Pages

Thursday, 20 November 2014

Desember

Menjelang Desember, senantiasa membuat hati saya tak karuan.

Bukan, sama sekali bukan karena kebingungan liburan tahun baru ataupun galau karena target tahunan masih jauuuh.
Sandya bareng Ibu (dok.pribadi)
Tapi, bulan Desember berarti anak saya, Sandya harus cek tahunan ke RS Harapan Kita.

Masih segar di ingatan saya, tanggal 28 Desember 2011, mengantar Sandya ke ruang operasi. Sandya mengalami penyakit jantung bawaan (PJB) jenis TGA atau Transposition of Great Arteries yang kondisinya membuat ia harus segera di operasi. Paling lambat dalam usia 2 bulan.

Setelah berbagai upaya dan drama yang mengiringi, operasi itu berhasil dilakukan tepat usia Sandya satu bulan setelah lahir tanggal 28 November 2011.

Percayalah, saat itu rasanya sudah habis air mata saya, lutut lemas ketika Sandya harus saya serahkan ke tangan perawat yang akan membawanya ke ruang operasi. Sebab, sebelumnya dokter sudah mengatakan, operasi ini bukan sesuatu yang ringan.

Bahkan, ada beberapa kasus gagal. Tidak, saya tidak berani marah pada dokter2 hebat yang mengatakan hal2 buruk sebelum operasi. Saya tahu mereka hanya mencoba menyiapkan mental orangtua untuk bersiap menghadapi hal terburuk.

Gaya andalan Sandya saat difoto (dok.pribadi)
Saat menulis ini, hampir tiga tahun kemudian setelah operasi, percayalah saya masih menitikkan air mata. Masih terasa perihnya di hati ini.

Alhamdulillah operasi yang berlangsung sekitar 8 jam, mulai dari pukul 8 pagi hingga 4 sore itu berjalan lancar. Jangan juga ditanya perasaan saya ketika menunggu 8 jam tersebut. Tidak ada yang saya lakukan, selain berdoa kepada Maha Pemilik Semesta, Allah SWT,

Beberapa hari setelah operasi, yaitu pada malam tahun baru 2012, saya dan suami beserta para orangtua lain duduk di beranda di RS Harapan Kita sambil mendengarkan petasan dan melihat kembang api. Kami harus terus berada disana karena anak-anak kami masih berada di ruang ICU, yang tidak boleh ditunggui orangtua, namun harus terus siaga jika diperlukan. Jadi tiap kali ada nama anak yang dipanggil, mulailah hati saya deg2an. Kabar baik atau sebaliknya? Ah sepertinya tak perlu lagi saya gambarkan perasaan saya.

Alhamdulillah, Sandya dapat pulang ke rumah sekitar tiga minggu setelah operasi. Cek up dilakukan sekitar seminggu kemudian, lalu satu bulan kemudian. Berkat doa semua keluarga besar, teman, rekan dan semuanya, Alhamdulillah kondisi Sandya bisa cepat pulih. Cek up terus dilakukan secara berkala. Terakhir, pada bulan Desember 2013 lalu. Alhamdulillah semua bagus.

Sandya bareng Ayah waktu naik kereta (dok.pribadi)
Sekilas Sandya tidak berbeda dengan anak-anak lain. Sangat lincah, bawel dan tidak mau diam seperti anak 3 tahun pada umumnya. Hanya saja saat dadanya terbuka, barulah tampak bekas jahitan operasinya.

Saya dan suami berusaha tidak membedakan sikap kepada kakak Aylaa dan Sandya. Tidak ada yang lebih dibela ataupun disayang. Siapa pun yang salah, maka harus bertanggung jawab dan meminta maaf.
Fantastic four dari Jl Cemara ^_^ (dok.pribadi)
Jujur saja, saya seringkali sedih tatkala mendengar ada orangtua yang mengeluh satu kelemahan anaknya. You don't know your trully gift. Jangan mengeluh, terus berusaha membantunya agar menjadi lebih baik.

Semoga hasil cek Sandya ke RS Harapan Kita pada bulan Desember mendatang lancar dan hasilnya baik, Semoga Sandya dapat menjadi anak yang beriman, sehat. panjang umur, banyak rezeki dan bahagia. Amin ya robbal alamiin.


2 comments:

  1. Kebayang betapa campur aduknya perasaan seorang ibu melihat anaknya yang baru sebulan lahir tetspi harus operasi... :'(

    Alhamdulillah semua lancar ya mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah mbak, saya dapat dukungan penuh dari keluarga, teman dan keluarga besar. Terimakasih sudah mampir ya :)

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...