Dulu saya sempat berpikir, saya tidak ingin mengarah pada sebuah profesi yang sebenarnya bisa saya lakoni setelah saya lulus kuliah. Profesi yang menuntut kerja gila2an, namun memiliki kemungkinan pendapatan yang lumayan besar.
Masalah keuangan merupakan hal sensitif pada suami istri (dok.pribadi) |
Entah saya orangnya sok idealis atau memang saya tidak terlalu tertarik dengan bidang tersebut, saya akhirnya tidak mencoba profesi tersebut. Kemudian saya diterima menjadi seorang jurnalis di salah satu harian ekonomi.
Hehe jujur saja, kadang saya membayangkan kalau dulu saya memilih jalan yang berbeda untuk karir saya. Mungkin pendapatan saya akan jauh lebih besar dibandingkan sekarang. Mungkin saja.
Tapi apa hubungannya dengan judul diatas? Bener kalau orang bilang, jangan berasumsi dengan pikiran orang lain. Karena kemungkinannya ya gak bener hihihi ;) Dulu saya berpikir, suami saya jenis orang yang keberatan jika pendapatan istri lebih besar. Itu sih yang ada di otak saya, selama kenal hampir 15 tahun dan menikah hampir 10 tahun.
Anehnya lagi, kok ya saya gak pernah tanya ya. Sampai pada suatu malam beberapa hari yang lalu saat di perjalanan. Saya kok ya iseng nanya suami. "Kalau menurut Ayah, gaji istri lebih gede gimana?"
Suami saya dengan santai jawab," Ya, gak apa2 sih, bu. Mungkin Ayah yang tergolong moderat, tapi hal seperti itu gak jadi masalah".
Nah lo! Jujur saja, jawaban itu gak pernah kepikiran oleh saya keluar dari mulut suami. Beneran! Jadi selama ini anggapan atau pemikiran saya sama sekali gak bener donk hahahaha :D
Ada beberapa kisah tidak enak yang pernah saya dengar tentang hal ini. Misalnya, suami yang kemudian merasa rendah diri atau tidak dihargai oleh istri, kemudian akhirnya selingkuh dengan wanita yang dirasa bisa "lebih menghargai" dirinya. Ada juga, seorang rekan saya yang karirnya jauh lebih hebat dari suaminya. Yang saya lihat sih, suaminya jadi lebih sering marah2, entah kenapa juga.
Itu sebabnya, saya menganggap hampir semua laki-laki gak bakalan "rela" istrinya memiliki pendapatan lebih besar. Hehe ternyata saya salah ya. Buktinya suami saya gak begitu tuh.
Pada kenyataannya, pendapatan saya sebenarnya sih masih jauh lah dari suami saat ini. Alhamdulillah saya bisa ikut bantu-bantu keuangan keluarga dan gak terlalu ngerepotin suami juga di kala hasrat belanja sedang tak terbendung hahahahaha :D :D :D
Intinya, masalah keuangan memang salah satu hal yang sensitif untuk pasangan, termasuk soal gaji atau pendapatan dari masing-masing istri dan suami. Hal ini juga perlu dibicarakan langsung dengan pasangan. Karena tiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Jangan seperti saya, langsung mengambil kesimpulan atau anggapan, tanpa tanya2 dulu. Sok tahu banget sih saya nih ^_^
Jangan sampai juga masalah gaji istri yang lebih besar kemudian memancing masalah atau keretakan dalam rumah tangga loh. Yang harus kita ingat, rezeki berupa pendapatan baik dari suami atau istri itu ya dihitungnya sebagai rezeki bersama. Bukan karena suami kerja dan dapat gaji, sementara istri gak kerja, tidak berhak. Selama dalam perkawinan, maka itu disebut sebagai rezeki bersama. Begitu sih sependek pengetahuan saya. Kecuali, memang ada perjanjian yang dilakukan sebelum nikah, yang tidak terlalu umum.
Nah kalo artikel ini memang murni pendapat saya berdasar pengalaman. Saya juga masih harus banyak belajar sepertinya. Bagaimana kalau menurut, teman-teman?
Alhamdulillah suamiku juga tidak masalah mbak penghasilanku lebih besar Di awal2 pernikahan, penghasilanku sebagai seorang jurnalis nyatanya lebih besar dari suami yg staf gudang. Ini berlangsung cukup lama. Suami tdk merasa rendah diri, dia tetap mencukupi kebutuhan pokok kami, sementara penghasilanku untuk kebutuhan penunjang lainnya. Sejak 3 tahun ini aku risain dan menjadi freelancer, Alhamdulillah rezeki yg masuk dr kantong suami lebih besar..dan kami tetap bisa bersinergi.
ReplyDeleteAaaaah mba Ika, i feel youuuu bangeeet. Awal2 nikah emang gajiku juga lebih gede dari suami. Tp aku sempet gak ngantor dan freelance selama 4 tahun, baru 1 tahun belakangan ini ngantor lagi. Hehe jd berasa merintis dari awal lagi deh. Senang kenalan dengan mba Ika, nanti aku mampir di blogmu yaaa :)
Deletesaling menghargai intinya kalo aku :* *padahal aku dewe ga kerja wkwkw *melipir
ReplyDeleteHehe rejeki kan bukan dari gaji aja mak Echa. Dirimu mah udah cihuyyy banget lah :)
Deleteaku sih persiapan banget maakkk, dari sebelum nikah udah dibicarakan hal semacam ini, jadi pas sekarang penghasilan cuma beda tipis (gedean suami dikiiittt), udah nggak ada masalah :)
ReplyDeleteIdiiiih keren mak Annisa. Aku kok ya agak2 segen gimana gitu kalo ngomong soal penghasilan. Harusnya sih gak boleh ya. Hehe makasih udah mampir yaa :)
DeleteAlhamdulillah suami mendukung sekali pekerjaan sy yg flexible dikerjakan secara online dari rumah dan sesekali malah ke luar kota utk wisata kuliner dan bertemu dgn kolega2nya.. Dalamrumah tangga kami, tidak ada uang laki atau uang perempuan.. Saya Direktur Keuangannya, hehehehehe... Kebutuhan pokok RT dan asuransi adalah tanggung jawab suami.. Naahh kebutuhan wisata kuliner dan bakti anak ke org tua itu baru posnya saya... Masalah tabungan, alhamdulillah suami selalu menyiapkan kejutan.. Maklum kami kenal sudah dari 5SD dan taarufnya 10th ditambah menikah sudah 6,5th.. Semoga keluarga kita senantiasa mendapat ridloNya dan menjmeput sakinah mawaddah warohmah.. Aamiinn...
ReplyDeleteSiap bu Direktur! Hehehe memang yang penting adalah komunikasi ya mba. Semoga kehidupan berkeluarganya harmonis selalu yaa. Aamiin.
DeleteSeharusnya klo gaji istri lebih tinggi memotivasi suami utk bejerja lbh keras dan lebih banyak menghasilkan uang, klo blm bisa santai aja nikmati aja toh biasanya istri klo ada rejeki biasanya balik utk nyenengin keluarga juga kan asal jgn istrinya aja yg ngelunjak dan mentang-mentang, klo sdh ada respect dan kasih sayang gaji bukan masalah lg kan?
ReplyDeleteHehehe dibawa enjoy aja ya mba. Yang penting tahu diri dengan posisi masing2 :) Makasih udah mampir yaa
DeleteSetuju sama mbak ina. Yang jadi masalah sebenarnya bukan gajinya mbak. Tapi prilaku istrinya. Mungkin kasus yang terjadi dimana suami selingkuh atau marah marah sama istrinya yang gajinya lebih besar adalah karena sikap istrinya yang tidak menghormati suami mak. Mungkin lho ya :-)
ReplyDeleteMemang tergantung pribadi masing2 banget sih ya, harus dilihat per pasangan. Moga2 kita terhindar dari hal2 tidak baik seperti itu. Aamiin.
Deletewah sekarang lagi ngalamin nih. dan gak ada masalah. kuncinya di komunikasi kali yah, mba. saya sering ngobrol sama suami, termasuk masalah pendapatan. dan selama satu sama lain gak merasa besar kepala dan saling menjaga perasaan insyaallah baik2 aja. saya sama suami masih saling menguatkan, saling memberi kesempatan. begitu kira-kira :D
ReplyDeleteSyukur deh mba, jangan sampe hanya karena materi bisa membuat kondisi suami istri bermasalah. Terimakasih sudah mampir yaa :)
DeleteKalau aku belum pernah mbak merasakan pendapatan lebih besar :) wong dari nikah udah resign kerja
ReplyDeletehehe yang gitu asik mba Lid :)
DeleteIstri berpendapatan lebih besar? Ada tetangga, dia tinggalkan suami, beli apartemen sama anak-anaknya hehe...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteWah kok sampai segitunya ya.
DeleteBelum pernah bergaji lebih besar dari suami, Mba.
ReplyDeleteSecara dulu cuma pegawai honorer, gaji bwt seneng2 aja jadinya :)
Alhamdulillah. Disyukuri dan dinikmati aja ya mba Pit :)
DeleteGmn klo gaji suami cm cukup buat makan tahu tempe seminggu doang, lebihnya gua yg nanggung. Makan doang belum kebutuhan primer lainnya tuh. Gaji kita jauh bngt soalnya 1:10. Berusaha ikhlas tp lama2 cape jg ngidupin laki, gmn tuh bun?
ReplyDeleteCoba motivasi lagi suami untuk bekerja lebih giat Dan mencari peluang lebih baik. Dukung dengan doa ya mbak
Deletedi syukuri aja.......
ReplyDeletenama nya hidup berkeluarga ya selalu berbagi
Setujuu
Deleteikhlas aja menyikapinya.....
ReplyDeleteInsya Allah ikhlas
DeleteAlhamdulillah. rezeki gak kemana.
ReplyDeleteDisyukuri aja ya
Delete