tempat tidur ke lantai yang bikin syok ibunya 2 hari 2 malem.

Perkembangan Sandya terbilang normal, mengingat ia mengalami penyakit jantung bawaan (PJB) dan sudah dioperasi sejak umur 1 bulan. Giginya sudah tumbuh 3 sekarang, sudah mulai bisa gigit2 biskuit sambil nyengir2, sudah mau merangkak, bergerak kemana2, gak bisa diem...pokoknya bikin ibu dan orang rumah kewalahan deh.

Saya sendiri sangat bersyukur kepada Allah SWT melihat kondisi Sandya saat ini, mengingat tidak semua anak yang mengalami kondisi PJB perkembangannya bisa normal. Tapiiii, saya tidak mau takabur dan bermaksud bersombong diri. Jadi apa maksudnya donk nulis2 gini soal Sandya?

Intinya, saya ingin membesarkan hati para orangtua yang anaknya divonis PJB bahwa tidak ada kata tidak mungkin bagi anak2 mereka tumbuh sehat dan normal dengan ridho Allah SWT, pertolongan medis yang tepat dan doa dari orangtua serta orang2 sekitar yang menyayanginya. Jangan pernah putus asa. Jangan juga berpikir mengenai kemungkinan2, katanya anak PJB akan begini atau begitu, yang didengar dari orang sekitar yang kebenarannya masih diragukan. Yakin, berusaha dan berdoa.

Saya sendiri sempat dibilang terlalu bersemangat oleh dokternya Sandya karena saya bertanya apakah ada larangan kegiatan atau olahraga yang mungkin tidak dapat dilakukan anak saya. Dengan setengah bercanda, sang dokter menjawab, "Ibu ini semangat sekali ya, olahraga apa anak seumur ini. JAngan khawatir, anak2 kalau mereka capek, mereka akan berhenti sendiri kok".

Hehehe bukannya saya bersemngat, justru saya ingin berhati2 kalau Sandya melakukan aktivitas tertentu. Tapi, namanya bayi baru belajar duduk dan mau merangkak, mana bisa disuruh diem dan gak boleh capek, hehe emang ibunya :)

Selamat ulang bulan ke-7 anakku, Sandya, semoga menjadi anak yang beriman kepada Allah SWT, berbakti kepada Ayah dan Ibu dan berguna bagi keluarga, nusa bangsa dan Agama.

Ya Allah, semoga Engkau selalu mempertebal  iman Sandya, menyehatkan badannya, memperpanjang umurnya, melancarkan rezekinya dan selalu menjaga dan memberikan berkah dan ridho-Mu yang terbaik. Aamiin.

Ibu, Ayah dan Kakak Aylaa sayang adek Sandya...peluk cium ya sayang :)

Wednesday 27 June 2012

Hidup = Rangkaian Perubahan

Assalamualaikum. Hai, selamat menjelang siang. Nah jam segini adalah waktu saya menyisihkan sedikit waktu untuk menulis alias mengekspresikan pikiran dan perasaan saya, my writing therapy ^.^

Kembali ke judul, hidup adalah rangkaian perubahan. Ya, memang bisa dibilang begitu. Ah masa sih? Ada yang bilang, hidupnya dari dulu tidak berubah, begitu2 saja. Ayo yang pernah ngomong begitu, ditilik2 lagi. Masa iya, hidup tidak pernah berubah. Setiap hari saja menu makanan yang kita makan berbeda, hal2 yang dihadapi juga beda2. Mood juga berubah-ubah, dari seneng, bete, seneng lagi, lebih bete hehehehe

Saya pernah nonton salah satu serial film Touch yang dibintangi Kiefer Sutherland yang beken dalam serial 24. Ceritanya, Kiefer punya seorang anak penyandang autis atau semacamnya, yang memiliki keistimewaan, dia berkomunikasi melalui simbol. Saya sendiri kurang terlalu mengikuti serial tersebut. Yang pasti saat saya menonton, kata-kata pengantarnya berkata tentang perubahan. Betapa manusia takut dengan yang namanya perubahan, padahal dalam sepersekian detik akan terdapat perubahan, betapa masa kini yang kita sebut, akan menjadi masa lalu dalam sekejap. Yaah kira2 begitu deh, pokoknya saya sendiri kagum dengan kalimat2nya yang dalem banget.

Hehe tulisan ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh niat saya untuk mengganti tempat tidur yang tinggi dengan kasur, lantaran Sandya yang sekarang usia 7 bulan sudah bisa gulang guling kemana2 dan kemarin alhasil jatuh dari tempat tidur, yang bikin saya shok sampai sekarang. Buat saya, tempat tidur itu telah menemani saya selama bertahun2, sehingga rasanya ini perubahan yang lumayan berat (melow ceritanya hihihi).

Intinya, hal itu membuat saya berpikir. Hidup akan selalu diiringi dengan perubahan. Tidak ada bedanya untuk ibu rumah tangga, wanita karir, direktur atau kepala negara sekalipun. Perubahan adalah sesuatu yang alami dan tidak bisa ditahan oleh manusia. Jika hari ini belum beruntung, Insya Allah besok lebih beruntung. Sebaliknya, jika hari ini diberi banyak rezeki dan berkah, jangan sombong bahwa besok akan memperoleh hal yang sama.

Ah, jangan2 tulisan ini membuat pembacanya bosen. Hehe jangan ya :) Saya sendiri menulis sesuai dengan apa yang saya pikirkan dan saya rasakan. Namanya juga mencoba mengekspresikan diri. Terimakasih sudah mampir membaca ^.^

Tuesday 26 June 2012

Ibu Waspada atau Terlalu Khawatir?

Selamat siang. Hehe ini saya yang coba curi2 waktu karena anak-anak saya sedang diawasi pengasuhnya. Semalaman saya hampir tidak bisa tidur. Ada apa lagi sih??

Hehe begini risiko bekerja sebagai ibu rumah tangga yang tanggung jawab 24 jam, baik tenaga maupun sisi emosional. Ceritanya, kemarin siang saya menyuruh si kakak melihat adiknya yang baru terbangung tidur dan menangis karena saya masih sibuk di depan komputer. Dasar anak balita, semua gerakan ingin cepat. Akhirnya, dia pun terjatuh dan kepalanya sedikit terbentur lantai. Saya elus2 tanpa berpikir macam2.

Hingga akhirnya saat Ayah datang, kakak cerita pada Ayah bahwa kepalanya sakit lantara jatuh tadi siang. Saya terkaget, waah sakitnya masih ada toh! saya elus2 lagi, sambil ditiup dan saya berdoa ayat kursi sebagai andalan, karena si Kakak tidak suka minyak2an.

Dasar ibu2 era internet, saya langsung browsing mengenai hal2 yang berkaitan dengan kepala terbentur. Alhasil, saya malah semakin deg2an dan berniat mengajak kakak ke dokter. Tapi, suami yang berkepala dingin (hehe kepribadian saya memang berbanding terbalik dengan suami) berkata tidak perlu, apalagi kakak tidak menunjukkan gejala muntah, pusing dll. Hanya sedikit mengeluh sakit saat berjalan.

Tapi, saya belum cukup tenang. Semalaman akhirnya bolak balik kamar kakak hingga siang ini. Saya sudah siap2 kartu berobat dll, kalau tiba2 kakak muntah atau menunjukkan gejala mencurigakan. Masih menurut internet, pengawasan masih harus dilakukan 3x24 jam. Alhamdulillah kakak tidurnya nyenyak, makan lahap dan gak ada perubahan perilaku.

Saya harap saya termasuk golongan yang waspada, bukan ibu2 rempong yang terlalu khawatir. Oh ya, referensi internet memang terkadang perlu dibaca ya ibu2, tp jangan dijadikan satu patokan saja. Bertanya kepada ahli medis seperti dokter langganan atau dokter keluarga mungkin bisa lebih membantu.

Selamat melanjutkan aktivitas yaa ^.^

Monday 25 June 2012

Ibu Ngantor vs Ibu Rumah Tangga

Halo, selamat hari senin! Hari ini seperti biasa hari saya dimulai dengan ribet mengurus dua anak, mulai dari mandi sampai makan pagi. Tidak hanya si bayi yang membuat ribet, si balita pun tidak kalah ruwet ngurusnya. Apalagi sekarang sang kakak sedang libur sekolah, jadi seharian di rumah deh.

Hal ini yang kemudian membuat saya berpikir, mungkinkah hal ini yang membuat para ibu2 terutama yang pernah merasakan menjadi wanita karir menjadi stres ketika harus berjibaku di rumah? Hmm..bisa jadi urusan anak menjadi salah satunya, tapi berdasar pengalaman, ada beberapa hal lain kok. Saya mau bahas aah.

Pertama, urusan anak. Pertama2 harus ingat, bersyukur kepada Allah SWT, sudah diberikan amanah berupa keturunan sehingga harus diurus dan dijaga baik2. Hal itu juga yang kemudian membuat saya memutuskan untuk tetap di rumah, setidaknya bisa bekerja dari rumah. Tapiiiii, terkadang anak memang membuat ibu tidak bisa kemana2, banyak tuntutan ini itu dari mereka. Mulai dari kewajiban memandikan, memberi makan dll, hingga menemani nonton tv, belajar dll. Memang itu sudah kewajiban dari ibu, namun terkadang rutinitas tersebut bisa membuat bosan. Sesekali saya ingin "membebaskan diri" dari rengekan ini dan itu. Jalan keluarnya, saya berikan waktu untuk diri saya sendiri, minimal 30 menit dengan berada di depan komputer, menulis blog ini. Hehehe karena memang kecintaan saya menulis. Kalau ibu2 yang lain senang ke salon ataupun arisan, silakan saja.

Kedua, eksistensi diri. Hadeeuuuh..bukan mau sok iye dengan istilah ini. Tapi, saat saya (dan ibu2 lain yang pernah ngantor kemudian jadi IRT), kita dikenal sebagai diri dan kemampuan kita secara pribadi. Kita dipanggil dengan nama kita sendiri. Tapi, setelah jadi IRT, panggilan terhadap diri kita berubah. Di rumah, dipanggil dengan nama suami, kemudian di sekolah dipanggil dengan sebutan Mama ..... (nama anak). Hal ini seringkali membuat saya merasa kehilangan jati diri. Hehehe beneran loh, kadang hal itu berpengaruh juga terhadap rasa percaya diri. Untuk saya sih, hal ini biasanya disiasati (lagi-lagi) dengan kegiatan menulis. Menulis artikel lepas atau bikin buku bareng2 temen, dll yang menempelkan identitas nama saya. Untuk ibu2 lain, bisa juga melakukan hal sesuai minatnya.

Ketiga, pengakuan suami dan orang sekitar. Intinya, akan lebih sulit bagi ibu rumah tangga mendapatkan pengakuan atau sekedar pujian dari kerja kerasnya seharian berupa anak yang sudah makan atau cukup tidur, dibandingkan ketika bekerja dan memperoleh penghargaan, baik dari orang-orang sekitar, bahkan suami dan keluarga. Ilmu yang saya pakai untuk hal ini adalah ikhlas, karena saya sudah memilih jalur ibu rumah tangga.


Satu lagi yang ingin saya bagi, jujur saja, saya sempat terkejut dengan komentar suami pada suatu hari ketika menjemput saya dari tempat saya membantu penulisan. "Ibu kok kalo di luar seneng banget, mukanya senyum trus ketawa-tawa". Hehehe saya cuma nyengir aja waktu itu. Tapi, saya jadi berpikir, bahwa selama saya di rumah, saya lebih sering cemberut, marah2, ngomel ke anak ataupun asisten di rumah. Aaah pantas saja, suami saya ngomong begitu. MEmang sulit saat berada di rumah yang selalu dihadapkan dengan kondisi macam2, harus terus tersenyum ataupun tidak marah2.Yaah, untuk yang satu ini memang saya masih harus banyak belajar bersabar. Kalau yang ini, saya juga mohon petunjuk untuk yang lebih berpengalaman.

Beneran nih yang punya saran, masukan ataupun bagi pengalaman, saya tunggu ya. Bel saya alias anak-anak sudah rewel, artinya saya harus sudahkan dulu tulisan ini deh. Terimakasih.




Sunday 24 June 2012

Bukan Tawa Biasa :)

Assalamualaikum, selamat pagiii!! Alhamdulillah hari ini saya terbangun dengan tubuh dan pikiran yang segar, setelah beberapa hari merasa tidak enak badan dan tidak tenang. Setelah saya pikir2, mungkin hal itu berhubungan dengan hasil tes jantung alias Echo dari Sandya. Loh kok gitu?

Sebab, jadwal Echo Sandya itu sudah lamaaaa sekali tertunda. Sekitar tiga minggu. Lantaran dokternya yang terbang ke sana sini (maklum dokternya sudah bergelar Prof yang merupakan kepercayaan direktur di RS Harapan KIta). Jadiiii, sulit sekali konsultasi dengan dokter cantik tersebut.


Sabtu minggu lalu saya dan suami sudah siap2 untuk berangkat, ternyata batal. Hingga Rabu kemarin, batal lagi. Saya sendiri tidak menyadari ternyata hal tersebut membebani pikiran saya, mungkin alam bawah sadar dan naluri keibuan saya menyalakan tombol "waspada". Entah lah.

Akhirnyaaa..Sabtu kemarin Sandya berhasil konsultasi dengan Prof dokter yang ditunggu-tunggu. Berangkat dari rumah jam 8 pagi. Dapat nomer antrian 17. Yang kemudian baru ketemu dokter sekitar pukul 1 siang :( Alhamdulillah Sandya bukan seorang bayi rewel yang selalu minta digendong ataupun menyusu. Dia santai saja ketika didudukkan di dalam stroller ataupun sesekali menyusu. Yang kadang bikin kesal, justru kakaknya yang tidak mau diam dan cepat merasa bosan..sabar...sabarrrrr

Saat kita masuk ruangan, Prof cantik yang rambutnya di cat merah itu menyambut dengan senyum khas. Setelah memeriksa sebentar, dia kemudian meminta kami pindah ruangan untuk tes Echo.

Alhamdulillah lagi, selama tes Echo dimana Sandya harus dibuka pakaian bagian atas dan di tes bagian dada, tidak rewel ataupun menangis. Walaupun Ayah dan seorang suster harus memainkan boneka beruang dan kura-kura untuk menarik perhatiannya. Saya sendiri memegang tangannya sepanjang tes.

Dokter sempat bercanda dengan mengomentari pakaian Sandya saat itu. "Sewaktu zaman saya dulu, bayi 7 bulan masih pakai popok, tapi bayi sekarang sudah pakai celana jeans". Hehehehe ^.^

Sejujurnya, saya juga kaget, Sandya bisa tenang saat tes. Saya sampai mengira Sandya harus diberikan obat tidur atau obat sejenis itu agar dia tenang. Minimal, saya menyangka saya harus menyusui Sandya selama tes. Kemudian, kami kembali harus antri ke ruang praktek untuk berbicara dengan dokter mengenai hasil tes tersebut.

Alhamdulillah. Puji syukur kepada Allah SWT. Hasil Echo Sandya bagus, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kami disuruh kembali enam bulan lagi. Bagi saya, hal itu lebih dari hadiah ataupun prestasi yang pernah saya dapatkan. Senyum dan tawa saya sangat lebar ketika melangkah keluar dari ruang praktek dokter saat itu.

Saya sempat bertemu dengan beberapa orangtua dari anak-anak dan bayi yang menderita penyakit jantung bawaan (PJB) lainnya yang belum dioperasi ataupun yang sedang cek. Ya, saya tahu persis bagaimana perasaan mereka. Semoga semua anak-anak dan bayi mereka dapat cepat kembali sehat dan tumbuh normal sebagaimana anak-anak lain. Doa saya juga, semakin sedikit orangtua dan anak-anak yang harus mengalami hal yang pernah kami alami. Aamiin.

Friday 22 June 2012

Doakan ya untuk Hasil Terbaik dari Cek-up Sandya Besok

Selamat malam. Janji saya untuk menulis 1 tulisan 1 hari sepertinya harus dirapel hari ini. Sebab besok alias Sabtu (23/6) adalah hari untuk Sandya, anak saya yang ke-2 yang lahir dengan penyakit kelainan jantung (PJB) yaitu TGA untuk cek up ke RS Harapan Kita.

Doakan semoga hasil cek up Sandya besok bagus dan tidak ada masalah lagi dalam perkembangan jantung dan seluruh tubuhnya. Mengutip kalimat Iwa K, anak-anak saya yaitu Aylaa dan Sandya adalah jantung saya. Jika mereka merasa sakit, maka saya akan merasa lebih sakit lagi.

Beneran ya, doa saya tentang kondisi kesehatan Sandya yang akan semakin baik dan baik lagi di-amin-kan? Saya percaya kekuatan doa dari teman-teman semua dapat membantu Sandya. Terimakasih sebelumnya.

Mimpi ooh Mimpi...

Selamat siang! Saya mau tanya, siapa sih yang tidak pernah bermimpi? Kemungkinan semua orang bermimpi saat tidur, bahkan bayi juga bermimpi, bisa dilihat ketika mereka tersenyum ataupun meringis ketika tidur.
Untuk sebagian orang, mimpi itu bisa memiliki arti yang diterjemahkan sebagai ramalan ataupun hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Boleh percaya atau tidak, terserah masing-masing orang.

Tapiiii, saya ingin berbagi sedikit tentang mimpi saya dua hari yang lalu. Pada hari selasa malam menjelang hari rabu, saya sangat sulit tidur. Baru saja tertidur, saya bermimpi yang lumayan buruk. Kata orangtua dulu, kalau bangun mimpi buruk, bantal harusnya dibalik. Dalam kondisi setengah sadar, saya pun membalikkan bantal.

Sialnya, saya kembali bermimpi buruk. Kali ini mengenai pesawat yang jatuh dan berbagai macam hal lain. Intinya, yang saya ingat jelas adalah tentang jatuhnya pesawat. Saya jadi teringat jatuhnya pesawat Sukhoi beberapa waktu lalu yang menelan puluhan korban jiwa, termasuk beberapa rekan jurnalis yang memang tidak saya kenal langsung, tapi membuat saya tertegun dan berduka mendalam.

Saya tidak berpikir apa-apa lagi setelah itu. Hingga akhirnya pada sore hari saya tidak sengaja membaca tweet teman saya mengenai jatuhnya pesawat Fokker yang menimpa rumah di kawasan Halim Perdanakusumah. Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Saya baca di koran hari ini, 10 korban tewas akibat kecelakaan tersebut, dua diantaranya adalah anak-anak yang sedang didalam rumah.

Merinding rasanya membayangkan kejadian tersebut. Saya sendiri tidak pernah menyangka ataupun berusaha menghubung2kan mimpi saya dengan jatuhnya pesawat tersebut. Mungkin hanya suatu kebetulan semata. Wallahualam. Semoga di masa mendatang, semakin jarang dan tak ada lagi kabar semacam ini. Aamiin.




Thursday 21 June 2012

Bahas "Penulis Hantu" alias Ghostwriter yuk!

Haiiiiiiiii!! Senangnya mengetahui orang-orang mau membaca tulisan saya di blog yang sederhana ini. Terimakasiiih :) Ok, kembali ke judul. Mau sharing ah, soal pengalaman saya yang terkini dalam dunia tulis menulis yaitu ghostwriter. Hehe jangan salah sangka ya, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan horor, dunia mistik dll.

Jadi apa sebenarnya sih ghostwiter itu? Sedikit penjelasan saya yang masih minim pengalaman, ghostwriter itu adalah penulis yang hasil karyanya diatasnamakan orang lain. Jadi si "penulis hantu" itu hanya bertugas menulis (bisa juga sekaligus mengumpulkan bahan wawancara, data, dsb tergantung kesepakatan) tanpa namanya tercantum.

Yang unik, ghostwriter ini tidak hanya untuk buku saja, tapi juga untuk bahan pidato, artikel dll, selama berkaitan dengan dunia tulis menulis. Ghostwriter ini bisa bekerja sendirian ataupun dalam tim. Lalu apa untungnya bagi penulis? Dari materi, tentu saja keahlian menulis tersebut biasanya dibayar sesuai perjanjian. Selain itu, ada juga penulis yang dalam kesepakatan diberi jatah copyright, yang berarti memperoleh hasil dari jumlah penjualan terutama untuk buku.


Untuk ghostwriter ini juga tidak bisa menampilkan hasil karya di CV mereka sembarangan, karena mereka terikat perjanjian dengan pihak yang telah menyewa mereka untuk tidak melakukan hal tersebut.

Rugi donk nama mereka tidak ditampilkan dan tidak bisa bangga2in karyanya? Sebenarnya tidak juga sih. Ada beberapa penulis yang merasa nyaman, namanya tidak tampak. Melihat hasil karya mereka dibaca orang lain saja sudah cukup memuaskan, disamping imbalan materi yang diperoleh.

Trus, saya jadi ghostwriter untuk siapa? Sssstttt..kan aturan jadi ghostwriter gak boleh bilang-bilang. Jadi maaf gak bisa kasih bocoran. Hehehe saya sendiri menikmati menjalani proses penulisan buku dimana saya menjadi ghostwriter bersama beberapa teman. Sebagai mantan penulis di media cetak terutama harian, menulis buku ternyata prosesnya bisa memakan waktu yang menurut saya lumayan cukup panjaaanggg dan lamaaaaaa ^.^ Maklum saya terbiasa dengan garis mati alias deadline yang datang tiap hari.

Untuk memperoleh order ghostwriter ini saya peroleh dari relasi saya semasa masih menjadi wartawan. Jadi untuk yang tertarik jadi ghostwriter, kuncinya ya perluas relasi dan asah kemampuan menulis. Tidak terlalu banyak berbeda kok dengan profesi penulis lainnya.

Segitu dulu yaa sharing saya soal ghostwriter ini, monggo kalau ada pendapat, masukan, ataupun order buat saya, gaya bahasa bisa disesuaikan kok ^.^ Hehehe jadi sekalian mengiklankan diri gini sih. Makasih ya sudah mau mampir.



Wednesday 20 June 2012

Renungan Pagi Gara-gara Baca Gosip

Assalamualaikum. Senangnya pagi-pagi sudah bisa nulis dan sekedar baca koran. Oh ya, saya sebenarnya bukan pecinta berita gosip, baik di televisi ataupun di media cetak. Itu sebabnya sewaktu saya menjadi pekerja media, paling males kalau disuruh liputan ataupun wawancara para artis alias selebritis. Apalagi yang terlibat kasus perselingkuhan, perceraian dll. Perjuangannya bisa2 sangat melelahkan. Demi mendapat statement yang kemungkinan sangaat suliiiiiit didapat, teman wartawan saya sampai2 pernah ngalami harus nginep berhari-hari di depan rumah sang artis yang sempat nikah siri (kini sudah nikah sah seiring dengan perceraian dengan istri pertama) dengan anak salah seorang mantan pemimpin negara Indonesia..siapakaah ituuu? hehehe tebak sendiri yaa :)

Tapi, hari itu saya menyempatkan membaca berita perceraian salah seorang selebritis asal Bandung yaitu Iwa K dengan sang Istri yang merupakan penyanyi dangdut jebolan KDI. Iwa yang biasanya saya baca memiliki temperamen tinggi ketika dimintai komentar mengenai perceraiannya bersikap lain saat itu. Namun, bukan itu yang menangkap perhatian saya.

Pada salah satu pernyataan mengenai keengganannya untuk bercerai lantaran sang anak. Kalimat yang tepat saya tidak terlalu hafal, yang saya ingat adalah "Anak untuk saya bukanlah darah daging, dia adalah jantung saya. Anak saya membutuhkan ayah dan bundanya".

"Deg". Buat saya itu adalah salah satu pernyataan terindah dan paling jujur dari seorang ayah. Sosok kedua setelah ibu yang tak kalah penting dalam pertumbuhan seorang anak. Saya sendiri tidak bisa membayangkan tumbuh tanpa didampingi Papa. Hampir di setiap saat yang penting dalam hidup saya, Papa hadir dan mendampingi saya. Meskipun ia bukan sosok yang sempurna, tapi bagi saya ia tetap sosok panutan. Betapa ia tanpa lelah mendampingi saya ketika menunggui Sandya di RS Harapan Kita dan datang tergesa-gesa setiap kali saya membutuhkannya.

Papa, Ayah, Bapak, Abi dan apa pun panggilan terhadap mereka, akan selalu rela memberikan keteduhan dan ketenangan khas laki-laki yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka. I love you, Papa.

Tuesday 19 June 2012

Pembeli jadi Penjual, Cuma di Facebook

Selamat pagiii!!! Selamat datang di rumah blog saya (enaknya disebut rublog doonk ^.^). Sebab pembaca disini seakan-akan masuk ke rumah saya dan alam pikiran saya yang kadang-kadang berseluncur kemana saja yang diinginkan.

Pagi ini pengen deh bahas soal jual beli di Facebook yang lagi marak. Saya yang awalnya sempat skeptis "iih ngapain belanja online", ternyata kemudian ikutan nyemplung, hehe gak cuma jadi pembeli tapi jadi penjual juga. Kok bisaaaa? Sebabnya mudah kok. Juga sempat merasa tertantang dari perkataan suami saya (yang kemungkinan sebel juga karena saya sering titip transfer atm untuk pembelian online). Tepatnya dia bilang, " daripada beli terus, jualan aja sekalian". Huuuh awalnya saya pikir, aduuh mana ada lagi waktu saya untuk jualan ditengah kerepotan mengurus putri dan pangeran saya tercinta, serta sesekali kerjaan menulis atau menerjemahkan saya secara freelance.

Tapiiiii, pikir punya pikir. Penasaran juga tuh. Akhirnya tanya sana sini, terutama penjual yang sering saya belanjain hehehe. Cari-cari deh siapa yang paling enak diajak ngobrol, terus tanya-tanya pengalamannya. Mulai bikin konsep, cari supplier dan menyesuaikan dengan modal yang ada. Taraaaa! Akhirnya jadi juga toko online saya di Facebook. Biarpun sekarang friendsnya baru hampir 300-an tapi online shop yang saya buka sejak tanggal 27 April 2012 itu lumayan lancar kok.

Saya pikir banyak kok ibu-ibu rumah tangga seperti saya dengan akses internet memulainya dengan cara yang gak jauh dari saya. Bahkan, untuk mecari supplier pun sebagian besar berkomunikasi lewat internet. Jadi, jangan pikir kalau para penjual di online itu, harus ubek2 tanah abang atau pusat grosir terus baru jualan. Ada juga yang beli grosir yang lebih murah secara online dan kemudian di jual secara retail, dengan keuntungan selisih dari harga tersebut.

Bahkan ada juga yang disebut sistem dropship, yaitu jika ada pihak lain yang membantu menjualkan barang dagangan dari seorang penjual, kemudian pengiriman langsung dari penjual dengan nama pihak yang membantu tersebut. Maaf kalo penjelasan agak ribet hehehe. Intinya, semua orang diuntungkan.

Salah satu manfaat untuk saya pribadi dengan membuka toko online adalah terjalinnya kembali komunikasi antarteman yang sempat terputus. Harus saya akui, untuk teman-teman yang sudah lama tidak berkomunikasi dan juga hubungannya tidak terlalu dekat, mengomentari status atau foto masih ada rasa segan. Tapi, hal itu berbeda jika hubungannya kemudian antara penjual dan pembeli. Untungnya, saya tahu latar belakang pembeli saya dan tentunya teman saya juga segan kalo kemudian cuma pesan trus gak bayar alias Hit and Run, istilahnya. Tapi, akhirnya kalau dari kalangan teman, pastinya minta diskon khusus deh hihihihi.

Saya mau bikin fakta-fakta dari online shop, khususnya di Facebook yang sudah saya sedikit ketahui.

  1. Toko online Facebook milik orang Indonesia masih jarang menggunakan Page, tapi seringkali pakai akun biasa, bahkan seringkali menggunakan akun pribadi. Mengapa? karena kalau menggunakan Page, maka kita tidak bisa menambah teman secara aktif. Untuk nama toko baru, hal itu bisa menyulitkan.
  2. Pasar yang terdiri kaum wanita yang mampu mengakses internet sekaligus sebagai manajer keuangan di rumah tangga sangat lah besar. Bahkan, sependek pengetahuan saya, Multiply kemudian mengubah fokusnya sebagai toko online setelah melihat pasar yang menggiurkan, termasuk (atau terutama) di Indonesia.
  3. Toko online tidak membutuhkan sewa tempat ataupun pegawai jumlah besar, bahkan untuk awal dapat ditangani sendiri. Tapi, saya sempat menemui sebuah kasus dimana seorang pembeli protes di wall seorang penjual hingga kemudian dikomentari pro-kontra oleh puluhan orang lain, lantaran pembeli sudah mentransfer sejumlah uang namun tidak ada kabar dari penjual. Ternyataaa, sang penjual ada urusan keluarga yang tak memungkinkan ia untuk mengakses internet. Jadi akses internet bisa dibilang sangat sangat penting.
Nanti kalau ada fakta-fakta lainnya tentang toko online di Facebook, saya tambah lagi deh. Sekarang mau bagi-bagi sedikit tips bagi yang akan atau berpikir atau sedang mencari strategi berjualan online. Mudah-mudahan tokcer ^.^

Tips membuka toko online di Facebook :
  1. Tetapkan fokus dari toko online yang mau dibuka. Mau buka toko perlengkapan bayi atau toko baju dan tas batik, tentunya harus cari supplier yang berbeda dan tentu modal juga bisa beda. Berpikir praktis, mana yang paling diminati ataupun yang sekiranya memiliki pasar yang paling pas ataupun paling mudah didekati. Intinya, fokus fokus fokus.
  2. Jika toko online ada tergolong baru, ada baiknya membuat akun biasa dulu. Atau, ada juga yang menggunakan akun pribadi untuk berjualan, meskipun saya sendiri tidak menyarankannya. Kerugiannya, akun biasa hanya bisa memiliki teman hingga 5.000. Berbeda dengan Page, yang tak terbatas. Jalan tengahnya, jika teman2 alias customer sudah banyak, siap2 deh bikin Page. Bisa diiming2 dengan diskon atau bonus jika mencontreng "Like" di page baru ^.^
  3. Seperti toko konvensional, pembeli paling males jika berhadapan dengan penjual jutek. Begitu juga di dunia maya. Tetap bersikap sopan, gunakan tanda senyum, jangan terbawa emosi jika ada calon pembeli yang banyak tanya dan sisipkan sedikit humor. 
  4. Jujur. Di zaman modern seperti ini, kejujuran sangatlah penting bagi toko online untuk menjaga kepercayaan pembeli. Jika Anda sebagai penjual belum sempat mengirim pesanan, katakan alasan Anda kepada pembeli. Atau jika sekiranya Anda harus off-line selama beberapa waktu, katakan di status Anda dan berikan nomor ponsel Anda sekiranya diperlukan. Hingga saat ini saya berteman dekat dengan seorang penjual yang dengan jujur mengatakan, paket belum bisa dikirim karena hujan dan ia tidak memiliki jaket hujan. Hehehe untuk saya hal itu sangatlah mengesankan, jujur sekaligus lucu.  
Demikian dulu ya analisa asal saya ala pembeli yang kemudian jadi penjual di Facebook. Nanti kapan-kapan saya kasih link-nya ke toko online saya deh, sekarang masih malu-maluuuu. Terimakasih sudah mau baca ^.^

Monday 18 June 2012

Bayi Saya, Guru Saya


Sejak kelahiran anak saya yang kedua, Sandya, yang mengalami penyakit jantung bawaan (PJB) maka bolak-balik rumah sakit merupakan hal yang biasa kami lakoni. Mengapa saya sebut kami? Sebab saat berangkat ke rumah sakit, yang mengantar bisa-bisa serumah. Termasuk saya, suami, anak pertama saya yang bernama Aylaa, pengasuhnya, serta Kakek Jenggot alias papa saya. Itu adalah jumlah pengantar minimal, kalau untuk waktu-waktu tertentu, jumlah pengantar bisa lebih banyak hehehe.

Ya, anak saya yang ke-2 yang lahir tanggal 28 November 2011, lahir dengan kelainan pembuluh darah jantung yang biasa disebut TGA alias Transposition of the Great Arteries. Sebenarnya masih ada kelainan yang mengiringi, tapi saya sendiri kurang paham istilahnya. 

Intinya, pembuluh darah besar yang mengaliri jantung anak saya mengalami kelainan fungsi sehingga darah bersih yang seharusnya dialirkan dari paru-paru dan darah kotor yang dibersihkan di paru-paru. Akibatnya, darah kotor mengalir ke seluruh tubuh dan akibatnya fatal.

Hari ke-3 setelah kelahirannya, Sandya harus menjalani operasi non-bedah yang secara awam disebut dengan balon. Lebih miris lagi, prosesnya dilakukan tengah malam, sekitar jam 1 malam, alatnya pun langsung diambil suami dan papa saya di RS Cipto Mangunkusomo dari RS Harapan Bunda tempat anak kami dirawat waktu itu. 

Untuk mengejar waktu, suami saya menggunakan sepeda motor. Papa saya yang saat itu sudah berumur 71 tahun (kemarin tgl 14 Juni) baru saja berulangtahun ke 72) sangatlah kuat. Ia yang memegang alat tersebut. Dari pihak RSCM wanti-wanti bahwa alat tersebut tidak boleh bengkok atau rusak sedikit pun. Intinya, malam itu adalah malam yang tidak akan pernah saya lupakan.

Kemudian, pada usia pas satu bulan yaitu tgl 28 Desember 2011, Sandya dioperasi bedah jantung. Berbagai rasa dan emosi bercampur selama hampir satu bulan berada di RS Harapan Kita tersebut. Mungkin nanti akan saya tulis secara khusus bagaimana secara detail seingat saya. 

Selama disana, tidak ada satu pun foto yang sama ambil. Tidak ingin rasanya melihat foto ketika anak saya terbaring lemah disana. Oh ya, kisah Sandya sempat dimuat di majalah  Mother and Baby yang terbit bulan Mei lalu. Saya sendiri tidak keberatan berbagi kisah, dengan harapan para orangtua yang bayinya mengalami PJB atau penyakit lain tidak menyerah. Insya Allah akan selalu ada jalan, selama kita berusaha dan berdoa.

Alhamdulillah, saat tulisan ini dibuat Sandya sudah hampir 7 bulan (saat ini sudah 21 bulan). Perkembangannya pun sangat baik, berat badan terakhir pada hari Sabtu (16/6) waktu imunisasi di RS Harapan Bunda yaitu 7,7kg. Bahkan, bisa dibilang beratnya lebih dari standar anak seusianya. Sandya juga sudah bisa guling kanan kiri, tengkurap dan tertawa dengan lepas. Makannya pun lahap.

Saya kerap mendapat pandangan kasihan dari teman atau tetangga yang mengetahui mengenai kondisi Sandya. Padahal, menurut saya, anak saya ataupun anak dengan PJB atau penyakit lain, tidak ingin dikasihani. Simpati boleh saja, bahkan memberi bantuan moril maupun materil tak mengapa. Tapi jangan dikasihani, beri mereka kesempatan sebagaimana anak-anak seusia mereka. Don't feel sorry for their disease but celebrate their life :) 

Itu sebabnya seringkali saya berkata bahwa anak-anak saya adalah guru yang tak kalah penting dalam hidup saya. Mereka juga lah yang membuat hidup saya terasa berharga.Melalui mereka, saya belajar dan menjalani proses pendewasaan. Satu hal yang saya sadari, bahwa tidak hanya mereka yang membutuhkan saya sebagai ibu untuk menyayangi dan merawat mereka, tapi saya juga yang membutuhkan mereka. 

Meskipun ini tulisan lama, tapi saya sengaja mengikutsertakan dalam “Tulisan ini diikutsertakan dalam momtraveler’s first Giveaway “Blessing in Disguise” karena makna tulisan ini yang sangat dalam untuk saya. Sandya sendiri saya ambil dari bahasa Sansakerta yang berarti Persatuan. Sementara, Daniswara berarti raja yang masyhur dan kaya raya dan Santoso diambil dari nama suami saya, Yanuar Santoso. Harapan kami, Sandya kelak dapat menjadi pemimpin yang makmur dan mempersatukan keluarga, masyarakat seluas-luasnya.

Ternyata, sejak kelahirannya, Sandya sudah berhasil mempersatukan saya, keluarga besar, saudara-saudara, teman-teman bahkan kenalan baru yang bersimpati. Biaya operasi jantung Sandya yang cukup besar dalam waktu singkat ternyata dapat mengetuk hati orang-orang berhati emas untuk membantu kami. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Bahkan dalam perjalanannya saya dapat kembali merajut pertemanan dengan rekan yang sudah lama tak berkomunikasi, mempererat kembali tali persaudaraan dan menjalin pertemanan yang baru. 

Secara pribadi, saya juga merasa mendapatkan "teguran" sekaligus "kasih sayang" dari Allah SWT secara bersamaan. Betapa saya merasa tak berdaya sebagai manusia tanpa berkah dan ridho-Nya. Betapa tak pantasnya manusia untuk sombong, karena Allah yang merupakan pemilik segalanya.

Surat Alam Nasyroh ayat 5 dan 6 seakan mengingatkan saya akan saat-saat itu :

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."


*Tulisan ini dibuat ulang dengan penyesuaian untuk Giveaway “Blessing in Disguise”



 

Halo Halo!

Haloo! Blog FromBlazerToDaster ini terbuat dari inspirasi selewat yang datang tengah malam. Tidak terlalu berbeda dari judul blog ini, sebagian besar isinya akan menulis mengenai pengalaman saya yang pernah mengecap dunia karir hingga kemudian menjadi ibu rumah tangga. Hehe jadi ceritanya bisa jadi panjang (kalau anak2 sudah tidur) ataupun sangat amat pendek (kalau tiba-tiba bayi saya yg berusia 6 bulan rewel). Welcome to my life :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...