Pages

Thursday, 12 December 2013

Sang Pemimpin yang Dicintai

Nelson Mandela (gambar: @saintheny)

Hai..halo teman-teman semua, semoga sekarang dalam kondisi sehat dan lancar semua urusannya. Meski mendung sudah tampak di langit sekitar pinggiran Jakarta nih.

Jadi, begini nih, tadi malam menjelang tidur, saya baca-baca twit dari seorang teman kuliah yang sedang mengabdi pada negara, tapi ditempatkan nun jauh di sana yaitu di Afrika Selatan. Entah isi twitnya atau kesan yang ditimbulkan dari itu ditambah foto2nya, menggelitik saya untuk menulisnya disini.

Berikut saya cuplik beberapa twit dari teman saya dari akun @saintheny mengenai acara pemakaman Nelson Mandela yang dihadirinya secara langsung :

Mau cerita dikit soal lying state nya Mandela di Union Buildings tadi siang. #RIPNelsonMandela

Hari ini jam 10 pagi acara formal lying state Mandela dibuka utk VIPs. Yah wajarlah ya. #RIPNelsonMandela

Publik dikasi kesempatan mulai jam 12 s.d 17 hari ini. 2 hari ke depan publik dikasi wkt dr jam 8 sampe jam 5 sore. #RIPNelsonMandela


Masyarakat yang berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir pada Nelson Mandela (gambar: @saintheny)
Saya kira arrangement utk publik bakalan heboh dan strict. Ternyata ga juga. Saya kagum. #RIPNelsonMandela

Publik dikasih shuttle bus dr bbrp pemberhentian. Gratis. #RIPNelsonMandela


Selebihnya, Mobil bisa diparkir di sekitar istana, lalu jalan kaki dikit utk masuk istana. #RIPNelsonMandela

Saya sampe istana jam 12. Publik mulai datang, tp ga padet. Yg banyak malah jurnalis asing. #RIPNelsonMandela
Polisi berkuda yang bertugas mengamankan lokasi di Union Building (gambar: @saintheny)

Kita diarahkan oleh security istana. Mereka buat jalur muter gitu. Ga desek2an. Sangat teratur. #RIPNelsonMandela

Saya ga berharap liat jenazah Mandela secara langsung. Ternyata publik dikasih kesempatan!!! #RIPNelsonMandela

Yang saya bisa bilang, Nelson Mandela beristirahat dengan tenang. Saya sgt bersyukur bisa di sana. #RIPNelsonMandela


Polisi istana sdh menyiapkan tissue utk pengunjung yg ga bisa tahan haru. Saya merinding. #RIPNelsonMandela

Langit mendung di sekitar Union Building (gambar: @saintheny)
Selama sekitar 2 jam saya di lingkungan istana itu,saya cuma bisa bersyukur krn diberi kesempatan utk merasakan cinta luar biasa utk Mandela #RIPNelsonMandela

Pengamanan yg teratur dan ga berlebihan bikin saya salut #RIPNelsonMandela

Oiya, jenazah Mandela pake baju batik!!!! :') #RIPNelsonMandela

Dengan wajah Asia saya, bbrp jurnalis interview saya :P #RIPNelsonMandela


Saya sempet bilang kalo Mandela terkenal di Indonesia. Madiba's shirt itu adalah batik dr Indonesia :) #RIPNelsonMandela

Nih, temen saya @saintheny yang lagi diwawancara wartawan asing (gambar: @saintheny)
Yg pasti, saya merasa bersyukur. Ambiance nya luar biasa. Enormous love for Mandela. #RIPNelsonMandela

In the end, thank you for legacy, Tata Madiba. You will always be remembered. #RIPNelsonMandela

Nah, dari twit2 ibu berwajah manis itu mengenai seremonial acara pemakaman tokoh Nelson Mandela, ada nada kekaguman terhadap acara yang dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rakyat yang datang dapat difasilitasi dari naik angkutan umum gratis menuju istana negara, semua mengantri dengan tertib dan protokoler yang tak berlebihan.

Tapi, yang pasti saya kagumi adalah kesan cinta dan kekaguman dari masyarakat terhadap Nelson Mandela  dengan panggilan kesayangan, Madiba. Jika tidak, apa yang dapat menggerakkan mereka semua untuk datang dari berbagai penjuru untuk memberikan penghormatan terakhir?

Hal itu sekaligus membuat saya tertegun. Mengapa? Tak lain dan tak bukan, kembali mengingat saat para pemimpin kita di tanah air pada saat-saat terakhirnya. Adakah yang sudah dicintai dan dikagumi sebagaimana Madiba oleh rakyatnya? Bukan karena ia pemimpin yang sempurna, tapi terlihat kekuatannya dibalik kelemahan, mampu mengayomi dan mengutamakan rakyat dibandingkan kepentingan pribadi.
 
Salah seorang pengunjung saat antri hendak masuk Union Building (gambar: @saintheny)
Kalimat Nelson Mandela yang banyak dikutip mengenai kepemimpinan seakan menggambarkan karakternya sebagai pemimpin selama ini.

"It is better to lead from behind and to put others in front, especially when you celebrate victory when nice things occur. You take the front line when there is danger. Then people will appreciate your leadership" (Nelson Mandela)

Lebih baik memimpin dari belakang dan menempatkan orang lain di depan, terutama ketika Anda merayakan kemenangan saat hal-hal baik terjadi. Anda mengambil garis depan ketika ada bahaya. Maka  kepemimpinan Anda akan dihargai.

Sebagaimana twit rekan saya diatas. In the end, thank you for legacy, Tata Madiba. You will always be remembered.















4 comments:

  1. waaaah, itu saking cintanya sama batik? hmmm kita yg di sini yg masih idup aja seminggu berapa kali ya berbatik ria. Salam buat temennya ya, mak. eh, ya salam kenal juga. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga mak. Hehe iya Mandela beneran cintanya sama batik, saya browsing gambar juga, banyakan yang pake batiknya. Makasih udah mampir ya ^_^

      Delete
  2. Kalo disini mah udah 'rusuh' aja kynya bawaanya >.<
    disana teratur yaah,
    hmm.. kisahnya pasti dikenang sepanjang masa ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe di Indonesia mah susah kalo mau tertib teratur. Suruh antri aja, banyak yang nyerobot. Makasih udah mampir ya ^_^

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...