Pages

Tuesday 24 May 2016

Blogger vs Jurnalis, Berbeda Identitas namun Sejalan Menyebarkan Informasi

"Survei membuktikan, lebih banyak mantan wartawan jadi blogger dibandingkan mantan blogger jadi wartawan," kata Mas Anjari dari Kementrian Kesehatan. Celetukan itu pun spontan disambut dengan tawa dari para blogger.

Saat itu saya bersama rekan blogger dan jurnalis media nasional, sedang berjalan menuju perahu yang akan mengarah ke Pulau Belakang Padang, Batam, dalam rangka Press Tour yang diadakan Kementrian Kesehatan pada bulan April lalu.

Saya pun ikut tertawa sekaligus tersentil dengan celetukan tersebut. Kebetulan memang saya dulu pernah menjadi wartawan atau reporter atau jurnalis, atau apalah sebutan untuk pekerja media. Hingga akhirnya saya menjadi seorang blogger seperti saat ini.

Nama blogger yang tersanding dengan nama rekan jurnalis dan nama media (dok.pribadi)



Pada suatu pagi, senyum saya mengembang saat dikabari seorang senior saat saya masih jadi jurnalis dulu. Akhirnya ia membuat blog. Sebelumnya, seorang rekan mantan jurnalis juga membuat blog setelah kini bekerja freelance.

Selama bergaul di dunia blogger, saya banyak menemukan  mantan jurnalis, masih jurnalis dan lain-lain, yang akhirnya sama-sama nyemplung di dunia blogger. Sebagaimana seorang rekan jurnalis pernah bilang, dunia blogger dan jurnalis seringkali beririsan dengan identitas yang berbeda.

Tapi, apa salahnya saat (mantan) jurnalis ngeblog? Ya tidak ada yang salah. Namun, yang pernah saya alami dan sering temui yaitu tulisan yang kering opini pribadi dan keunikan yang merupakan ciri utama blogger. Terus terang saja saya jungkir balik berbulan-bulan untuk menemukan cara menulis yang saya rasa paling pas untuk blog saya.

Senang bisa mengunjungi teman Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang, Batam (dok. pribadi)
Beberapa posting awal saya di blog memiliki perbedaan gaya tulisan. Karena saat itu saya masih merasa gagap menulis blog. Bertahun-tahun pengalaman jadi jurnalis dan saya merasa harus banyak belajar menulis blog. Rasanya saat itu saya merasa sangat salah saat ada jurnalis yang "meragukan" kemampuan menulis blogger. Jujur saja, sama sekali tidak mudah.

Apalagi saat saya harus berjuang mencari sudut pandang pribadi dari tiap tulisan. Seakan saya harus menggali lebih dalam ingatan  dan pengalaman, berbeda dengan menulis sebagai jurnalis yang kesulitannya mencari fakta yang tepat. Seperti seorang blogger senior yang pernah mengatakan, "blogger menjual cerita, bukan produk," ketika mengomentari mengenai review produk.

Blogger dalam Press Tour Kementrian Kesehatan

Belum lama ini saya mengikuti Press Tour yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan untuk mengunjungi Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang, Batam. Jujur saja, ini merupakan perjalanan pertama saya ke luar kota sebagai blogger. Berkaca dari pengalaman sebagai wartawan, saya sudah mempersiapkan diri dengan berbagai hal dan peralatan, mulai dari alat tulis hingga ponsel yang bisa dimanfaatkan sebagai alat perekam.

Para peserta Press Tour Kementrian Kesehatan ke Batam (dok. Rahab Ganendra)
Saat berkumpul di Bandara, saya mulai melihat-lihat apakah ada rekan wartawan yang saya kenal. Ternyata ada salah satu rekan senior yang kemudian saya sapa. Kemudian, berkenalan dengan rekan-rekan blogger lain yang belum saya kenal. Maklum, beberapa orang blogger sudah saya kenal sebelumnya. Hehe sebagaimana dunia wartawan, dunia blogger itu ya tidak terlalu luas juga. Saat acara, ya kemungkinan besar ketemu dia lagi, dia lagi.

Bahkan sebelum berangkat ke acara, kami para blogger sudah rajin menulis twit atau update status dan foto di media sosial. Beda kan sama wartawan. Begitu juga saat pesawat mendarat, naik bis, masuk hotel, makan siang dan lain-lain. Semua tidak luput kami update dengan tagar #SahabatIndonesiaSehat yang ditentukan oleh Mas Anjari.


Update terus biar trending topic ya mbak-mbak blogger ^.^ (dok.pribadi)
Kabar baiknya, tagar tersebut sempat menjadi trending topic di Twitter. Apa sebabnya? Salah satunya karena update dari para blogger itu deh, yang sebagian informasi jalannya acara, sebagian lagi foto2 narsis hahahaha :D

Tapi, soal bertanya jangan sepelekan blogger juga ya. Contohnya, dalam acara konferensi pers di Batam kemarin, pertanyaan-pertanyaan blogger juga tidak kalah bermutu dengan jurnalis, termasuk perhatiannya terhadap berbagai masalah sosial yang dialami Batam dan antusiasme bertemu dengan para Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang.

Meski saat para jurnalis setelah selesai acara, segera memburu para narasumber untuk wawancara, nah kami para blogger juga memburu narasumber untuk foto-foto bareng alias wefie :D Seru? bangeet lah. Saya yang dulu jarang narsis, malah keterusan nih #eh

Rekan jurnalis wawancara narsum, nah di belakangnya blogger wefie bareng narsum :D (dok. Bowo Susilo)
Tapi satu yang bikin saya bangga jadi blogger yaitu kami membawa nama pribadi, yang memungkinkan lebih dekat dengan narasumber. Saya dan rekan-rekan blogger kemudian banyak yang berteman dengan anggota tim Nusantara Sehat di media sosial, tidak hanya yang pernah kami temui di Pulau Belakang Padang. Ada juga dari beberapa kawasan lain di daerah perbatasan. Beberapa waktu lalu, ada rekan blogger yang menerbitkan tulisan dari anggota tim Nusantara Sehat di blognya. Rasanya sulit menemukan hubungan semacam ini saat saya menjadi jurnalis.

Blogger juga memiliki kebebasan menulis, fleksibilitas waktu menerbitkan dan jumlah artikel yang ingin diterbitkan saat mengikuti acara. Contohnya, ada rekan blogger yang sudah menulis 5 artikel atau lebih dari acara Press Tour lalu. Sebab, hampir satu bulan berlalu, namun semangat untuk menuliskan pengalaman tadi masih ada meski disela dengan tulisan lain.

Nunggu waktu berangkat pun jadi seru karena bisa foto-foto keren semacam ini (dok Rahab Ganendra)
Saya bersyukur dulu pernah mengecap jalur jurnalis, dan sekarang dapat menulis sebagai blogger. Meski keduanya memiliki identitas yang berbeda, namun saya yakin keduanya memiliki tujuan mulia yang sama yaitu menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Setidaknya itu yang saya coba lakukan. Sejak dulu, saat ini dan nanti.

28 comments:

  1. Hahahaaa seru mana mbaa, jadi blogger atau jurnalis? :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dua2nya seru, tapi kalo blogger sering wefie hahahaha

      Delete
  2. Wuihh jadi lead post...
    Terapkan, jadi blogger lebih merdeka :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha celetukanmu terngiang2 sampe sekarang mas.

      Delete
  3. Setelah tahu keseruan blogger,pengen balik lagi jadi wartawan, nggak? :))

    ReplyDelete
  4. Tetaplah, jadi blogger lebih merdeka :)

    ReplyDelete
  5. Mantap, seru banget acaranya Mba Ririn :)
    Kalau saya sekarang obyektif saja melihat kiprah Jurnalis dan Blogger. Efeknya terbukti di tulisan Mba Ririn ini. Terussss kapan dong direalisasikan rencana itu? Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih, blm diobrolin lagi teh. Padahal sih pengen banget bisa bahas ini.

      Delete
  6. blogger sepertinya lebih heboh ya :D

    ReplyDelete
  7. Karena saya belum pernah jadi jurnalis, saya pikir jurnalis lebih susah menulisnya. Basenya selalu fakta. Kalau blogger saat fakta tidak ada opini kan boleh masuk ��

    ReplyDelete
  8. suka banget baca tulisannya mbak, ringan ala blogger tp tetap to do point ala jurnalis. Blojus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe gitu ya, saya kok gak ngeh. Makasih yaa

      Delete
  9. Saya pikir, karena profesi wartawan yang terbiasa mengolah kata jadi mudah saja ketika masuk ke dunia blogging. TErnyata tetap ada tantangannya ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada bangeettt mbak, beda sudut pandang soalnya

      Delete
  10. Akuuu mantan jurnalis yang bahagia jadi blogger. Bisa nulis sepuasnya, memberitahukan pada masayarakat sebebasnya tanpa afiliasi kepentingan politik pemilik media dan sejenisnya. Beda banget pas jadi wartawan yang mana terbatas ini itu. Tulisanku juga masih berbau wartawan nih, kadang nulisnya berasa nulis feature news gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dewi curcol hahaha :D tp emang iya sih, aku jg ngalamin

      Delete
  11. hihihi... lucu ya merhatiin perbedaan kelakuan wartawan sama blogger :D

    ReplyDelete
  12. iyess...blogger lebih santai tp tetap serius dan fokus dengan tulisan dengan gaya bahasa sendiri tapi pesannya sampai ke pembaca
    blogger krn mandiri lebih bisa atur waktu..ga ada yg intervensi (internal ktr)..kecuali job berbayar itupun klu harga cocok hahahaha
    blogger itu asyik ..cuma kadang masih dianggap sebelah mata oleh banyak pihak..apalagi di daerah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga blogger semakin dihargai di daerah mbak Ana ya

      Delete
  13. Saya sih kdng suka ngeGap temen sesama jurnalist yg datang ke suatu acara yg ada 'duit' nya. Saya sih dtng sebagai blogger bw nama pribadi tanpa atribut tanpa kamera tanpa id card, lah mereka yg ada jd malu tiap liat muka saya hahhaha

    ReplyDelete
  14. Wah sama kita mbak. Dari jurnalis jadi bolgger. Intinya tetap menulis dan menyebarkan info yg bermanfaat bg pembaca. Ayo semangat.^^

    ReplyDelete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...