Saat itu saya bersama rekan blogger dan jurnalis media nasional, sedang berjalan menuju perahu yang akan mengarah ke Pulau Belakang Padang, Batam, dalam rangka Press Tour yang diadakan Kementrian Kesehatan pada bulan April lalu.
Saya pun ikut tertawa sekaligus tersentil dengan celetukan tersebut. Kebetulan memang saya dulu pernah menjadi wartawan atau reporter atau jurnalis, atau apalah sebutan untuk pekerja media. Hingga akhirnya saya menjadi seorang blogger seperti saat ini.
Nama blogger yang tersanding dengan nama rekan jurnalis dan nama media (dok.pribadi) |
Pada suatu pagi, senyum saya mengembang saat dikabari seorang senior saat saya masih jadi jurnalis dulu. Akhirnya ia membuat blog. Sebelumnya, seorang rekan mantan jurnalis juga membuat blog setelah kini bekerja freelance.
Selama bergaul di dunia blogger, saya banyak menemukan mantan jurnalis, masih jurnalis dan lain-lain, yang akhirnya sama-sama nyemplung di dunia blogger. Sebagaimana seorang rekan jurnalis pernah bilang, dunia blogger dan jurnalis seringkali beririsan dengan identitas yang berbeda.
Tapi, apa salahnya saat (mantan) jurnalis ngeblog? Ya tidak ada yang salah. Namun, yang pernah saya alami dan sering temui yaitu tulisan yang kering opini pribadi dan keunikan yang merupakan ciri utama blogger. Terus terang saja saya jungkir balik berbulan-bulan untuk menemukan cara menulis yang saya rasa paling pas untuk blog saya.
Senang bisa mengunjungi teman Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang, Batam (dok. pribadi) |
Apalagi saat saya harus berjuang mencari sudut pandang pribadi dari tiap tulisan. Seakan saya harus menggali lebih dalam ingatan dan pengalaman, berbeda dengan menulis sebagai jurnalis yang kesulitannya mencari fakta yang tepat. Seperti seorang blogger senior yang pernah mengatakan, "blogger menjual cerita, bukan produk," ketika mengomentari mengenai review produk.
Blogger dalam Press Tour Kementrian Kesehatan
Belum lama ini saya mengikuti Press Tour yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan untuk mengunjungi Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang, Batam. Jujur saja, ini merupakan perjalanan pertama saya ke luar kota sebagai blogger. Berkaca dari pengalaman sebagai wartawan, saya sudah mempersiapkan diri dengan berbagai hal dan peralatan, mulai dari alat tulis hingga ponsel yang bisa dimanfaatkan sebagai alat perekam.
Para peserta Press Tour Kementrian Kesehatan ke Batam (dok. Rahab Ganendra) |
Bahkan sebelum berangkat ke acara, kami para blogger sudah rajin menulis twit atau update status dan foto di media sosial. Beda kan sama wartawan. Begitu juga saat pesawat mendarat, naik bis, masuk hotel, makan siang dan lain-lain. Semua tidak luput kami update dengan tagar #SahabatIndonesiaSehat yang ditentukan oleh Mas Anjari.
Update terus biar trending topic ya mbak-mbak blogger ^.^ (dok.pribadi) |
Tapi, soal bertanya jangan sepelekan blogger juga ya. Contohnya, dalam acara konferensi pers di Batam kemarin, pertanyaan-pertanyaan blogger juga tidak kalah bermutu dengan jurnalis, termasuk perhatiannya terhadap berbagai masalah sosial yang dialami Batam dan antusiasme bertemu dengan para Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang.
Meski saat para jurnalis setelah selesai acara, segera memburu para narasumber untuk wawancara, nah kami para blogger juga memburu narasumber untuk foto-foto bareng alias wefie :D Seru? bangeet lah. Saya yang dulu jarang narsis, malah keterusan nih #eh
Rekan jurnalis wawancara narsum, nah di belakangnya blogger wefie bareng narsum :D (dok. Bowo Susilo) |
Blogger juga memiliki kebebasan menulis, fleksibilitas waktu menerbitkan dan jumlah artikel yang ingin diterbitkan saat mengikuti acara. Contohnya, ada rekan blogger yang sudah menulis 5 artikel atau lebih dari acara Press Tour lalu. Sebab, hampir satu bulan berlalu, namun semangat untuk menuliskan pengalaman tadi masih ada meski disela dengan tulisan lain.
Nunggu waktu berangkat pun jadi seru karena bisa foto-foto keren semacam ini (dok Rahab Ganendra) |
Hahahaaa seru mana mbaa, jadi blogger atau jurnalis? :p
ReplyDeleteDua2nya seru, tapi kalo blogger sering wefie hahahaha
DeleteWuihh jadi lead post...
ReplyDeleteTerapkan, jadi blogger lebih merdeka :)
Hahaha celetukanmu terngiang2 sampe sekarang mas.
DeleteSetelah tahu keseruan blogger,pengen balik lagi jadi wartawan, nggak? :))
ReplyDeleteHahaha blogger gak ada pensiunnya kan ya
DeleteTetaplah, jadi blogger lebih merdeka :)
ReplyDeleteSiaapppp komandan :)
DeleteMantap, seru banget acaranya Mba Ririn :)
ReplyDeleteKalau saya sekarang obyektif saja melihat kiprah Jurnalis dan Blogger. Efeknya terbukti di tulisan Mba Ririn ini. Terussss kapan dong direalisasikan rencana itu? Hehehe
Iya nih, blm diobrolin lagi teh. Padahal sih pengen banget bisa bahas ini.
Deleteblogger sepertinya lebih heboh ya :D
ReplyDeleteSo pastiii :D
DeleteKarena saya belum pernah jadi jurnalis, saya pikir jurnalis lebih susah menulisnya. Basenya selalu fakta. Kalau blogger saat fakta tidak ada opini kan boleh masuk ��
ReplyDeleteMasing2 punya tantangan yg beda
Deletesuka banget baca tulisannya mbak, ringan ala blogger tp tetap to do point ala jurnalis. Blojus
ReplyDeleteHehe gitu ya, saya kok gak ngeh. Makasih yaa
DeleteSaya pikir, karena profesi wartawan yang terbiasa mengolah kata jadi mudah saja ketika masuk ke dunia blogging. TErnyata tetap ada tantangannya ya...
ReplyDeleteAda bangeettt mbak, beda sudut pandang soalnya
DeleteAkuuu mantan jurnalis yang bahagia jadi blogger. Bisa nulis sepuasnya, memberitahukan pada masayarakat sebebasnya tanpa afiliasi kepentingan politik pemilik media dan sejenisnya. Beda banget pas jadi wartawan yang mana terbatas ini itu. Tulisanku juga masih berbau wartawan nih, kadang nulisnya berasa nulis feature news gitu.
ReplyDeleteDewi curcol hahaha :D tp emang iya sih, aku jg ngalamin
Deletehihihi... lucu ya merhatiin perbedaan kelakuan wartawan sama blogger :D
ReplyDeleteHihihi seru lah pokoknya
Deleteiyess...blogger lebih santai tp tetap serius dan fokus dengan tulisan dengan gaya bahasa sendiri tapi pesannya sampai ke pembaca
ReplyDeleteblogger krn mandiri lebih bisa atur waktu..ga ada yg intervensi (internal ktr)..kecuali job berbayar itupun klu harga cocok hahahaha
blogger itu asyik ..cuma kadang masih dianggap sebelah mata oleh banyak pihak..apalagi di daerah
Semoga blogger semakin dihargai di daerah mbak Ana ya
DeleteSaya sih kdng suka ngeGap temen sesama jurnalist yg datang ke suatu acara yg ada 'duit' nya. Saya sih dtng sebagai blogger bw nama pribadi tanpa atribut tanpa kamera tanpa id card, lah mereka yg ada jd malu tiap liat muka saya hahhaha
ReplyDeleteHihihi gitu ya
DeleteWah sama kita mbak. Dari jurnalis jadi bolgger. Intinya tetap menulis dan menyebarkan info yg bermanfaat bg pembaca. Ayo semangat.^^
ReplyDeleteSiiiapppp!!
Delete