Pages

Friday 20 May 2016

Menemukan Asa dan Semangat Kartini dari Para Wanita Pengabdi Nusantara Sehat

Bulan April selalu diwarnai oleh peringatan Hari Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita di berbagai daerah di tanah air. Namun, tanggal 21 April 2016 lalu, Hari Kartini bermakna lebih dalam untuk saya saat mengikuti Press Tour yang dilakukan Kementrian Kesehatan di Batam. Tepat satu hari setelahnya, saya menemukan asa dan semangat Kartini disana.


Tiga sosok Kartini muda dari tim Nusantara Sehat di Belakang Padang (dok foto FB Yuli)


Saya menemui tiga orang wanita muda dari lima orang tenaga kesehatan, saat mengunjungi Tim Nusantara Sehat di pulau Belakang Padang, Batam. Di pulau yang langsung berbatasan dengan Singapura itu ada Yulianti Nataya Rame Kana sebagai ahli kesehatan masyarakat, Paras Mita Sari sebagai ahli Farmasi dan Sri Purnawati sebagai bidan.

Sejak awal perjalanan, saya sudah menyangka akan bertemu dengan sosok-sosok muda yang penuh dengan semangat dan nasionalisme tinggi. Tapi saya tidak pernah menduga sedemikian tingginya dedikasi dan keberanian yang dimiliki mereka.

Bayangkan saja, para wanita muda sebagai tenaga kesehatan itu, bisa saja memilih pekerjaan lain yang tidak menempatkan mereka jauh di daerah yang tidak mereka kenal untuk kerja keras menaklukkan medan dan menarik hati masyarakatnya. Mereka bisa saja memilih bekerja di kota besar ataupun ibukota, untuk mendapat gaji besar dan fasilitas yang nyaman. Tapi tidak, mereka justru memilih bergabung sebagai tim Nusantara Sehat dan mengabdikan diri jauh dari rasa nyaman dan dekat dengan perjuangan.

Yuli bersama masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan (dok.foto Yuli)
Saat itu kebetulan saya sempat berbincang dengan Yulianti yang akrab disapa Yuli. Sebagai ahli kesehatan masyarakat, Yuli mengaku banyak tantangan mengenai pola hidup bersih yang sulit diterapkan di tempat mereka ditempatkan. Mengingat pulau yang harus ditempuh sekita 20 menit dari Batam itu seringkali kesulitan air bersih. Kebiasaan membuang sampah atau buang air langsung ke laut pun, jadi tantangan wanita berwajah manis itu.

Lain lagi tantangan yang harus dihadapi Sri dan Paras. Sri harus berjuang melakukan sosialisasi mengenai pentingnya persalinan dengan bantuan tim medis, sementara Paras kerap berhadapan dengan warga masyarakat yang tidak memperdulikan dosis penggunaan obat.

Tim Nusantara Sehat sedang menjalankan tugas (dok.foto Yuli) 
Sebagai wilayah kepulauan, maka Tim Nusantara Sehat disana seringkali harus bepergian dengan perahu dikala ombak sedang tinggi-tingginya. Sesampai di pulau yang dituju, mereka masih harus berjuang di tengah terik matahari dan berjalan sampai rumah-rumah warga.

Selain itu, yang menjadi perhatian dari seluruh tim Nusantaa Sehat disana yaitu perjuangan mencegah penyebaran HIV/AIDS yang angkanya cukup mengkhawatirkan di kawasan Batam dan sekitarnya. Tak sedikit lokasi seks komersial di sana, ditambah dengan penyalahgunaan penggunaan narkoba yang kerap menjadi ajang penyebaran virus berbahaya tersebut. 

"Tim Nusantara Sehat dengan Dinas Kesehatan Batam saat ini gencar melakukan penyuluhan bahaya narkoba di sekolah-sekolah," ujar Paras.

Perjuangan di Ujung Timur Indonesia

Saya juga menemukan asa dan semangat Kartini saat membaca kisah tim Nusantara Sehat lainnya di ujung timur tanah air yaitu Distrik Kombut Kabupaten Boven Digoel, yang berbatasan dengan Papua New Guinea. Nesya Ardella Simamora bertugas bersama dengan Susilowati Hamzah, Nur Anisa dan rekan-rekan lain. Nesya sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medis menceritakan kisahnya dalam sebuah blog yang diterbitkan rekan blogger.

Gadis berusia 23 tahun asal Binjai itu dalam kisahnya, mengaku juga harus menghadapi banyak hal di tempat barunya. Mulai dari beradaptasi dengan kebiasaan, budaya hingga memperoleh kepercayaan dari masyarakat sekitar yang tidak selalu mudah.

Nesya tampak akrab bersama salah seorang mama (foto dokumentasi FB Nesya)
Seperti yang Nesya kisahkan, saat melakukan home visit dan pendataan status kesehatan masyarakat ke lokasi pedalaman dengan infrastruktur yang kurang memadai. Apalagi saat itu turun hujan. "Perlu upaya ekstra mengarungi jalanan, lumpur tebal serasa menyatu di kaki menyebabkan terpleset. Satupun  team NS tak ada yang luput, ada baret-baret bekas luka akibat jatuh," ujarnya.

Hingga akhirnya pada perjalanan pulang, sudah mendekati malam dan hujan masih terus turun dengan deras. Meski hati dilanda cemas, basah kuyup dan motor yang lampu depannya tidak menyala, mereka terus berjalan. Naas motor terperosok lubang. Dengan sisa-sisa tenaga, mereka akhirnya berhasil kembali ke barak Puskesmas.

Nesya bersama Tim NS melakukan home visit (foto dokumentasi FB Nesya)
Berkenalan, berbincang dan membaca cerita mereka, membuat saya jadi teringat Kartini. Sebagaimana dituliskan dalam buku "Surat-Surat Kartini : Renungan tentang dan untuk Bangsanya", Kartini pernah memiliki cita-cita untuk belajar menjadi dokter di Jakarta yang tak tercapai.

Mungkin benar cita-cita Kartini tidak pernah terlaksana, tapi saya mendapati asa dan semangat Kartini yang membara dari sosok-sosok wanita muda tim Nusantara sehat. Para wanita yang penuh harapan untuk negeri, penuh semangat, penuh integritas dan penuh rasa sayang terhadap saudara sebangsa.

Lihatlah senyum tulus dari wajah mereka, para wanita hebat yang rela terpanggang teriknya sinar matahari, hidup dengan fasilitas seadanya, bahkan rela membelah ombak yang tinggi atau menerjang lumpur di tengah hujan untuk menolong masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Saya yakin, Kartini pasti akan bangga melihat para wanita pengabdi Nusantara Sehat, sebagaimana saya dan juga seluruh wanita di Indonesia.  Berkenalan dengan mereka juga yang membuat saya optimis bahwa generasi mendatang di Indonesia akan terus menerus menjadi lebih baik.

Ladies, tunjukkan girl power kalian, tetap semangat ya!

Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2016/04/21/10100011/Semangat.Kartini.dan.Cita-citanya.yang.Kandas.
http://www.kompasiana.com/agungatv/mengabdi-di-daerah-perbatasan_572a89527293733d050d52ab

10 comments:

  1. Trmksh kk,,, nice writing, jujur saya semakin semangt setelah mmbaca tulisan kk..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salut untuk Nesya Dan teman2 Nusantara sehat. Semangattt

      Delete
  2. luar biasa, saya kagum dengan wanita-wanita 'perkasa' ini, hebat ya mereka tulus mendedikasikan dirinya untuk melayani masyarakat, walaupun tantangan yang harus mereka hadapi berat, salam hormat untuk para srikandi ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga, dedikasi mereka memang luar bisa mbak

      Delete
  3. mba Ririnnn, artikelnya inspiratif banget. Bikin semangat, makasih yaaa..

    salut buat tim nusantara sehat...

    ReplyDelete
  4. Kalo menurut gw sih ini melebihi kartini karna terjun langsung dan menbuang smua ego nya, mau berlusuh lusuh, nempuh bahaya tnpa mikirin untung rugi materil.

    Kalo udh baca kisah kek gini jadi ngaca gw udah bikin apa buat sekitar #hikssss

    Buleipotan.com

    ReplyDelete
  5. Ibu Kartini pasti bangga melihat kartini-kartini muda bidang kesehatan ini. Kalo denger perjuangan mereka secara langsung, bikin merinding. Semoga mereka semua selalu diberi kesehatan dan keselamatan saat menjalankan tugasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Semoga sehat, selamat Dan lancar semua urusannya ya

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...