Tak hanya ikan, inspirasi pun harus pintar-pintar menjaringnya (sumber: emilwe.wordpress.com)
Assalamualaikum teman-teman. Hari Senin, gak lengkap rasanya kalo belum ngeblog. Iya kan, kan, kan..hehehe
Kalau di kalangan penulis di kenal writer's block, seharusnya sebagai blogger juga bisa aja kena sindrom yang sama, kan kita juga sama-sama nulis.Tapiii, seharusnya blogger itu gak perlu ngalamin itu. Looh emangnya kenapa?
Kalau penulis lain, bisa kena hambatan nulis, misalnya karena tema yang sudah ditentukan. Seperti seorang penulis novel, yang tiba-tiba dalam bab tertentu mengalami kesulitan mengembangkan alur. Padahal, dia sudah membuat kerangka yang jelas sebelumnya.
Ataupun, seorang jurnalis yang bingung mau mengangkat tema apa lagi yang sekiranya disukai pembaca untuk edisi bulan depan. Mungkin karena terlalu banyak liputan sehingga tidak fokus.
Nah, seharusnya faktor-faktor seperti diiatas tidak berlaku untuk blogger bukan? Kecuali untuk tulisan tertentu yang membutuhkan tema seperti lomba atau giveaway, rasanya blogger bisa lebih bebas menentukan tulisannya. Tak hanya tema, cara penulisan dari blogger pun lebih longgar dibandingkan penulisan di media publik, sebagaimana yang saya alami sewaktu menjadi jurnalis.
Misalnya, saya hari ini sedang menghadapi anak yang mogok sekolah. Kalau saya jurnalis sih, apalagi jurnalis ekonomi, hal itu kan tidak bisa serta merta saya tulis di media saya, hehe bisa-bisa diomelin redaktur siang malam selama satu bulan penuh. Tapi, beda lagi kan kalau saya tulis di blog pribadi, saya mau tulis tentang penyebab anak saya mogok sekolah, ataupun juga cara saya mengatasi atau segala hal yang mungkin saya rasakan, tidak masalah.
Ingin menulis kisah fiksi di blog? sah-sah saja. Hanya saja untuk saya pribadi, merasa belum mampu. Tapi, untuk teman-teman yang punya kemampuan untuk menulis fiksi, teruslah berlatih di blog. Keuntungannya, bisa dapat masukan ataupun kritik dari para rekan blogger yang lebih berpengalaman ataupun pembaca lain.
Namun, bukan berarti menulis dengan tema tertentu seperti lomba atau giveaway itu tidak mengasah kemampuan menulis loh ya. Apalagi lomba yang diikuti oleh ratusan orang, kita harus kreatif mencari sudut pandang yang berbeda dari penulis lain, sekaligus tetap mematuhi tema agar dilirik oleh para juri.
Saya sendiri kerap menulis tema yang terlintas di pikiran saya di ponsel. Kadang saya tulis hanya draft sms, agar saya tidak lupa. Kalau adanya pulpen dan kertas, ya boleh juga. Bahkan, nota pembayaran dari minimarket sering saya gunakan bagian belakangnya untuk sekedar menulis sebuah ide yang terlintas.
Catatan saya juga pendek-pendek kok. Misalnya, saat saya mendengar keluhan teman yang merasa pendidikan anaknya di sekolah kurang dari segi akademis, saya tulis "seberapa penting nilai akademik di sekolah" yang kemudian jadi sebuah tulisan Pendidikan atau Pembelajaran
Ataupun, ketika saya terinspirasi menulis dari kejutan lumpia dari suami, saya tulis dalam draft "kejutan lumpia dari ayah". Yang kemudian hasil tulisannya Cinta dalam Sebungkus Lumpia Basah
Menurut pengalaman saya pribadi, menulis dengan tema apa pun dalam bentuk apa pun tetap saja mengasah kemampuan kita menulis. Dapat membantu kita mengenali kelebihan cara penulisan kita, sekaligus terus memperbaiki kelemahan yang sekiranya kita miliki.
Biasanya, saat menulis satu topik, tak jarang kita menjadi terpikir tema lain yang berkaitan ataupun tidak berkaitan yang terpicu dari ingatakan jangka panjang kita. Yang penting terus menulis dan menulis yaa.Jadi, gak sulit lagi kan untuk mengisi blog.
Hmm besok saya nulis apaan lagi yaa? ^_^
No comments:
Post a Comment
Terimakasih yaa ^_^