Thursday, 14 February 2013
Valentine No, Puisi Cinta Yes :)
Assalamualaikum, selamat soreee semuaaa!! Itu yang lagi ngantuk2 di depan komputer kantor, cuci muka dulu deh atau yang lagi ngemil di rumah, bagi-bagi dooonk :) hehehe semangat amat sih maaak :D
Hari ini tanggal 14 Februari yang dirayakan oleh sebagian orang sebagai hari Valentine. Saya sih seumur-umur gak pernah tuh ikut ngerayain, karena emang buat saya gak terlalu penting juga sih.
Tapi, hari ini saya baca di pertanyaan salah satu penulis kenamaan sekaligus teknopreneur muda Ollie di Twitter yang bertanya soal puisi cinta favorit. Saya jadi teringat salah satu puisi favorit saya yang saya baca di buku Sajak-sajak Cinta dari A. Mustofa Bisri alias Gus Mus.
Pemilihan kata-katanya sederhana, tapi maknanya dalem. Cinta yang tidak menuntut berlebihan, tidak seperti cinta-cinta alay jaman sekarang yang serba hingar bingar. Penasaran gak? Hehehe saya cuplik puisi dibawah.
Etapi, ada lagi satu puisi yang menjadi favorit saya yang judulnya Dari Tupai Kepada Pohonnya. Pengandaian dalam puisi ini menurut saya luar biasa dan membuat maknanya sangat dalam. Penulis aslinya sendiri saya tidak tahu, lupa juga waktu itu copas dari mana hehehehe :) Kepada penulisnya, saya ucapkan salut saya.
Selamat menikmati puisi-puisi cinta favorit saya, teman-teman :)
Perkenankanlah aku mencintaimu
A.Mustofa Bisri
Perkenankanlah aku mencintaimu
seperti ini
tanpa kekecewaan yang berarti
meski tanpa kepastian yang pasti
harapan-harapan yang setiap kali
dikecewakan kenyataan
biarlah dibayar oleh harapan-harapan
baru yang menjanjikan
Perkenankanlah aku mencintaimu
semampuku
menyebut-nyebut namamu
dalam kesendirian pun lumayan
berdiri di depan pintu mu tanpa harapan
kau membukakannya pun terasa nyaman
sekali-kali membayangkan kau memperhatikan
pun cukup memuaskan
perkenankanlah aku mencintaimu sebisaku
Dari Tupai Kepada Pohonnya
Penulis: Anonim
Sering kuanggap dia pohon yang kuat,
Sehingga tidak sakit saat dahannya kukerat-kerat sampai bergetah
Apalah artinya keratan kecil pada pohon yang tangguh? Begitu pikirku
selalu
Sering pula aku bersandar kepadanya,
Kala lelah datang tiba-tiba
Sering pula aku menangis dibawahnya,
Dan merasakan betapa ujung-ujung dahannya menyatu memelukku
Aku sering pergi meninggalkannya, bermain-main di pohon lain
Tapi ia tetap disana, kukuh berdiri walau daunnya mengering
Dan rontok sehelai demi sehelai
Bila aku kembali, daunnya berubah lagi menjadi hijau
Segar rasanya
Sering aku berpikir dia akan jatuh
Roboh menimpaku dan membuatku mati
Dan segala prasangka itu membuatku ingin pindah ke pohon lain
Ditengah ragu, ia menawarkan sebuah lubang di batangnya untukku
bersarang
Sekarang kala hujan menderas,
Aku tahu dia diciptakan untuk aku
Dan aku diciptakan untuknya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih yaa ^_^