Selesai diurut, kita foto-fota ya mak haji ^^ (dok.pribadi) |
Nah, kalau sudah kehujanan yang gak enak adalah seluruh badan yang terasa sakit. Jujur saja, kalau sudah begitu, mood jadi turun. Kerja pun gak enak.
Salah satu andalan saya adalah jemari Mak Haji, sapaan akrab dari Haji Sena.
Jangan salah dengan tampilannya yang tampak sudah tua, mak Haji ini kalau ngurut bisa bikin saya jerit-jerit. Bukan apa-apa, biasanya pas kena daerah yang sakit, maka tangan Mak Haji terasa bagaikan pisau yang menghujam *tsaaaah*
Sebagai seorang mantan reporter plus kepo, saya biasanya ngajak ngobrol Mak Haji sewaktu diurut. Mak Haji saat ditanya umur, jawabnya sekitar 85 tahun. Tapi kayanya sejak saya mulai diurut beberapa tahun yang lalu, jawabnya ya segitu juga. Hehehe jadi ada kemungkinan beliau lebih tua sih.
Mak Haji ini salah satu tetua di kawasan rumah mertua saya di Cibubur. Bisa dibilang dari kawasan yang sepi, sebagaimana istilah tempat jin buang anak, sampai dengan Cibubur sekarang yang tiap beberapa ratus meter ada mini market, ya Mak Haji saksi hidupnya. Memang mencari yang seumuran dengan Mak Haji sudah sulit, sebagaian besar sudah meninggal dunia.
Saya sendiri sangat kagum dengan sosok perempuan ini. Meski sekarang sudah tak muda lagi, semangatnya masih kuat. Buktinya, dalam sehari, Mak Haji bisa mengurut sekitar 8 orang bahkan lebih. Wuidiiih hebat mak!
Ngobrol dengan Mak Haji asyik, banyak pengalaman yang sering dibaginya.
Termasuk pola makan yang serba alami. Mak Haji mengaku tidak suka berbagai makanan modern, mulai dari mie, bakso, daging olahan dan lain-lain.
"Mak gak suka makanan mie instan, bakso juga belum pernah. Paling makan sayur sama ikan asin. Kalau ayam, Mak masih mau sekali-sekali," katanya.
Mak Haji pernah diminta anaknya untuk periksa kesehatan secara keseluruhan. Namun, setelah diperiksa, dokter menyuruhnya pulang.
"Mak sih sehat. Asam urat, kolesterol, tekanan darah normal semua. Paling ada sedikit pengapuran tulang," kata Mak Haji menirukan ucapan dokter.
Papa saya yang sekarang usia 74 tahun juga banyak memiliki pantangan makanan seperti Mak Haji. Sejak muda sampai sekarang Papa tidak pernah menyentuh ayam negeri, daging kemasan, bakso dan mie instan. Meski sekarang sudah banyak keluhan, tapi secara keseluruhan, Alhamdulillah Papa masih sehat dan kuat jalan kesana kemari, yang kadang membuat saya marah karena khawatir.
Dari pengalaman Mak Haji dan Papa saya jadi termenung, sebenarnya banyak pola makan tidak sehat yang menjadi pemicu berbagai penyakit. Saya pribadi tengah berusaha perbanyak makanan alami dan membatasi seminimal mungkin makanan olahan, apalagi pengukuran asam urat saya agak2 tinggi belakangan ini :D
Semoga sehat-sehat terus dan panjang umur ya Mak Haji :)
Jangan salah dengan tampilannya yang tampak sudah tua, mak Haji ini kalau ngurut bisa bikin saya jerit-jerit. Bukan apa-apa, biasanya pas kena daerah yang sakit, maka tangan Mak Haji terasa bagaikan pisau yang menghujam *tsaaaah*
Sebagai seorang mantan reporter plus kepo, saya biasanya ngajak ngobrol Mak Haji sewaktu diurut. Mak Haji saat ditanya umur, jawabnya sekitar 85 tahun. Tapi kayanya sejak saya mulai diurut beberapa tahun yang lalu, jawabnya ya segitu juga. Hehehe jadi ada kemungkinan beliau lebih tua sih.
Mak Haji ini salah satu tetua di kawasan rumah mertua saya di Cibubur. Bisa dibilang dari kawasan yang sepi, sebagaimana istilah tempat jin buang anak, sampai dengan Cibubur sekarang yang tiap beberapa ratus meter ada mini market, ya Mak Haji saksi hidupnya. Memang mencari yang seumuran dengan Mak Haji sudah sulit, sebagaian besar sudah meninggal dunia.
Saya sendiri sangat kagum dengan sosok perempuan ini. Meski sekarang sudah tak muda lagi, semangatnya masih kuat. Buktinya, dalam sehari, Mak Haji bisa mengurut sekitar 8 orang bahkan lebih. Wuidiiih hebat mak!
Ngobrol dengan Mak Haji asyik, banyak pengalaman yang sering dibaginya.
Termasuk pola makan yang serba alami. Mak Haji mengaku tidak suka berbagai makanan modern, mulai dari mie, bakso, daging olahan dan lain-lain.
"Mak gak suka makanan mie instan, bakso juga belum pernah. Paling makan sayur sama ikan asin. Kalau ayam, Mak masih mau sekali-sekali," katanya.
Mak Haji pernah diminta anaknya untuk periksa kesehatan secara keseluruhan. Namun, setelah diperiksa, dokter menyuruhnya pulang.
"Mak sih sehat. Asam urat, kolesterol, tekanan darah normal semua. Paling ada sedikit pengapuran tulang," kata Mak Haji menirukan ucapan dokter.
Papa saya yang sekarang usia 74 tahun juga banyak memiliki pantangan makanan seperti Mak Haji. Sejak muda sampai sekarang Papa tidak pernah menyentuh ayam negeri, daging kemasan, bakso dan mie instan. Meski sekarang sudah banyak keluhan, tapi secara keseluruhan, Alhamdulillah Papa masih sehat dan kuat jalan kesana kemari, yang kadang membuat saya marah karena khawatir.
Dari pengalaman Mak Haji dan Papa saya jadi termenung, sebenarnya banyak pola makan tidak sehat yang menjadi pemicu berbagai penyakit. Saya pribadi tengah berusaha perbanyak makanan alami dan membatasi seminimal mungkin makanan olahan, apalagi pengukuran asam urat saya agak2 tinggi belakangan ini :D
Semoga sehat-sehat terus dan panjang umur ya Mak Haji :)
Mba, aku sukak banget ama bakso.
ReplyDeleteGimana dong?
Seneng ya kalo liat orang sehat dan panjang umar.
Mak Haji cantik juga mba :)
Mungkin bisa diakali dengan membuat bakso sendiri, atau ya paling tidak dikurangi porsinya ya Mbak. Hehe saya juga belum sealami Mak Haji ini kok makannya, masih sering tergoda makanan enak ^_^
Delete