Pages

Sunday, 8 September 2013

Nikmatnya Menulis Artikel ASEAN dalam Ranah Blogger

Saya saat mengikuti sebuah pelatihan jurnalistik di Berlin saat masih menjadi wartawan (dok.pribadi)

Sejak menjadi wartawan akhir tahun 2002, hingga akhirnya meninggalkan karir tersebut pada tahun 2010, tentu menyisakan beragam pengalaman, suka duka dan kesan yang tidak bisa dibilang sedikit.

Saya ingat pada suatu hari saya "dipaksa" ikut oleh teman-teman di tempat liputan untuk pergi dalam suatu acara peliputan ke luar kota. Saya sendiri tidak ditugaskan saat itu, karena ada teman saya yang lain yang ditugaskan. Namun, sebagai seorang wartawan muda yang penuh dengan keingintahuan serta penasaran, akhirnya jadilah saya ikut. Berusaha mendapatkan berita dengan menelpon narasumber sana-sini. Meskipun kemudian tidak maksimal. Saat itu, teknologi telepon seluler belum secanggih sekarang, sulit mendapatkan data dari ponsel.

Yang ada kemudian, saya mendapat sanksi dari kantor dan mendapat "masukan" yang lumayan pedas dari redaktur saya saat itu. Saya sendiri lupa kalimat tepatnya, namun yang saya ingat, beliau menekankan bahwa saya saat itu dihargai bukan sebagai diri saya pribadi namun sebagai perwakilan institusi media tempat saya bekerja.

Entah mengapa, batin saya menggeliat saat itu. Ada sepercik rasa tak setuju dalam hati saya. Namun, apa daya saya saat itu selain hanya diam, menerima konsekuensi perbuatan saya yang memang seharusnya tidak ditiru wartawan muda manapun hehehe.

Seiring waktu berjalan, saya kemudian sempat berbincang dengan wartawan-wartawawan lain. Dalam suatu waktu, saya mendengar salah seorang senior yang mengatakan kurang lebih sebagai berikut, "Ketika menulis berita, lakukan dengan semaksimal mungkin, karena didalam berita itu yang ada adalah nama penulisnya, bukan redaktur, editor atau bahkan pemimpin redaksi. Pada akhirnya, penulis berita lah yang akan dikenal oleh pembacanya".

Saya sempat termangu. Ya, memang benar. Meskipun ada sebagian surat kabar atau media apapun yang menyamarkan nama penulis berita dengan berupa kode (tapi sekarang sudah semakin jarang).

Hingga kemudian saya berkenalan dengan blog, saya seakan kembali mendapatkan media untuk menulis. Kali ini ada yang berbeda.

Jika sebagai wartawan, saya diharapkan netral, menyampaikan sebatas fakta, namun sebagai blogger, menyuarakan pendapat pribadi, sah-sah saja. Bahkan merangkum sebuah artikel serius dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi justru dapat memperkaya tulisan tersebut di blog.

Pengalaman yang cukup unik ketika saya mengikuti lomba blog #10daysforASEAN yang diadakan aseanblogger. Bayangkan sebuah tema yang cukup serius seperti kedatangan tenaga kerja luar negeri ke Indonesia, visa, brand sebuah negara hingga problematika batas negara dan badan persatuan ASEAN, dapat saya tulis dengan bumbu mengulik pengalaman pribadi!

Menulis semacam itu sungguh luar biasa dan tak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Sebab, saat menjadi wartawan, jangankan pengalaman pribadi, opini pribadi pun sebaiknya tak boleh dimasukkan. Kecuali, laporan pandangan mata atau beritanya terkait dengan pengalaman pribadi yang memang menjadi topik artikel, misalnya bercerita tentang perjalanan. Tapi, artikel mengenai ASEAN dengan pengalaman/opini pribadi? Hehehe it's beyond my imagination :) Khusus untuk panitia lomba blog #10daysforASEAN saya ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya karena pengalaman ini membuat saya tersadar bahwa masih banyak yang dapat saya lakukan sebagai penulis dalam ranah blogger

Intinya, baik wartawan ataupun blogger sebagai bagian dari jurnalisme warga memiliki porsinya masing-masing yang saya hormati. Namun, satu kesamaannya yaitu sebagai penyuara dalam masyarakat. Jika pers disebut-sebut sebagai pilar keempat dalam demokrasi, maka tak salah rasanya jika jurnalisme warga termasuk blogger ataupun jejaring sosial kemudian menjadi pilar demokrasi selanjutnya. 


4 comments:

  1. salam kenal mak ririn...selamat ya juara asian blogger :) setuju blogger atau jurnalis punya porsi masing-masing

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal mak Rina. Makasih makasih..semangat terus nulis ya mak :)

      Delete
  2. Salam kenal ya mbak Ririn ^^
    I am proud of you! Selamat ya untuk kemenangan menulis dengan ASEAN Blogger.
    Wah saya suka main dimari, pasti akan sering main.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasiiiih mbaak Nilam :) Yuuuk sering-sering main kesini, sering ngasi komentar juga, biar saya tambah semangat nulisnya hehehe ^_^

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...