Pages

Monday, 18 January 2016

Menikmati Episode Hujan, Mengarungi Samudra Kata Sarat Makna

Buku berjudul "Episode Hujan" ini menjadi sangat istimewa bagi saya, karena saya mengenal penulisnya. Sekilas saya mengetahui naskah ini. Yang setia menunggu penerbit yang tepat untuknya. Kesabaran itu akhirnya berbuah manis. Izinkan saya mengucapkan selamat untuk sang penulis, Lucia Priandarini.

Ia adalah sosok mungil berwajah manis, yang saya sapa Rini. Duduk disamping saya dalam kurun waktu beberapa bulan di kantor. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya di Malang. Namun, waktu tersebut cukup untuk saya mengenal pemikiran dan kegelisahannya. Dua modal penting yang sangat dibutuhkan seorang penulis. Tak heran, ketika Episode Hujan diterbitkan, saya termasuk yang segera memesan buku ini.

Episode Hujan yang sarat kalimat segar dan inspiratif (dok.pribadi)


Pembenci Hujan yang Mencari Jawaban

Episode Hujan berkisah tentang seorang gadis bernama Katya yang membenci hujan. Sepanjang ingatannya, hujan selalu mengiringi berbagai hal yang menyedihkan, bahkan sebagian menyakitkan. Hujan juga berarti kehilangan bagi Katya. Hingga titik itu, ia merasa tidak ada yang patut disyukuri ketika rintik-rintik air menetes ke bumi.

Katya merupakan seorang reporter dari majalah gaya hidup yang dianggap sebagai jalan tengah, lantaran ingin menuruti larangan ibunya saat ia ingin mengarungi pekerjaan sebagai wartawan investigatif.

Kegelisahannya terhadap pekerjaan itu kemudian mengantarkannya menjadi relawan yang mengajar anak-anak tidak mampu. Namun, justru disanalah ia menemukan berbagai jawaban. Atas kegelisahannya, atas kehilangannya dan termasuk atas kebencian dirinya terhadap hujan.

Disana ia berkenalan dengan sosok anak perempuan berusia 9 tahun yang kemudian hilang, seorang Kakek yang tak kenal lelah mencari cucunya tersebut, sosok pria yang mau membantu mencari orang hilang dengan sukarela hingga saudara yang tak pernah diketahuinya.

Bertabur Kalimat Inspiratif

Intensitas lika-liku perjalanan Katya semakin meningkat, ketika perasaan dan hubungan dirinya semakin jauh terlibat. Termasuk ketika ia bertemu dengan sosok pria yang membantunya, juga berani menentangnya dengan mengatakan hujan itu tak sekejam yang diduga Katya.

"Aku suka hujan. Seperti...keramaian yang hening. Keheningan yang tidak kosong." 

...... "Cinta itu seperti hujan. Ia datang saat semua gelap."

"Hujan membuatku merasa tidak sendiri. Rintik hujan membuatku sadar. Aku bukan satu-satunya orang yang jatuh, lalu pecah membentuk batu dan aspal jalanan, atau larut bersama kelokan sungai."

Kalimat-kalimat semacam itu yang membuat saya betah membaca hingga akhir buku sebanyak 282 halaman tersebut. Tak perlu lama saya menyelesaikan membaca buku ini, hanya satu hari Sabtu meski disertai dengan tingkah polah anak-anak di rumah.

Hingga akhirnya Katya dapat menemukan jawaban atas kegelisahannya, maka saat itulah ia dapat menerima hujan sebagai berkah Tuhan yang patut disyukuri.

Satu lagi kalimat yang hanya penulis luar biasa yang mampu menciptanya. Kalimat yang tidak dapat saya pungkiri kebenarannya.

"Hadiah terbaik dari menemukan pasangan yang tepat adalah kita selalu bisa jadi diri sendiri".

Kalimat itu berada di akhir halaman Episode Hujan yang menjadi jawaban akhir atas pencarian Katya. Tapi, apa sebenarnya yang membuat Katya sampai mengucapkan kalimat tersebut? Kepada siapa ia mengatakannya? Untuk yang penasaran, itu tandanya harus segera mencari Episode Hujan di toko buku terdekat ^_^

Meski demikian, Episode Hujan bukan tanpa cela. Saya menemukan terlalu banyak kebetulan didalamnya, yang sepertinya sulit terjadi di dunia nyata (heyyy tapi ini dunia fiksi kan, tahu apa sih saya ini :). Kemudian, pada awalnya, alur cerita berjalan lambat. Untungnya Episode Hujan menyuguhkan kata demi kata, kalimat per kalimat yang sarat makna nan indah, yang mampu membuat saya terbuai didalamnya.

Jika kemudian Penulis Episode Hujan kembali menerbitkan bukunya, saya pastikan saya menjadi salah satu yang siap mengantri untuk kembali menenggelamkan diri dalam samudra kata-katanya.

Ditunggu karya selanjutnya, Rin :)

4 comments:

  1. Mbak Ririiiin. Makasih yaaa. Dan buku ini pasti sangat bisa (dan barangkali hanya bisa) dimengerti oleh wanita2 yang masih punya mimpi dan keresahan sepertimu. Peluk dari jauh! :')

    ReplyDelete
  2. Sepertinya menarik untuk dibaca. Saya catat dulu judulnya, nanti saya cari stlh ujian nasional. soalnya skr sedang puasa membaca buku novel krn sedang mendampingi yg mau ujian (bukunya diganti sama buku soal2 ujian...hehehe).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah nemu bukunya mbak? Selamat menikmati yaa

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...