Resah itu hinggap, acuh pada pemilik rasa.
Hanya ingin bersemayam disana.
Jera pun tak dirasa.
Merasuk, merajuk hingga relung terdalam.
Purnama telah ratusan kali terlampaui.
Puluhan masa luruh, menyisih.
Jelaga kikis tanpa bisa terbilang.
Duhai,
Gemuruh itu serupa rintik yang sedianya meluruh.
Pun tak kunjung usang, lesap, lusuh, hanyut, binasa, dilahap sang waktu.
Menitis diantara lekuk hati.
Menyirat dan bertakhta sepanjang hayat.
Jakarta, 10 Mei 2016
pinter bikin puisi ya mbak
ReplyDelete*tutup muka* aaah jadi maluuu
DeleteWaaahaaaii pujangga cintaah! Ahahahaha.... ini pasti puisi untuk yang ulang tahunnya 10 Mei yaaa? :P
ReplyDeleteBelom ngerasain traktiraaaan
DeletePuitis sekali ya.... ada yang diam-diam dibuatkan puisi
ReplyDeleteHahahaaaa
Delete