Pages

Monday 7 April 2014

Menipiskah Empati pada Generasi Muda?

Kakak Aylaa bantu adik Sandya belajar menggambar (dok.pribadi)
Horeee..bisa ngeblog lagiii :) :)

Apa kabar semuanyaaa? Semoga dalam keadaan baik, sehat dan senang ya. Ini saya memanfaatkan jeda deadline di kantor, nunggu rapat budgeting untuk edisi mendatang. Jadi bisa update blog dulu deh sebentar.

Jadi, ceritanya pada suatu malam, saya pulang kerja dari kawasan utama perkantoran di Jakarta. Meskipun udah hampir jam 8 malem, itu namanya belantara macet yang dipenuhi mobil dan motor sungguh luar biasa banyaknya.

Sampai di Jl. Sudirman pas sebelum Plaza Semanggi, kemacetan semakin menggila. Akhirnya suami saya membelokkan motor ke kiri, yaitu jalan agak memutar tapi diharapkan lebih lancar yang tembusnya pas di samping Plaza Semanggi.

Ternyata yang berpikir sama dengan suami saya itu luar biasa banyak hehehe..jadi ya tetep aja ketemu macet :D Nah diantara kemacetan itu saya menemukan sesuatu yang bikin hati saya bertanya-tanya lebih lanjut.

Di sebuah belokan tanpa pembatas, yang namanya motor ke arah Semanggi itu penuh banget, jadi jalur kendaraan dari arah sebaliknya itu hampir ketutup.

Lalu ada sebuah mobil sedan keluaran baru yang dikemudikan oleh seorang perempuan, mungkin usianya 20-an awal, yang saya perkirakan seorang mahasiswa.

Mobilnya bergerak dari arah berlawanan dengan saya, yang hampir tertutup oleh motor-motor yang tidak sabaran untuk terus maju ke depan. Tapi, mobil yang dikemudikan perempuan muda itu juga tidak mengalah, terus merangsak maju. Hingga kemudian mobil itu sangat mepet ke motor dan pinggiran mobilnya mengenai kaki seorang bapak yang mengendarai motor, pas di depan saya.

Tidak terima, si bapak mengetok kaca mobil itu. Si perempuan membuka kaca, sambil berkata "loh ini kan jalan saya". Si bapak tampak berusaha mengendalikan diri untuk tidak terus marah-marah. Kemudian, suami saya berusaha menengahi, dengan berkata "Jalan pak, jalan".

Saya sendiri saat itu sadar bahwa kesalahan tidak hanya pada si perempuan muda, memang si bapak bermotor itu juga harusnya sadar bahwa jalan sempit itu tidak cukup. Tapi, jujur saja saya cukup terkejut dengan perilaku perempuan muda itu.

Kalau saja, saya adalah ibunya dan berada tepat disampingnya, maka ia akan merasakan cubitan di pahanya dengan omelan panjang pendek. Untuk saya, tak peduli apapun kondisinya, sepantasnya perempuan muda itu meminta maaf. Memang tidak ada yang bermaksud sengaja, tapi untuk saya seperti itu idealnya.

Saya kok merasa perempuan muda itu sangat sedikit memiliki empati, tak berpikirkah dia kalau si bapak bermotor itu sudah seharian bekerja dan ingin cepat2 pulang ke rumah karena lelah dan ingin beristirahat di rumah dengan keluarganya?

Sementara, mungkin bagi perempuan muda itu, ekstra 10-15 menit di jalan tidak akan terasa karena ia berada di mobil yang ber-AC lengkap dengan musik favoritnya. Ataukah mungkin anak perempuan itu tak pernah merasakan panasnya Jakarta didalam bus ataupun diatas motor?

Benarkah sudah semakin menipis rasa hormat terhadap yang lebih tua, hanya karena kita tidak mengenal orang tersebut ataupun simply tidak peduli, sehingga keinginan untuk saling mendahului dan egois, lebih mendominasi.

Untuk saya, hal semacam ini bukan sesuatu yang remeh. Sejujurnya, kejadian semacam ini lebih saya pikirkan, karena justru jauh lebih penting dibanding nilai raport ataupun prestasi lainnya.

Sebab, saya pribadi berpikir, sikap dan karakter adalah buah dari pendidikan yang sesungguhnya. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, adalah salah satu yang saya tekankan.

Ah semoga saja perempuan muda itu tidak mewakili sebagian besar sikap generasi mendatang, dan sikapnya akan berubah seiring dengan bertambah usianya. Amin ya rabbal alamin.

"Jika anda ingin anak anda tetap menjejakkan kaki mereka di tanah, berikan tanggung jawab di pundak mereka," - Abigail Van Buren.



6 comments:

  1. Iya, anak memang harus diberi pelajaran moral untuk lebih menghormati yang lebih tua dan menaruh empati pada orang lain. :)

    ReplyDelete
  2. di jalan apapun bisa terjadi rin....

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ya, sedih lihatnya kadang2, betapa jalanan bisa mengubah sikap seseorang :(

      Delete
  3. Hiks. .
    Cerrminan para pengguna jalan masa kini makin enggak banget ya, Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, saya kadang bingung itu yg serobot sana sini pada mau kemana sih buru2, padahal blm tentu jg bisa bener sampe lebih cepet loh

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...