Pages

Monday, 26 August 2013

Antara Salon Thailand, Tahun 2015 dan Era Masyarakat Ekonomi ASEAN


Gambar ilustrasi © Lawrence Manning/Corbis

 "Jeng..jeng..pake sabun beras asal Thailand ini loh. Pasti kinclong deh,".

Kira-kira demikianlah ucapan yang sempat beberapa kali mampir di telinga ataupun tawaran yang kurang lebih hampir serupa dengan promosi tersebut di berbagai jejaring sosial. jenisnya pun beragam mulai dari sabun beras, sabun susu, atau ada juga sabun beras susu, serta sabun mutiara. Semuanya berujung pada satu hal, memutihkan kulit.

Terlepas dari sabun tersebut bisa benar-benar memutihkan atau tidak, ada dua fenomena lain yang saya tangkap dari hal tersebut. Apakah itu?

Pertama, orang-orang Indonesia sangat mudah terbius oleh produk impor. Kalau sudah disebut impor, gengsi langsung naik dan serasa jadi orang paling keren kalau memakainya. Kedua, betapa inginnya orang-orang Indonesia berkulit putih. Seakan-akan kulit yang putih menjadi dambaan dan dapat meningkatkan prestise. Padahal memang kulit sawo matang adalah identitas asli bangsa Indonesia.

Kalau saat ini, kita masih bisa tenang-tenang saja menghadapi hal tersebut dan semacamnya, tapi bagaimana dengan tahun 2015 nanti? Ada apakah tahun itu? Sebelum menjawab pertanyaan itu, maka kita harus mulai dari awal.

Ada yang masih ingat apa itu ASEAN? Hehehe ayo buka-buka lagi buku pelajaran anaknya, atau cari deh di Om Google.

aseanblogger.com

ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. Ketika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

ASEAN didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. Hingga kemudian negara-negara lain bergabung Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja.

Sebagai bagian dari pembangunan komunitas di ASEAN, ada yang disebut dengan ASEAN Economic Community (AEC) 2015 atau diterjemahkan sebagai Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ada tiga hal penting didalamnya yaitu integrasi perdagangan, pelayanan dan  wilayah investasi. Ketiganya dianggap sama penting dengan masyarakat politik dan keamanan serta masyarakat sosial dan budaya.

Kebebasan Pergerakan SDM


Dari sini kita akan mulai menjawab pertanyaan diatas tadi. Sebenarnya sabun pemutih Thailand itu merupakan salah satu pengandaian saya terhadap ASEAN Economic Community diatas yang akan berlaku tahun 2015. Tapi apa pengaruhnya sih buat kita? Tentu saja ada, bahkan pengaruhnya sangat luar biasa.

 Ilustrasi pribadi

Memasuki tahun 2015, akan ada kebebasan pergerakan Sumber Daya Manusia (SDM) di segala lini ASEAN dan tentu saja pergerakan bebas itu tetap mensyaratkan hal yang harus dipenuhi.  Selain ijazah, ASEAN Community juga menuntut adanya sertifikat kompetensi, yang semuanya berbasis kompetensi termasuk keterampilan (skills).

"Ah tenang aja, mereka yang masuk ke Indonesia kan tetap ada persyaratan. Ngapain sih khawatir?"

Bisa saja itu menjadi tanggapan para SDM di Indonesia. Tapi, yang kemudian harus dipikirkan, bagaimana jika kemudian Pemerintah di negara-negara asal ASEAN lain sudah mampu menggenjot kompetensi para SDM sehingga mereka dengan mudah dapat memperoleh sertifikat kompetensi dan masuk sebagai tenaga kerja di Indonesia?

Bagaimana jika pasar Indonesia yang sangat besar dan potensial ini menjadi "santapan" para SDM dari luar negeri, akan dikemanakan SDM asal Indonesia? Apalagi SDM dengan sertifikat kompetensi masih sangat jarang ditemukan di Indonesia. Jangankan mau bersaing mencari nafkah di luar negeri, bahkan bersaing dengan SDM yang datang lengkap dengan sertifikasi kompetensi pun tak mampu?

Jika hal ini sudah terjadi, maka bisa jadi, semakin banyak pengangguran, penurunan daya beli masyarakat dan pada akhirnya kemerosotan pembangunan. Apakah itu yang kita inginkan?

Salah satu contoh yang bisa terjadi adalah berdirinya salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat Nasional. Mari kita semua meluangkan sedikit waktu untuk berpikir apakah mungkin salon-salon tersebut akan menggeser salon lokal?

Gambar ilustrasi © Achim Sass/Westend61/Corbis

Jika kita berkaca pada sabun pemutih asal Thailand tersebut, rasanya hal tersebut sama sekali tidak mustahil. Ditambah dengan kepercayaan mayoritas masyarakat Indonesia yang sangat menyanjung produk impor, termasuk tenaga kerja "impor". Apakah kita sebagai anak bangsa, rela jika semua lini pekerjaan ditempati oleh para pekerja dari luar negeri, sementara kita tidak memiliki kesempatan di negeri sendiri?

Nanti tak sekedar salon-salon Thailand yang perlu diwaspadai. Ahli kesehatan asal Singapura yang sudah banyak menjadi kepercayaan para kalangan tertentu di Indonesia, akan bebas berpraktik di Indonesia. Mungkin juga pengusaha makanan. Bukan tak mungkin, nanti restoran Padang justru dimiliki dan dikelola oleh tenaga kerja asing.

Bahkan, saat ini pekerja asal Korea sudah merambah ke industri tekstil sebaga sektor andalan di Jawa Barat, meskipun baru terbatas pada tingkat manajer ke atas. Bayangkan pada tahun 2015, jika tenaga kerja bersertifikasi kompetensi sudah bebas. Tak mustahil, sebagian besar pekerja industri tekstil di Jawa Barat bukan lagi dari masyarakat sekitar namun dipenuhi pekerja asing.

Tentu saja ini bukan kerja mudah bagaikan membalikkan telapak tangan, perlu kerjasama antara berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah. Tenaga kerja harus meningkatkan kualitas kerja untuk sertifikasi dan Pemerintah juga harus mulai memperhatikan lebih serius.

Masyarakat secara luas juga harus semakin menyadari hal ini, bahwa tahun 2015 akan segera menjelang. Bukan satu dasawarsa atau rencana pembangunan lima tahun, tapi tak lebih dari dua tahun lagi. Apa yang harus dan sudah kita lakukan?

Menulis mengenai Era Masyarakat Ekonomi 2015 merupakan salah satu kontribusi yang bisa saya lakukan. Berharap dapat memperluas pengetahuan masyarakat dan meningkatkan kewaspadaan.

Saat saya menulis ini, saya terpikir, apa lagi yang mampu dilakukan sebagai anak negeri untuk menghadapi hal ini, seberapa siapkah saya? Bagaimana dengan Anda?









3 comments:

  1. saya baru sadar mbak betapa sangat banyak yg harus kita persiapkan di 2015. terima kasih atas tulisannya mbak :)

    ReplyDelete
  2. Sama-sama mbak, saya juga sama. Semoga SDM Indonesia sudah siap nanti begitu tiba waktunya. Aamiin. Makasih udah mampir ya :)

    ReplyDelete
  3. [ATMbersama.com] Pasar bebas ASEAN adalah sebuah keniscayaan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di bidang keuangan dan perbankan akan berlaku pada tahun 2020. Sanggupkah Indonesia bersaing langsung menghadapi gempuran layanan keuangan dan perbankan dari negara tetangga? Ataukah justru produk keuangan dan perbankan kita yang berjaya di negara lain? http://bit.ly/1tiofHx

    ReplyDelete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...