Sejak saya kecil, Mama lebih suka memakaikan celana panjang dan kaos atau kemeja untuk saya dan kakak perempuan saya. Bahkan saat hari Lebaran pun, Mama segan membelikan kami rok atau model baju perempuan lain. "Ribet," begitu alasan Mama.
Ibu dan Aylaa saat ikut lomba tari (dok.pribadi) |
Kebiasaan itu pun terus berlanjut. Saat SMP, saya tergila-gila pada topi. Bukan topi2 manis ala perempuan, tapi topi yang umumnya dipakai oleh laki-laki. Saat SMA, ketika sepatu boot sedang booming, maka itulah satu-satunya hal yang saya minta untuk hadiah ultah saya.
Semasa kuliah, rambut panjang saya berhasil dibabat menjadi rambut pendek. Ya modelnya gak terlalu laki banget sih, tapi lumayan macho lah hahaha :) Meski saat itu, pertama kali saya diperkenalkan lipstik dan alat2 dandan lain oleh teman-teman wanita di kampus.
Rupanya nasib kemudian membawa saya pada pekerjaan sebagai reporter harian di media ekonomi, yang mengharuskan saya lebih banyak berada di lapangan dan berpindah ke beberapa lokasi dalam satu hari. Saat itulah, garis2 feminin yang pernah saya dapat semasa kuliah, hilang tak berbekas. Jangankan berbedak, kadang mandi pun hanya tersedia waktu lima menit, karena saya ditelepon pagi hari untuk segera berangkat liputan.
Itu sebabnya ketika putri kecil saya, Aylaa, tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang sangat feminin, seringkali membingungkan saya.
Cara Aylaa membawa tas pun sepertinya lebih feminin dari ibunya ^^ (dok.pribadi) |
Pernah saya protes ke pihak sekolah, saat anak saya akan tampil menari, namun diminta berdandan di rumah. Bisa ditebak, hal itu sukses bikin saya galau, kalau meminjam istilah populer sekarang hehehe :)
Pertanyaan Aylaa makin lama, makin membuat saya kewalahan. Tak hanya lipstik, namun ke eye liner, eye shadow, blush on dan lain-lain, yang namanya saja kadang saya masih tertukar.
Jujur saja, bahkan hingga saat ini, saya sering hanya memakai bedak bayi tanpa lipstik ke kantor. Yang penting untuk saya adalah sun block karena wajah saya sensitif terhadap sinar matahari. Tak heran jika pertanyaan putri kecil tentang make up atau mode terkini pada saya, lebih sering tak terjawab.
Itu sebabnya untuk saya #BeraniLebih Cantik dengan semakin memperkaya kemampuan berdandan menjadi resolusi. Demi putri saya, tentu saja untuk diri saya sendiri. Tak lupa, saya senantiasa mengingatkan putri saya bahwa cantik tak sekedar penampilan wajah dan atribut lain, namun juga kebaikan hati dan kecerdasan pikir.
Twitter : @ririns (https://twitter.com/ririns)
Facebook : https://www.facebook.com/ririn.sjafriani
Tulisan diikutserakan pada Kompetisi Tulisan Pendek #BeraniLebih Komunitas Light of Women
Sekarnag udah pinter dandan ya mbak :)
ReplyDeleteHahaha blm mba Lid :D
Delete