Pages

Sunday, 27 March 2016

Stimulasi Tepat Akan Mendukung Nutrisi, Sehingga Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas

Memiliki anak-anak yang sehat dan cerdas, tentu menjadi impian seluruh orangtua. Untuk mencapai itu, bukan hanya sekedar asupan nutrisi anak yang harus diperhatikan, namun juga stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Yang tidak kalah penting diketahui, stimulasi anak bisa dimulai sejak dini. Tapi, sebenarnya bagaimana sih stimulasi yang tepat untuk anak?

Kakak Aylaa dan adik Sandya paling senang ke tempat bermain yang luas (dok.pribadi)


Sebagai ibu dari dua anak yang masih dalam tahap perkembangan, tentu saja saya sangat memerhatikan soal stimulasi anak semaksimal mungkin. Sejak dalam kandungan, saya sering mendengarkan lagu dan musik yang menenangkan dengan harapan janin juga dapat mendengar dan menstimulasi pendengarannya. Saya juga rajin mengajak bicara dan biasanya mendapat respon berupa tendangan atau gerakan-gerakan lain.

Setelah lahir, stimulasi lebih mudah dilakukan karena bayi sudah bisa mempergunakan panca indera meskipun belum maksimal. Rasanya semua saya dan suami coba lakukan, mulai dari permainan di dalam ruangan sampai luar ruangan. Kalau sampai dapat ekspresi tawa dari anak-anak, rasanya senaaang sekali.

Saat saya lebih banyak bekerja di rumah, beberapa website perkembangan bayi dan anak sering saya sambangi untuk memperoleh informasi yang tepat untuk tumbuh kembang anak-anak saya.


Pentingnya Sentuhan dan Perhatian


Dalam salah satu website yang saya baca mengenai sebuah percobaan stimulasi otak pada bayi dengan memanfaatkan teknologi seperti memperlihatkan video-video yang penuh materi pembelajaran. Nyatanya hasilnya tidak terlalu menggembirakan.

Sehingga kemudian peneliti mengatakan, kemungkinan bukan jenis video yang tidak optimal, hanya saja bayi membutuhkan lebih daripada layar yang ditatap. Stimulai terpenting bayi adalah interaksi dengan orangtua, keluarga dan orang-orang disekitarnya. Mulai dari berbicara dan bermain dengan bayi, hingga memerhatikan minatnya yang mendorongnya untuk memahami lebih jauh, merupakan stimulasi utama untuk pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.

Adik Sandya serius lihat gambar mobil di buku (dok.pribadi)
Itu sebabnya, para ahli tersebut menekankan stimulasi layar baik televisi atau gadget lain, sebaiknya dilakukan sebagai pelengkap dari interaksi dengan orangtua atau anggota keluarga lain.

Membaca disebut juga sebagai stimulasi anak yang terbaik yang dapat dilakukan. Namun, orangtua tidak hanya sekedar membaca dan membiarkan anak menjadi pasif. Untuk memaksimalkan efek stimulasi membaca pada anak, maka orangtua bisa mengajak anak ikut membaca. Bagaimana kalau anak belum bisa membaca? Bisa ajak mereka mengenali warna, gambar atau mengajak mereka berimajinasi tentang hal yang dibaca. Masih menurut para ahli itu, yang penting adalah anak merasakan pengalaman yang memperkaya sisi emosional dan interaksi.

Sementara itu, mainan untuk situmasi anak juga sebaiknya dipilih dengan cermat. Yang penting sesuaikan dengan usia, merangsang rasa ingin tahu dan dapat membuat anak berinteraksi atau mengetahui warna, bentuk atau belajar hal lain. Namun, yang tak kalah penting adalah tidak memberikan mainan secara berlebihan.


Stimulasi Berdasarkan Usia


Beberapa saran stimulasi anak untuk perkembangan otak berdasarkan usia :
  • usia 0-4 bulan. Stimulasi bisa berupa hal yang sekilas tampak sederhana seperti bermain ciluk ba, menggelitik badannya, menyanyikan lagu, membaca buku dan juga mengatakan berbagai hal yang akan dilakukan. Misalnya, "Ibu akan mengganti bajumu ya" atau "Sebentar lagi kita akan naik mobil dan jalan-jalan di taman."
  • usia 4-6 bulan. Berikan stimulasi berupa boneka empuk yang bisa nyaman dipeluk, blok susun dari plastik, mainan yang mengeluarkan suara musik, buku bayi dengan ragam warna dan lain-lain.
  • usia 6-18 bulan. Stimulasi anak usia ini yaitu dengan meningkatkan hubungan antara suara, kata dan objek. Misalnya, menunjukan orang di rumah dan sebutkan namanya atau menunjuk benda sambil menyebut nama atau fungsinya. Bisa juga belajar bernyanyi dengan disertai gerakan tangan, dan bermain petak umpet.
    Naik sepeda di lapangan depan rumah (dok.pribadi)
  • usia 18-24 bulan. Ajak anak dalam permainan mengenal benda dan warna. Misalnya, cari mobil warna merah atau mana kancing yang berwarna biru. Saat ini anak juga sudah bisa dikenalkan dengan alat menulis, seperti krayon dan kertas. Pada masa ini, anak juga sudah mulai bisa bermain sendiri dengan mainan favoritnya.
  • usia 24-36 bulan. Stimulasi dapat berupa keterampilan motorik kasar seperti naik sepeda, main pura-pura seperti berbicara ditelepon atau menyetir mobil, saat membaca minta anak lebih aktif dengan bertanya apakah ia memahami jalan cerita, dan lain-lain.
  • usia 3-5 tahun. Batasi waktu menonton tv atau video sekitar 1-2 jam per hari dan tetap dampingin anak saat menonton, puzzle dapat menjadi alternatif atau ajak dalam permainan yang mengajarkan keterampilan dan aturan misalnya ular tangga, dan biarkan anak bereksplorasi sesuai minatnya kemudian dengarkan pengalaman menariknya setiap hari. 

Memahami Kecerdasan Majemuk


Bisa dibilang multiple intelligence atau kecerdasan majemuk yang pertama kali diusung oleh Howard Gardner merupakan salah satu teori yang paling sering saya baca dan dengar untuk tumbuh kembang anak. Beruntung sekolah anak saya mendukung teori tersebut, sehingga anak tidak hanya dinilai dari salah satu kemampuan saja.

Apalagi dua anak saya memiliki kepribadian yang berbeda. Kakak lebih kalem, senang membaca dan menari, sementara adiknya suka mobil-mobilan, lebih aktif dan suka berkegiatan di luar ruangan. Jadi apa sebenarnya kecerdasan majemuk?

Singkatnya sih teori kecerdasan majemuk mengungkap terdapat beragam jenis kecerdasan anak, tidak hanya saat ia mampu menguasai materi tertentu saja. Misalnya nih, anak pintar sekarang banyak identik dengan menguasai matematika atau bahasa Inggris, padahal anak kan berbeda-beda jenis kecerdasannya.

Belajar menggambar bareng kakak (dok.pribadi)
Ada 8 jenis multiple intelligence anak yang diungkap Gardner, yaitu kecerdasan logika matematika, kecerdasan bahasa,  kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis.

Nah yang pertama itu, kecerdasan logika matematika seringkali menjadi tolok ukur kecerdasan anak. Memang anak dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan berhitung, mengukur, memahami rumus dan operasi matematik. Hanya saja, perlu diingat tidak semua anak menonjol kecerdasan logika matematika, dan bukan berarti mereka tidak cerdas loh ya.

Kecerdasan bahasa lumayan menonjol pada anak pertama saya yang suka baca dan nilai di sekolah untuk ini tidak pernah mengecewakan. Kebetulan saya juga termasuk orang yang suka baca dan sangat suka menulis, mungkin ia banyak melihat saya. Kecerdasan Kinestetik dengan kemampuan menggerakan tubuh dengan terampil, juga ada pada anak pertama saya, yang ditunjukkan dengan kesukaannya menari.

Sementara itu, anak kedua saya menunjukkan kecerdasan musik yang lumayan baik. Sampai sekarang sih memang belum saya dorong lebih jauh, namun ia sudah banyak menyanyi dan mengulang nada2 yang pernah didengarnya, sejak usia 3 tahun.

Lalu ada, kecerdasan visual spasial mengenai ruang, yang tampak sedikit pada kakak yang juga suka menggambar atau adik yang suka menyetir mobil2an ataupun meniru Ayahnya yang sedang menyetir dan memarkir mobil.

Kalau sudah main mobil-mobilan begini alamat susah berhenti deh (dok.pribadi)
Jujur saja, anak-anak saya tergolong pemalu saat bertemu orang atau berada di lingkungan baru. Memang sepertinya saya masih harus memberi stimulasi terhadap kecerdasan interpersonalnya. Sedangkan, kecerdasan intrapersonal seperti kemampuan memahami diri termasuk kelebihan dan kelemahan masih saya bangun, sedikit demi sedikit saya perkenalkan pada anak.

Terakhir, kecerdasan naturalis yaitu kemampuan mengenal berbagai spesies alami, termasuk tumbuhan dan hewan atau faktor lingkungan lainnya. Sepertinya, anak kedua saya lebih memiliki kecerdasan ini, dibanding kakaknya yang lebih suka berada di tempat teduh untuk membaca seperti ibunya :D

Jangan Lupakan Peran Nutrisi


Beragam stimulasi anak untuk perkembangan otak, tentunya tidak akan maksimal tanpa nutrisi anak yang optimal untuk tumbuh kembang secara keseluruhan. Air susu ibu (ASI) tentunya jadi asupan nutrisi utama untuk bayi. Kemudian, untuk mendukung pertumbuhan otak pada anak dapat diberikan beberapa jenis makanan bergizi, antara lain telur,ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, oatmeal, yoghurt, buah-buahan seperti apel. Kemudian, susu diperlukan tubuh sebagai pelengkap asupan nutrisi karena kaya lemak untuk perkembangan otak dan saraf. Meski demikian, memilih susu haruslah cermat.

Sebagai orangtua, saya selalu mengupayakan stimulasi dan nutrisi terbaik untuk anak (dok.pribadi)
Morinaga di bawah Kalbe Nutritionals, tahun 2015 lalu meluncurkan MoriCare+ Prodiges yang merupakan sinergi antara nutrisi dan stimulasi. Untuk melengkapi kebutuhan nutrisi anak dapat diperoleh dari produk-produk yang merupakan kerjasama dengan Morinaga Research Center Japan, yang akan mendukung kecerdasan multitalenta (brain care), lalu memberikan pertahanan tubuh ganda (body defense), sekaligus  mendukung tumbuh kembang optimal (body growth).

Untuk memadukan dengan sinergi stimulasi, MoriCare+ Prodiges mengenalkan modul stimulasi digital berjudul Multiple Intelligence Play Plan atau MI PlayPlan, agar orangtua dapat lebih mudah mengenali dan mengembangkan potensi anak-anaknya.

Tapi, tahukah kalau 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas anak? Pada masa inilah, sel otak otak berkembang sangat cepat hingga 80% dari keseluruhan potensinya. Melalui Gerakan Siap Cerdaskan Bangsa persembahan Morinaga maka orangtua akan diajak orangtua memahami megenai pentingnya nutrisi dan stimulasi anak untuk perkembangan otak pada 1000 HPK.

Website yang diinisiasi oleh Morinaga yaitu www.siapcerdaskan.com dapat diakses untuk orangtua yang ingin memperoleh informasi mengenai nutrisi dan stimulasi. Selama periode April s/d Juni 2016, tiap kujungan ke website tersebut akan dikonversi sebagai nilai rupiah, yang kemudian akan diberikan sebagai donasi guna rehabilitasi sekolah di daerah-daerah melalui Yayasan ASA (Act, Serve, Aspire).

Produk-produk Morinaga untuk Generasi Platinum (dok.pribadi)
Selain kunjungan ke website, ada pula Gerakan 1000 Hadiah Pertama. Siapa saja dapat mendonasikan buku layak pakai dan mainan edukatif  untuk anak-anak yang membutuhkan sebagai alat stimulasi dan perkembangan otak. Donasi dapat diberikan pada Morinaga Parenting Seminar Roadshow “Siap Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini” dan pada kegiatan mall to mall event: Dunia Generasi Platinum, bulan April s/d Novermber 2016 di 15 kota di seluruh Indonesia.

Untuk warga Jakarta dan sekitarnya, siap-siap ya Gerakan Siap Cerdaskan Bangsa akan dibuka dengan acara Seminar Parenting pertama yang akan digelar pada :

Hari    : Sabtu, 2 April 2016
Waktu : 08:00 – 15:00 WIB
Lokasi : The Kasablanka lt. 03 (Mall Kota Kasablanka/Kokas)

Untuk informasi lebih lanjut, bisa melalui saluran media sosial yaitu Facebook: Morinaga Platinum, Twitter: @Morinagaid dan Instagram: @MorinagaPlatinum. Lalu bisa juga menghubungi langsung ke nomor kontak yang tertera pada gambar dibawah ini yaa.

Yuk sama-sama belajar untuk menjadi orangtua yang mampu mengoptimalkan stimulasi dan nutrisi untuk anak sehat dan cerdas.



Sumber :
http://www.webmd.com/parenting/baby/infant-development-9/brain-development
https://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_multiple_intelligences
http://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/features/brain-foods-kids
http://www.parenting.com/article/got-milk

8 comments:

  1. yuk..yuk aku juga mau dateng mbak

    ReplyDelete
  2. yg besar anakku juga gitu awalnay pemalu mbak, harus ketemu yg klik dulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selain anakku, aku juga lihat ada juga bbrp anak sulung yang pemalu begini. Hehe apa ini sindrom anak sulung ya :)

      Delete
  3. terima kasih informasi ttg stimulasinya, kebetulan anak2 saya masih balita semua :)

    Ooo tgl 2 April akan ada seminar parenting di Kokas ya? Ah sayang gk bisa ikutan krn ada acara lain :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bermanfaat ya. Wah sayang gak bisa dateng, mungkin lain kali bisa pas jadwalnya.

      Delete
  4. dapet banyak ilmu ya mba dari pertemuannya..seru ajaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suka sih banyak acara begini, supaya ibu2 lebih banyak ilmu untuk mendidikn anak ya

      Delete

Terimakasih yaa ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...